Getaran ponsel membuat Yoongi tersentak hingga membuatnya terduduk. Kepalanya terasa amat pening. Ia ingat bahwa tadi mereka sempat berbicara dan sesudahnya gelap. Yoongi mengusap tenguk belakangnya yang terasa amat sakit.
"Sial, dia memukulku hingga pingsan,"
Dengan malas Yoongi mengangkat ponselnya, "siapa ini?"
"BAJINGAN! KAU MEMBUATKU TERJAGA HANYA UNTUK MENGETAHUI CCTV MANA YANG INGIN DI-HACK! KAU JANJI AKAN MENELEPON LAGI TAPI INI SUDAH JAM 9 PAGI SIALAAAN!!"
Ingin rasanya Yoongi membalas sumpah serapah yang sungguh sangat tidak baik untuk ditiru jika tidak ingat ia masih mengharapkan bantuan sahabatnya ini, "shit kau membuat telingaku sakit! Aku ada urusan saat itu,"
Ya, berolahraga dengan Jimin. Batin Yoongi dalam hati.
"BAJINGAN TENGIK! JIKA TIDAK INGAT KAU ADALAH SAHABATKU SUDAH KUBAKAR APARTEMENMU KAU TAHU TIDAK!!"
"Chill, Namjoon,"
"CHILL APANYA HAH! GARA-GARA MENUNGGU KABARMU AKU JADI MENUNDA MAKING LOVE DENGAN SEOKJIN DASAR BANGSAT!"
Tanpa sadar Yoongi terkekeh membuat yang di seberang sana tambah emosi, "SEKARANG KAU TERTAWA HAH DASAR SIALAN!"
"Baiklah, kali ini aku akan meneleponmu lagi. Aku harus bertanya pada Jimin terlebih dahulu, bye,"
Telepon ditutup secara sepihak karena Yoongi yakin jika menunggu Namjoon setuju, telinga akan mengalami kerusakan permanen karena amarah Namjoon yang begitu besar.
Manik kelam Yoongi menatap segala sudut kamarnya dan tidak menemukan Jimin di manapun, maka pria surai hitam itu mencari kekasihnya ke segala penjuru ruangan apartemennya.
**
"Hei,"
Jimin menoleh dengan pipi bersemu, "pa-pagi,"
Yoongi tersenyum senang karena menemukan fakta bahwa yang berada di hadapannya adalah Jimin, bukan dia. Yoongi segera melumat bibir kekasihnya, "morning kiss," ucapnya setelah melepas ciuman panas dan singkat tadi.
Pipi Jimin masih bersemu. Gadis manis itu memakai kaos Yoongi yang membuatnya tampak menjadi sangat mungil membuat Yoongi gemas.
"Aku ingin bertanya sesuatu tentang kemarin, Jimin. Apakah kau tidak keberatan? Jika kau tidak mau bercerita aku akan bertanya dengannya,"
Senyum Jimin luntur seketika. Maniknya mengedar ke kanan karena panik dan takut mengingat kejadian kemarin, "hmm-apa-anu.."
"Tenanglah. Aku tidak ingin memaksa tapi aku butuh info secepatnya. Kuharap kaumengerti," ucap Yoongi sembari menyamankan diri di antara kedua kaki Jimin. Jimin tengah duduk di meja makan dan Yoongi berdiri tepat di antara kakinya sembari mengelus surai Jimin sayang.
"Ba-baiklah,"
Yoongi tersenyum, "terima kasih. Apa kau ingat nama tempat di mana Tuan Park menjualmu?"
Air mata Jimin sudah terkumpul di pelupuk matanya, "a-aku tidak begitu ingat, tetapi tempatnya persis di pinggir kota di gang sebelah toko roti,"
Yoongi mengangguk walau info itu tidak membantunya sama sekali, tetapi ia tidak mungkin mengatakan hal tersebut, "Bae, apa kau ingat sesuatu tentang tempat itu? Mungkin pintu atau dekorasi depannya?"
Jemari mungil Jimin tanpa sadar menggenggam erat bahu telanjang Yoongi, "ba-banyak lukisan tergantung, Oppa.."
Yoongi terdiam dan menghela napas lega. Ya, ia tahu di mana tempatnya. Hanya ada satu bar yang memiliki banyak lukisan yang menggantung, "gomawo Jiminie, aku akan menelepon Namjoon dahulu,"
![](https://img.wattpad.com/cover/139717833-288-k205837.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You See Me Now? [YoonMin]
FanfictionJika dilihat sepintas, Jimin dapat dipastikan hanyalah gadis biasa. Jika dibandingkan dengan gadis lain di kampusnya, ia kalah dalam segala aspek. Ia tidak punya apa-apa. Tidak punya rasa percaya diri, tidak punya paras cantik, tidak punya otak cerd...