Chanyeol dan Kai menyusul Sehun kekamarnya. Betapa terkejutnya mereka saat melihat seorang perempuan yang diperkirakan umurnya masih duapuluh tahunan, terkapar di lantai dengan darah yang terus mengalir dari beberapa bagian tubuhnya.
"Astaga," pekik Kai keget.
Sementara Sehun, jangan di tanya seberapa datarnya wajah dia. Bukannya takut, Sehun malah memainkan salah satu jari korbannya yang sudah terputus menggunakan pisau kecil tapi tajamnya itu.
"Hun, sumpah gue gakuat," lirih Chanyeol yang memang takut darah. Seketika, Chanyeol merasakan ruangan yang terang itu menjadi gelap.
"Caplang, bangun oy."
Samar-samar, Chanyeol mendengar ada yang memanggil dirinya. Dengan perlahan, ia membuka matanya menyesuaikan dengan cahaya lampu."Bangun, buset dah lama banget lo pingsannya," protes Jongin.
"Berapa lama emangnya."
"Hampir tiga jam ."
"CADEL, CADEL MANA CADEL KAI, SI CADEL MANA?" Teriak Chanyeol tidak jelas.
"Hmm," gumam Sehun
"Astaga, del. Lo kenapa ngelakuin itu lagi sih," tanya Chanyeol
"Suka." Singkat, padat jelas.
"Kesukaan dia mah beda daripada yang lain Palang. Udahlah, selagi dia merasa bahagia yaudah biarin aja. Daripada dia..." Kai sengaja menggantungkan kata-katanya. Tentu, itu membuat Chanyeol menatap tajam Kai.
"Terserah kalian saja," lirih Chanyeol yang merasa tidak ada pembelaan atas dirinya.
***
Sehun kembali memasuki ruangan yang sepi, hanya suara alat-alat medis yang terdengar. Kembali, ia mencurahkan isi hatinya kepada sang kakak Suho yang masih belum sadarkan diri. Sehun selalu menceritakan kejadian-kejadian yang ia alami kepada Suho.
Setiap malam, Sehun selalu berdo'a agar kakaknya dapat segera sadar. Tapi, mungkin tuhan punya rencana yang lebih indah.
Segala cara juga sudah di lakukannya demi kesembuhan Suho. Bahkan, Suho pernah mendapatkan perawatan intensif di salah satu rumah sakit cukup terkenal di London.
"Hyung, bangun," lirihnya.
"Hyung tau tidak? Aku sedang menyukai salah satu anjing. Aku pikir, anjing itu sangat menggemaskan, tapi masih lebih menggemaskan Vivi. Rambutnya juga tidak selebat punya Vivi, dan warnanya hitam. Dia masih kecil hyung. Aku berencana untuk membelinya nanti. Apakah hyung membolehkan ku?" Sehun tersenyum mengingat kata-katanya.
Ia teringat masa kecilnya bersama Suho dan kedua orang tuanya.
FlashBack
"ahhhhhhh, hyung, geli," teriak Sehun saat Suho menggelitiki pinggang kecilnya.
"Makannya jangan nakal."
"Ampunn hyung aku berjanji tidak akan nakal lagi. Maafkan aku," janji Sehun.
Mendengar janji adiknya, Suho berhenti menggelitiki Sehun. Mereka duduk bersama di ranjang Suho.
Mobil-mobilan dan mainan lainnya berserakan di lantai akibat ulah kakak beradik itu.
"Hyung, aku mau mobil mu yang berwarna merah itu."
"Tapi, bukankah kau pun mempunanyi mobil yang sama seperti punyaku?"
"Tapi, punyaku berwarna biru. Lebih keren yang punyamu hyung," rengek Sehun.
Dengan senyuman melintang, Suho memberikan mobil-mobilan yang di minta Sehun.
Sehun kecilpun menerimanya dengan senyum manis yang bisa meluluhkan hati Suho. Karna Sehun, adalah kesayangannya, kesayangan mamah dan papahnya, dan juga kesayangan keluarga Oh. Sehun adalah berlian di dalam keluarga Oh. Maka dari itu, ia selalu mendapatkan apapun yang dia inginkan. Tidak ada yang boleh melarangnya dalam melakukan apapun, tidak ada yang boleh membantahnya saat dia berkata 'ya' ataupun 'tidak'.
FlashBack Off
Sehun termerung ditemani secangkir cokelat panas yang masih mengepulkan asapnya.
Banyak orang mengatakan jika mood kita sedang berantakan, cokelat panas adalah salah satu obatnya. Tapi, tidak bagi Sehun. Sudah tiga cangkir cokelat panas yang di habiskannya dan ini adalah cangkir yang keempat. Tapi, rasanya tidak ada perubahan. Karena Sehun sangat menyukai cokelat panas.
"Permisi tuan, ini ada kiriman surat dar-" belum sempat Tuan Chan, salah satu orang kepercayaan keluarga Oh melanjutkan kata-katanya, Sehun langsung mengambil surat tersebut dan merobeknya.
"Jangan pernah menerima surat apapun lagi. Apalagi, dari perusahaan Kim," perintah Sehun, yang di balas anggukan oleh Tuan Chan.
"Baik, saya permisi tuan," pamit Tuan Chan.
***
Bel masuk telah berbunyi sejak dua puluh lima menit yang lalu. Kolidor sekolah pun sudah sangat sepi, karena siswa-siswi telah memulai pelajaran pertama mereka di hari rabu ini.
Hanya ada seseorang yang berjalan dengan santainya menyusuri kolidor sekolah, dengan baju yang dikeluarkan dan tas disampirkan di bahu kanannya. Siapa lagi kalau bukan Oh Sehun? Prian tampan bak malaikat yang selalu mencuri perhatian wanita dan juga tidak pernah lepas dari yang namanya masalah.
Bukannya pergi ke kelas, Sehun malah pergi menuju kantin. Suasana di kantin sangat sepi, hanya ada beberapa penjual makanan yang sedang asik bergosip.
Sehun duduk di salah satu bangku yang berada di tengah-tengah, sambil memainkan ponselnya dengan earphone terpasang di telingannya.
Saat ini, ia sangat malas pergi ke kelas, karena pagi ini adalah mata pelajaran yang tidak disukainnya. Maka dari itu, ia berencana pergi ke kelas saat jam pelajaran telah berganti.
Seperti biasa, secangkir cokelat panas menemani Sehun.
"Woy, bolos lagi, bolos lagi, bolos aja terus lo." Ucap seseorang yang Sehun kenal jelas suara serak khasnya. Siapa lagi kalau bukan si ketua OSIS yang sangat dingin dan wajahnya selalu datar, Kyungsoo?
Hanya Kyungsoo yang berani menegur Sehun saat ia melanggar peraturan sekolah, selain para guru
Kyungsoo sungguh the best.Sehun hanya melirik sesaat kemudian memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Mau lo tuh apaan si? Gue capek tau lama-lama sama lo. Selalu ngelanggar peraturan sekolah. Kalo ga bolos, terlambat, ngegebugin siswa lain, bikin baper cewe-cewe," ucap Kyungsoo menjelaskan peraturan peraturan yang selalu di langgar Sehun
"Siapa yang suruh ngurusin gue?" Tanya Sehun dingin.
Kyungsoo hanya bisa memegangi kepalanya, tiba-tiba ia merasa migren.
Tanpa mengucapkan apapun lagi, Kyungsoo pergi meninggalkan Sehun. Tetapi, sebelum pergi, ia menaruh selembar kertas yang sudah ia siapkan sebelum menghampiri Sehun.Sehun memasukkan kertas tersebut kedalam tasnya. Ia sudah sering bahkan tak terhitung, sudah berapa kali Kyungsoo memberinya kertas itu. Perlu kalian ketahui, itu bukanlah kertas undangan pernikahan ataupun undangan yang lainnya. Tapi, itu kertas keterangan poin