Nertha memandang lurus ke depan, ia masih mencerna apa yang sekarang ini terjadi. Ia masih tidak mengerti bagaimana Sehun bisa terlibat dalam penculikannya ini. Dan Sehun, pria bertubuh tinggi itu sama halnya dengan Nertha memfokuskan matanya kedepan dengan pikiran yang berbeda.
Lelah dengan keheningan yang terjadi, Sehun menghela napas berat "Apakah kita akan terus seperti ini?" tanyanya tanpa mengalihkan pandangan.
Nertha diam. Keheningan kembali terjadi di antara keduanya.
"Apakah kalian akan tetap disini sampai berganti hari?" suara seseorang membuat kedua lawan jenis yang sibuk dengan pikirannya masing-masing menolehkan kepala dan mendapati Suho .
"Masuklah makan malam sudah siap," lanjut Suho dengan tatapan tertuju pada Nertha.
Nertha yang melihat Suho reflek menundukkan kepala, ia ingat kejadian dimana pertama kali bertemu dengan Suho yang berujung meninggalkan luka di telapak kakinya.
Sehun yang menyadari perubahan pada Nertha tampak bingung "kenapa dia jadi terlihat takut? Apa hyungku seseram itu" batih Sehun.
"Kami akan segera masuk hyung," jawab Sehun.
Keduanya masuk mengikuti Suho. Meja makan sudah dipenuhi oleh berbagai macam makanan lezat. Suho mengambil duduk di salah satu kursi diikuti oleh Sehun.
"Duduklah dan nikmati makan malam ini," perintah Suho yang melihat Nertha tidak kunjung mengambil tempat.
Mendengar perintah Suho dengan cepat Nertha menarik salah satu kursi yang berjarak aga jauh dari tempat Suho dan Sehun.
Melihat tingkah Nertha yang semakin mencurigakan membuat Sehun yakin jika terjadi sesuatu diantara hyungnya dan kekasihnya itu. Entah mengapa mengakuinya sebagai kekasih menbuat Sehun geli sendiri.
Makan malam pertama ketiganya terjadi dengan sangat hening, hanya terdengar suara dentingan alat makan masing-masing.
"persiapan acara pernikahan kalian sudah hampir 80%" ucap Suho memecahkan keheningan.
Mendengar ucapan Suho, membuat Nertha tersedak dan segera mengambil air di dekatnya. Nertha memberanikan diri menatap mata Suho meminta penjelasan atas ucapannya tadi.
Suho yang mengerti akan tatapan Nertha membenarkan posisi duduknya dan mulai menjelaskan.
"Ya, kau akan menikah dengan adik ku Sehun," ucap Suho.
Lagi, Nertha dibuat kaget oleh pengakuan Suho terhadap Sehun yang ternyata adalah adiknya. Nertha berfikir Sehun pasti sudah tahu semua ini, mulai dari penculikan yang dilakukan terhadapnya sampai acara pernikahan sebelah pihak ini, semua itu terlihat dari sikap acuhnya Sehun terhadap perkataan Suho. Pria itu masih tetap fokus menghabiskan makanan di piringnya.
"ia, aku sudah mengetahui semuanya. Dan aku terlibat dalam penculikanmu Nertha," ucap Sehun seakan tau apa yang di pikirkan Nertha.
"Lanjutkan makan dan kita bahas lagi nanti," perintah Suho.
***
Nertha terdiam di tepi ranjangnya, ia masih tidak percaya dengan apa yang di alaminnya pagi ini. Berawal dari munculnya Sehun, fakta bahwa Sehun terlibat dalam rencana penyandraannya, pengakuan Suho si pimpinan di balik semua ini yang ternyata Kaka dari Sehun, hingga acara perjodohan yang dilakukan sebelah pihak. Sungguh memikirkan itu membuat kepala Nertha sakit.
Pintu kamar terbuka perlahan, menampakkan Sehun yang tampil dengan baju santainya. Tanpa meminta izin, Sehun masuk kedalam dan mendekati Nertha.
"Tidak usah terlalu di pikirkan, semuanya akan baik-baik saja," ucap Sehun seraya mengusap puncak kepala Nertha lembut.
Mendapat perlakuan semacam itu membuat Nertha kembali berfikir apa maksud dan tujuan Sehun melakukan semua ini?
"Apa maumu Sehun?" tanya Nertha.
"Mendapatkanmu," jawab Sehun santai
"kau sudah mendapatkannya, aku ini kekasihmu Oh Sehun," ucap Nertha dengan penuh penekanan.
"aku ingin lebih dari itu," ucap Sehun seraya mencium kening Nertha lama.
Lama kelamaan, ciuman itu semakin turun hingga sampai pada titik sensitiv Nertha.
Dengan sekuat tenaga Nertha menghentikan semua ini sebelum semakin berlanjut tapi, usahanya gagal karena Sehun jelas lebih kuat dari dirinya. Dan malam itu menjadi malam yang semakin menyedihkan dan menyakitkan bagi Nertha saat ia harus kehilangan segalanya.
***
Pagi-pagi sekali, Nertha terbangun dan mendapati Sehun yang berbaring di sampingnya. Nertha mengamati wajah Sehun yang terlelap damai berbeda ketika pria itu tengah bangun.
Dengan perlahan tanpa mau membangunkan Sehun, Nertha bangkit dan segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah dirasa cukup, Nertha membuka pintu kamar mandi dan mendapati Sehun sudah terduduk sambil bersandar pada kepala kasur dengan muka bantalnya, membuat Nertha seketika gemas. Nertha kembali mengingat kejadian malam tadi dimana Sehun meyakinkan dirinya untuk percaya pada pria itu bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Dan entah sihir apa yang bersarang di diri Nertha, ia dengan mudahnya mempercayai ucapan dan janji Sehun. Padahal, sejak awal mereka menjalin hubungan yang disahkan secara sebelah pihak oleh Sehun beberapa minggu lalu membuat kedongkolan tersendiri bagi Nertha. Tapi, malam tadi ia dengan mudahnya menganggukkan kepala atas apa yang di ucapkan Sehun.
Senyum Sehun mengembang saat melihat Nertha berjalan kearahnya.
"pagi," sapa Nertha dengan senyum manisnya.
Sehun hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.
"segeralah bersiap, kita akan pergi," perintah Sehun. Dan lagi, tanpa diduga dan tanpa banyak bertanya, Nertha segera melaksanakan perintah Sehun.
Tanpa membuang banyak waktu, keduanya sudah siap untuk pergi. Mobil Sehun melaju dengan santai di jalanan Seoul yang tampak sepi di pagi hari ini tidak seperti hari-hari biasanya. Membuat Nertha memfokuskan pandangannya pada pemandangan yang mereka lalui.
Hingga, tanpa Nertha sadar sebuah mobil dari arah berlawanan melaju dengan kencang hingga hilang kendali dan kecelakaan tidak dapat di hindari.
Kepulan asap keluar dari dalam cup mobil Sehun, dengan kesadaran yang tidak sempurna, Sehun berusaha keluar dari dalam mobil sebelum ahirnya sebuah ledakan menghancurkan mobilnya.