[8]

113 29 4
                                    


Sehun memutuskan kontak matanya dengan Nertha. Entah mengapa, saat menatap mata biru itu, jantungnya berdetak lebih cepat.

"Ahh, baiklah, karena kalian sudah telat kalian harus menerima hukuman sesuai dengan peraturan di sekolah ini. Kalian bertiga bisa menuju taman depan dan membersihkannya," ucap Nertha

"Jika saja si pinguin itu tidak ada, pasti kita tidak akan di hukum," gerutu Kai

"APA YANG KAU KATAKAN?" teriakkan Kyungsoo membuat Chanyeol, Kai dan Sehun segera keluar dari ruangan itu.

Bukannya membersihkan taman sekolah, ketiga lelaki itu malah bermain bola basket.

"Apa kalian tuli?" Suara yang jelas mereka kenal, membuat permainan mereka terhenti.

"Nanti saja, lagian taman itu tidak terlalu besar tentu kita akan mudah membersihkannya dalam waktu yang singkat," ucap Kai berusaha membela diri.

"Cepat kerjakan sekarang atau kalian akan berhadapan dengan Mr. Minseok?" Balas Kyungsoo sambil menekankan kata-kata terahirnya.

Mendengar nama Mr. Minseok membuat ketiganya bergegas menuju taman. Mereka tidak mau jika harus berhadapan dengan guru yang killer seperti Minseok.

Benar apa yang di katakan Kai tadi. Membersihkan taman hanya membutuhkan waktu yang singkat.

Sekarang Ketiganya berada di kantin untuk menghilangkan rasa lelah dan juga haus.

"Kenapa pinguin itu selalu datang disaat-saat yang tidak tepat?" Gerutu Chanyeol.

"Aku ingin menghabisi dia rasanya," ucap Sehun datar.

"Habisi saja dia aku rela," balas Chanyeol santai

***

Sehun terlihat fokus mendengarkan penjelasan Mr. Minseok, semua murid pun demikian.

Mereka tidak berani berbicara saat pelajaran Mr. Minseok pasalnya, Mr. Minseok bisa di bilang guru yang paling killer, tegas, dan disiplin.

"Sampai disini pertemuan kita hari ini, tugas dikumpulkan minggu depan dan bagi yang tidak mengerjakan kalian pasti tau apa akibatnya, ada yang mau ditanyakan sebelum saya keluar?" Tanya Mr. Minseok

"Tidak," jawab semuanya

Setelah kepergian Mr. Minseok, Sehun dan kedua temannya Chanyeol dan Kai pergi ke kantin untuk menghilangkan rasa lapar yang sudah mereka tahan sejak jam pelajaran dimulai tadi.

Sesampainya di kantin, ketiganya mengambil duduk yang biasa mereka gunakan.

"Mau makan apa?" Tanya Sehun tiba-tiba.

Mendengar tawaran Sehun, membuat Chanyeol dan Kai menatap heran Sehun. Tidak biasanya Sehun menawarkan mereka seperti ini.

"Gue mau nasgor sama es teh aja," jawab Chanyeol

"Gue juga sama aja" balas Jong In.

Sehun mengangguk dan segera menuju grobak penjual nasgor.

"Hai," sapa Sehun kepada wanita yang sedang memesan nasgor juga.

"Ha..hai," balas Nertha.

"Pulang sekolah, bareng gue mau?" Tawar Sehun.

Nertha hanya mengangguk sebagai jawaban. Sebenarnya, ia bingung harus menjawab apa jadi ya Nertha hanya mengangguk saja.

***

Sehun menyenderkan tubuhnya pada body mobil sport hitamnya. Saat ini, ia tengah menunggu Nertha tapi ia tak kunjung juga datang. Padahal, bel sudah berbunyi sejak limabelas menit yang lalu.

Dengan sabar Sehun menunggu Nertha. Entah mengapa, ia sangat bersemangat menunggu satu gadis itu, padahal Sehun bukan tipe orang yang suka menunggu dalam waktu lama.

Hingga sampai menit ke dua puluh Sehun menunggu Nertha, namun gadis itu tidak juga menampakkan batang hidungnya.

Sehun menghela napas berat, satu sisi ingin rasanya ia pergi meninggalkan palkiran sekolah yang hanya tinggal mobilnya saja yang terpalkir. Tapi, di sisi lain rasanya sangat berat meninggalkan tempat itu, Sehun tetap berharap jika Nertha akan segera muncul.

Sehun menatap tajam kearah gadis yang sedang berjalan kearahnya "ahirnya," lirih Sehun.

Nertha mendekati Sehun dengan rasa gugup yang masih mendominasi dirinya. Sejak duapuluh menit yang lalu, ia berusaha untuk mengubur dalam-dalam rasa gugupnya, saat rasa gugupnya sudah hilang Nertha memberanikan diri untuk menghampiri Sehun yang ia tahu sedari tadi menunggunya. Tapi, saat sudah menatap mata elang milik Sehun, rasa gugup itu kembali datang dan sekarang malah bertambah.

Nertha merutuki dirinya sendiri kenapa ia harus bersikap seperti ini saat bertemu Sehun bahkan hanya melihatnya dari jauhpun bisa membuat jantungnya berdetak kencang.

"Ha.hai, maaf lama," ucap Nertha dengan kegugupan yang tidak bisa ia sembunyikan.

"Hm, gak papa. Ayo, sudah mau hujan," ucap Sehun sambil menengadahkan kepalanya pada langit yang memang sudah mulai gelap.

Nertha hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

Setelah keduanya memasuki mobil dan memasang safetybelt Sehun mulai melajukan mobilnya di jalanan kota Seoul yang mulai menitikkan air hujan.

Selama di perjalanan,keduanya terdiam dengan pikiranya masing-masing. Hingga ahirnya Sehun menghentikan mobilnya di depan rumah mewah berlantai dua yang dindingnya di dominasi oleh warna putih tulang.

"Emm..makasi udah nganterin aku pulang," ucap Nertha.

"Gausah bilang makasi karena mulai hari ini, kamu adalah tanggung jawabku."

Nertha mengerutkan keningnya tidak mengerti maksud dari ucapan Sehun.

"Mulai saat ini, kamu pacar aku," jawab Sehun yang menyadari maksud dari kerutan dahi Nertha.

Spontan, Nertha membolakan kedua matanya. Ia tak percaya seorang Oh Sehun akan berkata demikian padanya, sungguh ini seperti mimpi di siang bolong.

"Aku serius Nertha," ucap Sehun sambil memperlihatkan senyumanya.

Hening, Nertha tidak mampu mengatakan sepatah katapun lidahnya terasa kaku untuk berbicara. Sedangkan Sehun masih setia menunggu Nertha mengucapkan sesuatu.

Merasa tidak akan ada respon dari Nertha, Sehun memecahkan keheningan, "Cepat masuk, hujan sudah reda."

Nertha tersadar dari lamunannya. Benar saat ia melihat keluar jendela, hujan sudah reda dan langitpun tidak segelap tadi.

Nertha hendak keluar dari mobil Sehun, tetapi pergerakkannya terhenti saat Sehun mencekal pergelangan tangannya.

"Tuliskan nomor ponselmu agar aku bisa dengan mudah menghubungimu?" Ucap Sehun sambil memberikan ponselnya kepada Nertha.

Dengan perasaan masih campur aduk, Nertha menuliskan nomornya pada ponsel pintar Sehun.

"Jangan lupa makan, belajar dan istirahat dengan cukup. Aku akan menghubungimu nanti malam dan kau harus menjawabnya," tutur Sehun.

Lagi, nertha hanya mengangguk patuh.

 CALL ME MONSTER❌OSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang