Epilog

3.9K 131 0
                                    



"Adam! Jangan lari lari nak" aira menjerit ketika sedang bermain di halaman kebun belakang rumahnya, adimas mengalihkan pandangannya dari koran menuju keluarga secilnya.

"Adam gak mau dekat dekat sama umi, umi jahat, umi suka belain hawa ketimbang adam" seorang bocah kecil berumur 6 tahun berkata dengan bibir yang mengerucut dan pipi yang memerah menahan panas yang berasal dari matanya.

"Hei hei sayang, dengerin umi ya, anak cowok gak boleh nangis, umi gak belain hawa nak, kasian hawa gak ada yang nemanin masa iya kamu jahat sama adik kamu sendiri" aira berkata sambil mencium cium pipi genbul putra sulungnya.

Adimas menghampiri aira dan adam sambil menggendong putri cantiknya yang bernama hawa, " siapa yang sudah jahatin putri abi?" Adimas berkata seraya menyipitkan matanya kepada adam anak sulungnya.

"Adam gak jahatin hawa bi, adam sayang kok sama hawa, tapi kan gak mungkin adam main boneka boneka sama hawa, adam kan cowok" adam berkata seraya menundukkan kepala nya dan memeluk adik kesayangannya .

Aira dan adimas tersenyum bangga melihat anak anak nya tumbung dengan kasih sayang. Walau pun adam suka berkelahi dengan adik perempuannya hawa namun itu tak berlangsung lama. Adam akan meminta maaf dulu bahkan memeluk hawa dulu kalau hawa sudah berlinanga air mata.

Adimas kembali memeluk aira dan sesekali mencium pipi istrinya, aira membalas pelukan suaminya itu dengan perasaan bahagia akan kehadiran 2 malaikat penyemangat hidupnya.

***

"Jahat ya piknik gak ngajakin oma sama opa" buk ida berkata seraya berjalan menuju ke cucu cucu nya yang sudah kegirangan akan kehadiran mereka kekebun belakang rumah nya.

"Yey opa sama oma datang dek" adam berlari terbirit birit seraya menggenggam tangan hawa yang baru berumur 4 tahun

"lihat lihat oma bawa apa ayoooo" buk ida menjerit histeris ketika sudah memeluk kedua cucunya dengan penuh kasih dan sayang.

"lihat oma bawain kakian kue coklat taraaaaaa" kata buk ida histeris dan disambut sorakan gembira dari kedua cucunya.

" opa juga bawa sesuatu untuk cucu cucu opa" pak edi tak kalah histeris nya ketika kedua cucu cucu nya sudah datang memeluknya.

Adimas dan aira hanya tersenyum senyum ketika melihat semangat dari pak edi dan buk ida terlebih lagi semangat dari kedua permata hanti nya.

END

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Humaira Hamzelina  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang