Part 1

6.3K 170 0
                                    

Humaira Pov

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Humaira Pov

Hey kenalkan nama ku Humaira Hamzelina, orang terdekat ku kerap memanggil ku dengan aira, aku tinggal bersama kedua orang tua ku, dan aku juga merupakan anak tunggal.

aku baru saja menyelesaikan kuliah ku di perguruan tinggi politeknik negeri bengkalis yang ada di kota ku, aku berasal dari indonesia bagian barat, tepat nya di komplek rimbas provinsi riau, kab.Bengkalis.

dan aku memiliki seorang kekasih yang bernama Bara Andika ia seorang yang berasal dari keluarga terpandang yang ada di sekitaran rumah ku, ayah bara menjabat sebagai RT/RW di wilayah rumah ku, ia juga sangat menyayangi ku, ia memiliki hidung yg mancung, kulit yang putih, memiliki tinggi 170, dan juga memiliki alis seperti semut beriring yang menambah kesan ketampanan yang ia miliki.
Dan ini kisah ku.......

***
Author Pov
Didalam sebuah masjid yang cukup besar yang ada di daerah bengkalis khusus nya di komplek rimbas, terdapat 2 orang pria yang sedang berbincang-bincang.

seorang pria paruh baya yang memiliki umur sekitar 50an dan seorang pria matang yang berumur sekitar 25 tahun. Mereka tampak asik berbincang-bincang "bagaimana Adimas? Apakah masih sama?". seorang pria paruh baya bertanya kepada seorang pria matang yang diketahui namanya Adimas.

"masih sama ustad, bahkan ini sudah kali ke-3" adimas menjawab pertanyaan pria paruh baya yang ternyata adalah seorang ustad di komplek rimbas.

"jika memang ia jodoh mu, segera halal kan dia nak" ustad memberi masukkan kepada adimas.

adimas yang mendapat masukan dari sang ustad tampak kaget, namun ia segera merubah raut wajahnya menjadi biasa-biasa saja.

Bagaimana tidak kaget, ia bukanlah seorang yang memiliki keluarga lengkap, ia merupakan seorang pria yatim piatu.

'Mana ada keluarga yang mau menjadikan nya menantu, orang tua saja tidak punya' pikirnya begitu.

"insyaallah ustad, kalau begitu saya pamit pulang dulu" adimas pun segera berpamitan dan menyalami punggung tangan ustad yang telah ia anggap sebagai ayahnya sendiri.

dan pergi meninggalkan masjid, di dalam perjalanannya menuju rumah, adimas bertemu dengan gadis yang telah menjadi jawaban-jawaban atas solat istikharah yang ia buat selama belakangan ini.

jantungnya berpacu dengan cepat tatkala si gadis yang ia sukai berpapasan di jalan, adimas melirik selintas wajah gadis tersebut.

ia mengagumi gadis itu yang memiliki rambut panjang, mata yang besar, bulu mata yang lentik, paras wajah yang kecil, dan bibir yang sexy.

'astagfurullah adimas! Sadar bukan muhrim mu itu!' batinnya menyanggah namun sayang ia tidak menggunakan jilbab.

Jauh dilubuk hatinya adimas mendoa kan bahwa kelak nanti ia bisa berjodoh dengan gadis itu.

Lain halnya dengan seorang gadis yang berpapasan dengan adimas tadi, ia hanya melirik tak suka kepada adimas.

'siapa dia? dasar pria tua culun, sok alim, seenaknya saja ia melirik ku seperti itu' batinnya berkata.

***
Adimas merebah kan tubuhnya di sofa sambil memandangi langit-langit yang ada di rumahnya.

adimas masih memikirkan masukan yang diberi oleh ustad tadi sore, ia masih menimbang-nimbang, tak lamanya ia pun tersenyum.

"assalamualaikum ustad? Adimas boleh minta tolong gak?
"............."
"Bismillah, bapak? Lusa besok tolong lamarkan dia untuk adimas"
"..........."
"baiklah pak ustad, terimakasih pak wassalamualaikum "

Senyumpun merekah di antara bibir manis yang dimiliki adimas,dengan jantung berdegub kencang ia terus memikirkan tentang hari esok .

Tentang dimana ia akan melamar gadis yang telah allah jawabkan atas istikharah-istikharah yang ia lakukan.

***
" saya datang kemari dengan nak adimas, bermaksud untuk melamar anak ibuk dan bapak, untuk di peristrikan  oleh adimas yang telah saya anggap anak saya sediri ".

Setelah sekian lama ustad indra, adimas dan pak edi beserta istri berbincang, dan berbasa basi, kini ustad indra sudah mulai menguratakan maksudnya dan adimas datang berkunjung kerumah keluarga pak edi.

Adimas yang duduk disamping ustad, tak henti hentinya membaca ayat kursi guna untuk meredakan detakan jantungnya yang seperti konser di tubuhnya.

ia bekeringat menunggu jawaban dari buk ida dan pak edi, insyaallah calon mertuanya itu.

"baiklah pak, saya sebagai seorang ayah hanya bisa pasrah dalam hal ini, lagian ini semua sudah kehendak allah" pak edi menjawab dengan raut wajah bahagia.

bagaimana tidaknya adimas adalah seorang pemuda yang rajin, taat akan ibadah, dan melamar putrinya yang memiliki kepribadian yang bertolak belakang dengan adimas.

pak edi menerima adimas bermaksud agar putrinya kelak akan berubah seiring dengan waktu.

"iya pak ustad dan nak adimas, kami selaku orang tua sangat berharap anak nya mendapt jodoh yang bisa membimbing dia ke jalannya allah, semoga nak adimas bisa ya" buk ida menambah argumennya mendukung suaminya.

'alhamdulillah ya allah' adimaa bergumam dalam hati, "baiklah pak edi dan buk ida, kapan kiranya pernikahan ini bisa terjadi, kalau bisa secepatnya ".

Ustad indra memberi saran kepada orangtua gadis yang dilamar oleh adimas, "boleh, tapi tentunya kami juga harus memberi tahu dulu kepada putri kami, prihal ini".

Tak jauh dari mereka bertiga ada seorang gadis yang sembunyi di balik tembok yang sedang menahan isakan tangis yang disebab kan nyeri yang ada di dadanya, tentang prihal pernikahan dan perjodohan bodoh yang telah orang tuanya lakukan.

Tak jauh dari mereka bertiga ada seorang gadis yang sembunyi di balik tembok yang sedang menahan isakan tangis yang disebab kan nyeri yang ada di dadanya, tentang prihal pernikahan dan perjodohan bodoh yang telah orang tuanya lakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'apa ini? Kenapa harus aku? Aku benci kamu Adimas Bagaskara' ia membatin .

seraya memejamkan matanya yang tersa panas akan cairan yang telah lama menggeng dipelupuk matanya itu, berlahan cairain itu pun jatuh beriringan dengan mata yang dipejamkan oleh pemiliknya.

seraya memejamkan matanya yang tersa panas akan cairan yang telah lama menggeng dipelupuk matanya itu, berlahan cairain itu pun jatuh beriringan dengan mata yang dipejamkan oleh pemiliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

gadis itu menahan nafasnya sejenak sambil menahan isakan yang akan mengalun dibibir indahnya.

Bersambung.........

Humaira Hamzelina  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang