*************
Happy Reading
**************
Raya enggan untuk masuk ke dalam kos Edo. Bagaimanapun juga kediaman Edo saat ini adalah kos yang diperuntukkan khusus bagi putra, ditambah lagi dengan lokasi yang berada di kawasan yang jarang Raya kunjungi.
Raya sendiri memang sudah cukup lama tinggal di Yogyakarta, namun dia bukan penduduk asli kota penuh kearifan budaya ini. Raya lahir di Palembang karena saat itu sang ayah harus menuntaskan pekerjaannya di Palembang. Hanya ibunya yang lembut dan sangat Raya sayangi, yang merupakan penduduk asli dari kota gudeg ini.
Raya akhirnya pindah ke Yogyakarta saat ia telah masuk kelas 1 SMP.
Raya langsung menyukai kota ini ... Nyaman dengan penduduk yang ramah.
Raya menyukainya. Sangat ...
"Ngapain diem di situ. Ayo, masuk." Edo menggandeng tangan Raya yang masih setia berdiri di depan pintu untuk masuk ke dalam kosnya.
"Jangan ditutup!" Raya memekik ketika Edo hendak menutup pintu.
"Oke." Edo menuruti keinginan Raya seraya menanggalkan jaket hingga kaos gelap bertuliskan umpatan kasar dalam bahasa asing menjadi pemandangan untuk Raya.
Merde?
Ini adalah kedua kalinya bagi Raya untuk berkunjung dan menginjakkan kakinya di kos laki-laki. Pertama adalah saat ia masih berpacaran dengan Miko, dan sekarang Raya merasa dejavu.
Raya memiliki trauma tersendiri karena di sanalah Miko mengajaknya untuk melakukan hal tabu dan menjijikkan. Raya menolaknya mentah-mentah, dan saat itulah wujud asli Miko terlihat. Kasar dan perlahan membuat Raya selalu ketus jika berhadapan dengan laki-laki, terkhusus kepada Edo.
"Santai, Beb. Aku nggak akan ngapa-ngapain kamu kok." Edo tersenyum melihat wajah tegang Raya.
Raya akhirnya setuju dan memilih untuk duduk di sofa paling ujung, yang berada begitu dekat dengan pintu.
Raya melihat kos yang ditempati oleh Edo saat ini seperti sebuah rumah biasa berlantai dua. Memiliki ruang tamu, dapur, dan beberapa ruang yang ia tahu bahwa itu adalah kamar tidur.
Raya kemudian melihat sebuah replika ... semacam sebuah desain atau rancangan sebuah rumah? Belum sempurna, namun Raya melihat adanya keindahan pada rancangan itu. Raya melihat ... bahwa itu adalah rumah impiannya yang ... yang dulu pernah Raya ceritakan kepada Edo? Tapi benarkah?
Entahlah ....
Raya kemudian mengalihkan perhatiannya kepada Edo, dan lekaki itu ternyata telah menatapnya lama.
Raya dan Edo duduk berseberangan. Mereka saling menatap, namun Raya tidak berani membalas tatapan itu.
"Kamu marah sama aku?" Ucap Edo seraya memecah hening. Suasana terlalu tegang dan canggung, membuat Raya tidak nyaman.
"..."
"Sorry kalau kemaren malam aku paksa kamu buat ikutan camping." Ucap Edo sambil mengusap tengkuk.
Raya memainkan tali ikat pada tasnya, bingung harus menjawab apa.
"Kok diem?" Tanya Edo.
Raya menatap Edo dengan raut muka cemberut bercampur masam.
"Aku lapar."
"A-apa?" Edo tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.
"Ish, aku lapar! Aku haus! Haus, Edo!" Raya memang lapar dan haus. Cuaca kota Jogja akhir-akhir ini memang sangat panas. Oleh karena itu Raya memilih untuk memakai pakaian yang terbuka untuk bahunya, off shoulder. Tapi masih dalam taraf sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RELATIONSHIP GOALS (1) | 17+
Romance❌ Roman Dewasa Baru ❌ "Ishhh Edooo sakittttt!" "Tahan bentar lagi, Baby." "Ishhh! Tapi sakit ....Tanggung jawab!!" Kisah si raja mesum "EDO" dengan si manja "RAYA". Kisah si introvert kaku "Raya", dengan si Ekstrovert bebas "Edo". Kisah cinta dengan...