9 : Edo Mencari Kesempatan.. (Part 2)

274K 13.2K 256
                                    

***

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Raya marah!

Raya benar-benar tidak menyangka Edo akan melakukan hal itu kepadanya.

"Ra, aku khilaf. Jangan marah dong." Edo mengejar Raya di belakang, namun Raya setia mengabaikan.

Raya menengok ke segala arah, mencari taksi untuknya pulang.

Raya mau pulang!

"Aku anterin kamu pulang. Jadi jangan marah gitu dong, Ra." Edo berhasil menyejajarkan tubuhnya dengan Raya, bertepatan saat sebuah taksi melewati kawasan Perumahan Jogja Town House, tempat kos Edo saat ini berada.

Raya melambaikan tangannya buru-buru agar taksi itu berhenti.

"Ra, itu hanya akting. 'Kan kamu sendiri yang bilang kalau aku calon suami kamu." Edo menghalangi pintu taksi agar Raya tidak masuk ke dalam.

Raya memberengut kesal.

"Akting? Tapi akting kamu itu udah kelewatan, Edo!" Raya menginjak kaki Edo, berhasil membuat laki-laki itu menjauh dari sisi pintu mobil.

Edo mencium bibirnya! Padahal selama ini Raya tidak pernah melakukan hal itu dengan Miko, mantan pacarnya. Namun Edo telah melanggar batasan.

"Argh! Anjing!" Edo merintih karena sepatu high heels rendah milik Raya tepat mengenai tulang jari kakinya.

"Rasain!!" Raya menggunakan kesempatan itu untuk masuk ke dalam. Saat ia berniat untuk menutupnya, Edo telah kembali berdiri tegak. Satu tangan menahan daun pintu dan menatap Raya tegas.

"Tasmu masih aku bawa, Raya. Aku yakin kamu nggak bawa uang sama sekali."

Raya menatap Edo dengan dagu terangkat sengit, "Habis sampai rumah aku bisa minta uang sama Mama."

Edo masih setia menahan pintu. Wajahnya berubah serius saat menatap Raya. Diam beberapa saat sampai suara tajam Edo terdengar, "Tunggu dan jangan coba-coba untuk pergi."

"Ngapain harus tunggu kamu! Aku bisa pulang sendiri! Mas, cepat ant—" baru saja akan meminta supir muda itu untuk melajukan taksi, Edo tiba-tiba memotongnya secara sepihak.

"Aku bilang Aku. Akan. Antar. Kamu. Pulang." Edo menggeram tajam dan seketika membuat Raya diam.

Raya tidak suka ketika Edo mulai serius dan marah seperti itu. Bukankah seharusnya dia yang marah?

"Gua bunuh lo kalau mobil ini sampai jalan!" Kata Edo selanjutnya dengan nada mengancam kasar.

Supir yang dari tadi memasang wajah bingung berubah pucat mendengar ancaman Edo. Bagaimana tidak takut, tiba-tiba ada yang mengancam untuk membunuhnya, terlebih dengan postur tubuh tinggi besar seperti beruang lalu tato menghiasi lengan yang biasanya identik dengan sikap buruk, membuat sang supir itu menelan ludah dan mengangguk kaku.

RELATIONSHIP GOALS (1) | 17+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang