34 (b) : Air Mata & Rahasia ... (2)

81.3K 3.7K 236
                                    

👆 You're always shining too bright to me.... (IC ~ E . R)

####

"Raya mana?" Edo tidak peduli jika suaranya saat ini terdengar kasar. Sama sekali tidak peduli. Perlu kalian tahu, Edo telah mencari keberadaan Raya sampai puluhan menit. Namun, ia tidak juga menemukan kekasihnya itu.

Kebiasaan buruk Raya adalah pergi tanpa memberikan pesan atau jejak kepadanya, dan terkadang itu membuat Edo marah.

"Raya ...."

"Dia di dalam?" Edo tidak sabar dengan Alya yang tampaknya terkejut dengan nada suaranya yang tinggi. Edo kemudian menyibak tenda putih milik Alya. Di sanalah, Edo melihat Raya tengah meringkuk, tertidur pulas sambil memeluk tubuhnya sendiri.

Sesaat, Edo seperti melihat seorang anak kecil dalam diri kekasihnya. Rasa untuk selalu melindungi datang begitu saja memenuhi ruang hatinya.

"Pacar lo nangis. Habis lo apain tadi?"

Edo memutar tubuhnya dan kembali berdiri tegak, menatap Eza dengan kening terlipat. "Maksud lo apa?"

"It-itu ... sebenarnya ...." Alya bingung dan itu terlihat di mata Edo.

"Yang terpenting dalam sebuah hubungan adalah kejujuran." Eza memotong ucapan Alya, sekaligus berusaha membantu gadis itu. "Gue nggak sengaja lihat cewek lo nangis."

Raya menangis?

Edo mencoba berpikir keras. Namun, dia tidak merasa telah melakukan sesuatu yang buruk kepada Raya. Edo menyisirkan rambut gelapnya ke belakang.

"Al, gue mau tidur di sini, dan lo bisa tidur di tenda kita." Edo menunjuk tenda warna biru yang berada di bagian paling selatan, tenda miliknya dengan Raya.

"Tapi ...."

"Gue janji nggak akan ngelakuin apa pun sama Raya," tegas Edo. "Janji!"

Alya mendesah dalam. "Tolong jangan bikin Raya nangis lagi. Raya sangat sensitif. Dia mudah sekali menangis."

"Aku tahu."

####

Edo berbaring miring menghadap Raya. Mata gadis itu tertutup rapat dengan tarikan napas tidak seperti manusia normal pada umumnya.

"Mas Edo, untuk pertama kalinya, mungkin nanti Raya akan sulit untuk tidur. Raya nggak biasa tidur di luar rumah. Jadi, jangan biarin Raya sendirian. Ajak dia bicara. Habis itu, Raya pasti langsung tidur dengan sendirinya."

Edo tiba-tiba teringat dengan pesan dan wejangan Ibu Raya kepadanya. Pesan itu mengingatkannya dengan malam pertama mereka tadi malam. Raya memang sulit untuk tidur.

"Jangan memaksa Raya. Dia mudah capek. Kalau napasnya mulai tersengal-sengal, pastikan untuk siap sedia bronkodilator."

Tanpa Raya ketahui, Edo telah mengetahui riwayat penyakit
asma dan jantung lemah milik gadis itu. Semua itu bermula karena Edo merasa aneh dengan tangan Raya yang sering kali berkeringat saat ia menggandeng kekasihnya itu. Lalu, saat itulah ia menelpon kakak Raya-Indah. Dari wanita itulah, Edo mengetahui semua rahasia Raya.

"Raya nggak mau kalau kamu sampai tahu. Dia malu sama kamu."

Raya selalu menyimpan semua masalahnya sendiri dan terkadang dari situlah mereka sering bertengkar.

"Kamu terlalu sensitif, Raya." Edo bergumam pelan, masih sambil memandangi garis-garis pada wajah Raya.

___

My special story ....

.
.
.
.

RELATIONSHIP GOALS (1) | 17+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang