11 : Proposal dan Malam untuk Raya.. (Part 2)

211K 13.6K 389
                                    

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

"Edo ... gelap" Raya mengeratkan genggaman pada pergelangan tangan Edo saat laki-laki itu menuntunnya ke sebuah tangga spiral yang minim pencahayaan.

"Sabar, Ra." Edo tersenyum tipis seraya memimpin ke depan.

"Kenapa harus ke sini sih? Aku nggak suka tempat yang gelap. .." Ucap Raya masam karena Edo memaksanya untuk terus mengikutinya.

Raya kesal saat ia mendengar suara tawa jahil Edo.

"Ish, nggak ada yang lucu!"

"Iya, maaf, Ra. Habisnya selain galak, ternyata kamu penakut." Kata Edo sembari menahan tawa yang begitu sulit untuk ditahan.

Raya mencubit Edo, namun tidak memberikan efek apapun kepada lelaki itu.

"Hampir sampai Ra. Jangan marah lagi ya?" Edo berganti meraih tangan Raya, lalu menggenggamnya penuh sayang.

Edo memutar engsel pintu dan membukanya lebih lebar.

"Gimana?" Tanya Edo, sukses membuat Raya terpana untuk waktu cukup lama.

Lautan bintang bertebaran dengan keindahan yang jarang Raya lihat.

"Aku tahu kamu akan menyukainya." Ucap Edo sambil kembali menggandeng tangan Raya untuk duduk di sebuah papan kayu yang menyerupai tempat tidur.

Raya pasrah dan masih takjub dengan pemandangan yang ada di hadapannya saat ini.

Raya merasakan dirinya telah terduduk dengan mata masih terangkat lurus ke atas.

Raya begitu setia memandangi bintang itu dan tanpa sadar ia telah membaringkan tubuhnya di atas papan.

Saat itulah tiba-tiba Raya merasakan sesuatu bergerak di sampingnya.

"Nggak boleh! Kamu hanya boleh duduk di bawah!" Raya memekik saat Edo berniat untuk ikut berbaring di sampingnya.

"Kenapa?" Tanya Edo sok polos.

"Pokoknya di bawah!"

Edo memutar bola matanya, jengah. Dengan malas, ia kembali turun dari papan kayu untuk duduk di lantai.

Edo kemudian mengeluarkan rokoknya dari dalam saku jaket.

"Edo?"

"Hm." Edo bergumam seraya masih memainkan putung rokok. Edo ingin sekali menghisapnya, tetapi dia tahu Raya sangat sensitif dan benci dengan asap rokok.

"Papa memintaku untuk segera menikah. Aku harus bagaimana?"

Edo menghentikan permainan. Wajahnya yang sebelumnya santai kini tiba-tiba serius.

"Kalau begitu menikah saja." ucap Edo kaku.

"Ish! tapi aku kan nggak lagi berhubungan sama cowok manapun di luar ..." Raya menatap Edo kesal bercampur sedih.

RELATIONSHIP GOALS (1) | 17+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang