18: kebahagiaan

1.9K 42 1
                                    

Di rumah sakit ...

Semua terasa hening, tidak ada suara apapun , hanya ada mereka berdua, sang pasangan yang baru saja ditimpa oleh suatu masalah dalam kehidupan mereka.

Gio hanya menunggu istrinya yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Memar dan luka terlihat di wajah manis sang istri. Semalaman ia menangis terus , tidak tahan melihat sang istri yang terbaring lemah sekarang. Ia terus menyalahi dirinya sendiri , semuanya terjadi karena kesalahannya. Semua terjadi karena dosanya pada sang istri. Ia ingin meminta maaf dengan sepenuh hati pada istrinya tersebut.

Tiba-tiba saja kerabat dan keluarga datang mengunjungi rumah sakit.

"Permisi , Gio" Ayah dan Ibu mertua dan kakak ipar pun datang menemui Gio.
"Oh .. Papa ? Mama ? Ko Marcel ?" sapa Gio pada mereka.

"Gimana keadaannya sekarang ?" Sang ayah bertanya sedangkan ibunya datang menghampiri Mila dan meratapinya, sedangkan Marcel ? Seperti biasa , ia bersama dengan ayahnya dan Gio.

"Kata dokter udah lumayan bagus , tapi dia harus banyak istirahat"
"Hmm ya udah gapapa, bagus kalo begitu"

"Pa .. Maafkan saya , saya ga bisa jaga anak papa" Gio menangis lagi , meminta maaf pada orang tua Mila
"Sudah sudah , ga usah begitu. Sepenuhnya juga bukan kesalahan kamu kok. Tadi papa dan Marcel sudah ke kantor polisi mengurusi semuanya. Jadi jangan takut ya"

"Iya bro ! Mana nih Gio adek sahabat gua yang gua kenal ?" hibur Marcel
"Makasih ko"
"Koko lu ga ke sini ?" tanya Marcel
"Lagi di luar kota. Tapi sama istrinya lagi otw ke sini kok"
"Baguslah , jadi kita semua bisa kumpul ya"

"Iya ko"

"Gio ... Gio ..." panggil sang mama mertua

"Iya kenapa , Ma ?"

"Mila cariin kamu tuh. Mama , Papa , sama Marcel pergi dulu keluar ya , beliin buat kamu makan siang. Pasti kamu belum makan"
"Ya , Ma"

"Ya udah , sana masuk , dari tadi dia cariin kamu terus"

"Ya , Ma. Hati-hati di jalan , Ma , Pa , Ko"

Mereka pun meninggalkan Gio dan Gio segera mendatangi Mila ke dalam kamarnya.

Ia memegang tangan Mila dan melihat Mila dengan penuh kasih.

"Gio .." panggil Mila dengan suara lemahnya.
"Kenapa ? Aku ada di sini kok , kamu jangan takut ya"

Mila hanya tersenyum melihat Gio yang berada di sampingnya sekarang. Ia tidak perlu takut lagi , karena suaminya itu akan selalu menajaga dan melindunginya , apapun yang terjadi.

"Mila .. Soal kemarin ..."
"Ssssttt .. Ga usah dibahas , aku gamau bahas yang kemarin. Kamu udah cukup bertanggung jawab kok. Rasanya aku tuh aman kalo ada kamu. Aku bersyukur bisa punya suami yang tanggung jawab sama istrinya. Dan aku bersyukur, kau Tuhan kasih kamu buat aku. Aku bener-bener beruntung punya kamu yang selalu jagain aku, kamu yang rela berkorban buat aku. Maaf, kalo sepuluh tahun lalu aku ninggalin kamu gitu aja, aku kaya ga punya rasa terima kasih banget ya dulu. Tapi sekarang, aku bener-bener bahagia sama kamu. Dan aku harap, kita bisa bareng terus sampai maut memisahkan nanti"

Isakan tangis terdengar dari mulut Gio. Mila hanya tersenyum melihat suaminya tersebut sambil mengelus kepalanya. Menurutnya, ini pertama kali ia melihat Gio menangis. Selama SMA, Gio terkenal dengan pendiamnya, tapi Mila merasa lucu sekarang, melihat seorang pendiam yang menangis saat ini.

"Maafin aku, Mila" Lagi, kalimat itu diucapkan dari mulut Gio.

"Tuh kan... Minta maaf mulu kerjaan nya, gapapa kok. Yang penting kamu sayang sama aku, kamu sayang sama aku kan?" tanya Mila lembut.

Want You to Stay (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang