2

1.4K 138 0
                                    

*
*
*
*

Sakura berlari tergesa gesa, deru suara sepeda motor berserta klaksonnya terus berbunyi keras. Ia berada di taman belakang untuk membersihkan sisa salju yang menumpuk saat itu. Pendengarannya tak begitu baik di karenakan topi rajut yang ia pakai menutupi telinganya.

Ia berhasil mencapai pintu pagar sebelum tuan mudanya menabrakkan sepeda motornya ke pintu pagar tersebut. Ia membungkuk hormat saat tuan mudanya melewatinya. Ia bisa mendengar suara umpatan yang terhalang helm full face itu. Sakura kembali akan menutup pintu pagar, namun lagi lagi suara klakson cukup keras mengurungkan niatnya. Ia kembali melebarkan pintu pagar saat mobil mewah berlambang kuda jingkrak warna gelab tersebut memasuki halaman rumah besar itu.

*
*
*

Laki laki berambut hitam tersebut membanting tasnya ke lantai. Suasana hatinya tampak buruk. Dasinya tampak sudah tak terpasang lagi di baju Seragam sekolahnya. Ia mengambil ponsel dari saku celananya, dan melakukan sebuah panggilan entah siapa yang ia tuju.

"Kembalikan saja ke tempat asalnya gadis bodoh itu." Ia mengakhiri panggilannya dan langsung melempar ponselnya ke sebuah sofa besar di ruangan tersebut.

"Siapa yang kau maksud gadis bodoh eh, sasuke?" Suara datang dari pintu utama rumah besar itu. Seorang laki laki berambut hitam panjang dengan ikatan menggantung itu berjalan ke arah seorang yang bernama sasuke tersebut.

"Cih bukan urusanmu itachi-nii." Laki laki itu pun berlalu menaiki tangga yang melingkar menuju lantai dua rumah itu.

*
*
*
*

Gadis merah muda itu tengah membantu chiyo di dapur untuk masak makan malam. Ia tengah mengiris wortel dan juga jamur, chiyo-basan masih berkutat dengan kompor untuk mengukus ayam dan menghangatkan kuah kaldu. Majikan mereka menginginkan mizutaki untuk makan malam. Selain makanan ini cocok di makan waktu musim dingin, makanan sejenis sop ini juga menyehatkan karena mengandung rumput laut di dalam kuahnya. Sakura melirik ke arah jam dinding, tepat pukul lima sore, gadis itu bergegas menyelesaikan tugasnya di dapur dan beralih ke taman untuk menyirami tanaman bunga mahal majikannya. Chiyo tak bertanya apapun, karena ia tau benar rutinitas setiap hari gadis merah muda itu.

Gadis itu menyalakan kran yang berada tak jauh dari taman itu. Letaknya di belakang dekat dengan gudang perkakas. Disana ia menemukan izumo yang bertugas penuh dengan taman di rumah ini. Pria itu sedang memperbaiki alat alat serbaguna di gudang tersebut, ia bisa melihat macam macam sekop, gergaji dan bor serta banyak lagi lainnya yang sakura tak tau namanya, sedang di rapikan dalam beberapa kotak berbahan kayu. Izumo yang menyadari kehadiran gadis itu, hanya menatapnya singkat lalu berpaling kembali ke kegiatannya tersebut. Sakura tau izumo pria yang tertutup dan tak ramah. pria mendekati kepala tiga tersebut tak pernah sekalipun bicara padanya jika bukan untuk memerintahnya. sakura mencoba untuk tidak perduli. Sebisa mungkin ia menjauh dari pria itu. Ia membungkukkan badanya sebentar ke arah izumo, dan kemudian pergi dari sana.

Sakura kali ini harus berhati hati untuk tidak melakukan kesalahan, ia ingat di taman ini terdapat banyak bunga mahal yang tak boleh ia sentuh sembarangan. Ia juga mengingat perkataan dari majikannya, Mikoto-sama mengatakan jika setangkai bunga yang di patahkannya kapan hari itu jauh lebih berharga di bandingkan dengan sakura. Ia tak keberatan dengan itu, karena dia mengerti, dirinya disini hanyalah seorang pelayan. Ibarat sebuah pion dalam permainan catur..... yang bertugas untuk melindungi raja. Seperti itu lah kira kira. Sakura tersenyum miris membayangkannya.

*
*
*

Seorang pelayan perempuan berambut coklat tampak berlari ke arah taman. Matanya berkeliling ke setiap sudut taman. Seorang berambut merah muda tertangkap penglihatannya, ia segera bergegas menghampiri seseorang itu.

After Winter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang