16

871 115 12
                                    

*
*
*

                         ***

Hembusan angin malam menggelitik seseorang yang tengah terlelap dengan cantiknya. Matanya mengerjap pelan, menangkap cahaya lampu yang menyorot terang. Ini masih malam, begitu gumamannya, ia mengeratkan pelukannya pada lututnya untuk kembali memejamkan matanya, namun urung dia lakukan saat emeraldnya menangkap gerakan gelisah dari seseorang di depannya. Sakura melupakan itu, ia mendekat ke arah laki laki yang meringkuk sambil terus bergerak gerak tak nyaman.

"Tuan muda." Sakura mengusap wajah tuannya yang semakin terlihat pucat. Laki laki itu gemetaran, kulitnya bahkan sedingin es, Sakura sontak saja melepaskan usapannya.

"Ya Tuhan."

Sakura mengeratkan mantel merahnya yang menutupi tubuh Sasuke, tapi laki laki itu masih tetap menggigil. Sakura tak tau apa yang harus ia lakukan, ia tak tau apa yang terjadi, ia hanya tau tuan mudanya sangat kedinginan.
Mata kelam itu sedikit terbuka, namun Sakura mengabaikan itu, ia tak lagi takut tuan mudanya marah atau pun memakinya, Sakura lebih takut jika terjadi sesuatu pada tuannya jika dia menjauhkan diri dari laki laki itu.

"Maafkan aku Tuan... maafkan aku.... maafkan aku." Kata maaf yang di lontarkan Sakura begitu seterusnya, dan berulang ulang. Bersamaan dengan gadis itu memberanikan diri lebih mendekat pada tuan mudanya, ikut berbaring dan mensejajarkan diri dengan laki laki itu. Membawa kedua tangannya menangkup menyelimuti tubuh menggigil Sasuke.

"Maafkan aku.. maafkan aku, aku hanya ingin membantu, maaf."

Sakura masih bergumam terus menerus, menatap onyx yang tampak masih sedikit terbuka dan sayu. Sakura gemetaran, bukan karena dia kedingan sama seperti Sasuke, jika dingin pastilah Sakura merasakannya. Ini salju. Tapi ini berbeda, ia takut, baru pertama kali seumur hidupnya melakukan ini, sedekat ini dengan lawan jenisnya, dan yang paling penting, ini dengan majikannya. Sakura takut. Namun ia berusaha tenang, membuang jauh perasaan cemasnya. Sakura mengabaikan onyx yang biasanya tajam masih menatapnya. Sakura mencoba tersenyum samar dan memaksakan matanya untuk terpejam.

"Semoga pagi cepat datang."

____________________________________________

"Sakura belum kembali?"

Chiyo mengernyit mendengar perkataan Ayame dengan Aiko. Wanita paruh baya itu mendekat.

"Mungkin sebentar lagi." Chiyo tampak ikut menimpali perkataan dua pelayan muda itu. Membuat keduanya tersenyum tipis dan mengangguk pelan.

Chiyo menghela nafas pelan. Seperti yang lainnya, ia sebenarnya juga selalu risau saat gadis itu berada di luar, namun saat ini dirinya tak mampu berbuat apapun. Miris memang, ia mengganggap Sakura seperti anaknya sendiri, tapi ia tak bisa menjaganya. Padahal seharusnya ia bisa melakukannya.

**
Itachi baru saja turun dari kamarnya. Ia melirik kamar yang berada di lantai dua yang masih tertutup. ibunya belum turun, begitu fikirnya. Itachi melangkahkan kakinya lagi menuju tangga yang membawanya ke lantai dasar rumahnya.

Baru saja langkahnya berakhir di anak tangga terakhir, tiba tiba ia di kejutkan dengan pintu utama yang terbuka dengan kasar dan menghasilkan suara keras yang mengejutkan Uchiha sulung tersebut.

"Sasuke, apa apaan kau?" Suara Itachi meninggi.

Itachi mengernyit saat tak mendapat tanggapan dari adik satu satunya itu. Mata kelamnya memicing ke arah Sasuke.

"Semalam kau tak pulang?" Tanya Itachi penasaran. Ia bisa melihat pakaian yang di pakai Sasuke merupakan pakaian yang di pakai laki laki itu kemarin.

After Winter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang