9

979 131 7
                                    







*

Jam besar yang berdiri rendah di ruang tengah berbunyi dengan keras berdentang seolah olah hasil dari tabrakan lonceng dan dinding bagian dalam jam tersebut. Jarum pendek jam tersebut menunjuk ke angka 6. enam kali jam berdentang mungkin tak akan mengganggu para penghuni rumah itu untuk bangun dari mimpi indah mereka. Namun beda halnya dengan gadis merah muda yang kini tampak tengah bersiap siap untuk pergi keluar rumah. Salju turun sejak semalam dan menghasilkan tumpukan salju yang menggunung di depan rumah maupun di sekitaran taman. Sakura mengeratkan mantel merahnya. Tangan kecilnya sudah terbalut sarung tangan pemberian Chiyo basaan. Tak lupa topi rajut hitamnya, ia lesakkan semakin menutupi kepala merah mudanya. Gadis itu menarik nafas pelan kemudian membuangnya cepat.  Ia siap untuk berkeliling Konoha, Dengan sebuah catatan di kertas yang ia bawa. Ini merupakan tugas mingguannya, berbelanja kebutuhan dapur untuk satu Minggu kedepan. Sakura tak pernah mengeluh dengan apapun pekerjaan yang di berikan padanya. Ia tahu, hari ini dimana tuan mudanya libur dari sekolah, yang mengharuskan dirinya pergi lebih pagi dan lebih lama berada di luar rumah. Itu sudah termasuk aturan yang harus ia patuhi. Sakura mengambil tas selempang kecil berwarna hitam dengan gambar kepala kelinci di bagian depannya, itu merupakan hadiah dari Ayame saat dia berulang tahun bulan lalu. Sakura tersenyum saat mengingat itu. Ia menyampirkan tas kecil itu di bahunya, baru saja ia akan beranjak dari tempatnya berdiri seseorang memanggilnya dan langsung membuat langkahnya terhenti.

"Mau kemana kau?" Itu merupakan suara Uchiha Mikoto, wanita itu melangkah anggun mendekati Sakura.

Gadis merah muda itu beringsut berusaha menyembunyikan wajahnya, itupun jika dia bisa, nyatanya itu tak terterjadi. Sakura terpaksa mendongak menatap kearah Onyx hitam yang memandangnya datar itu.

Sakura menelan ludahnya dengan susah payah, pegangan tangannya di tali tas selempang itu mengerat.

"Belanja untuk satu Minggu ke depan, nyonya." Ucap Sakura lirih sambil mengulurkan tangannya menunjukkan catatan di kertas kecil yang si tulis oleh Chiyo basaan.

Mikoto menarik kertas kecil itu begitu saja. Sakura yang masih terkejut hanya menunduk kebawah sambil melihat ujung sepatu bututnya.

"Temui Sasuke! Biarkan Aiko yang menggantikan tugasmu."
Mikoto berlalu setelah mengucapkan kalimat terakhirnya. Sakura yang saat itu menunduk otomatis langsung mendongak dengan cepat.
"Sasuke-sama." Ia bergumam lirih, Sakura sebenarnya lebih memilih hal lain yang ia harus kerjakan ketimbang berhadapan dengan tuan muda bungsunya. Sakura menghela nafas berat sebelum melangkahkan kakinya menemui tuan mudanya.

Itachi menuruni tangga yang berada di lantai dua menuju ruang makan. Ia baru saja menyelesaikan ritual mandinya, bisa di lihat dari rambut panjangnya yang masih tampak basah. Laki laki itu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan di lantai dasar itu.

"Dimana ibu dan Sasuke?" Itachi bertanya pada salah seorang pelayan yang saat itu tengah berjalan kearahnya menuju meja makan dengan membawa mangkuk dari kaca berukuran sedang yang mengeluarkan kepulan asap berbau harum yang Itachi sangat hafal, itu sup tomat kesukaan adiknya.

"Nyonya baru saja menaiki tangga ke kamarnya dan tuan muda Sasuke-sama berada di luar bersama Sakura, tuan muda."

Itachi mengangkat satu alisnya sambil menatap pelayan di depannya itu dengan wajah penasaran. Itachi yang sebelumnya berniat untuk duduk di kursi meja makan itu mengurungkan niatnya. Ia berjalan berlalu meninggalkan meja makan menuju pintu utama dan keluar dari rumah itu menuju dimana Sasuke dan Sakura berada, seperti yang di katakan pelayan tadi.

*
*

"Lakukan dengan cepat!!" Suara teriakan keras itu berasal dari laki laki bersurai raven yang masih berdiri di teras rumah. Sweater tebal yang dikenakannya nyatanya tak begitu membantunya menghalau udara dingin. Sesekali ia menggesek-gesekkan kedua telapak tangannya yang terasa membeku, setelahnya ia membawa kedua tangan itu ke saku celananya. Sasuke baru saja akan beranjak dari teras dan ingin memasuki rumah, namun seseorang lebih dulu membuka pintu utama, menampilkan sosok uchiha sulung dengan sweater hitam berkerah tinggi yang hampir sama dengan yang di pakainya.

"Apa yang kau lakukan disini?"
Suara Itachi lebih dulu memecah keheningan yang terjadi antara dua saudara itu. Itachi tampak melebarkan matanya saat melihat mantel merah dengan topi rajut berwarna hitam yang tak lagi asing oleh penglihatannya.

"Sakura, bukannya seharusnya dia tak melakukan itu?" Itachi tampak heran melihat sakura yang saat ini tengah membersihkan tumpukan salju di halaman luas rumah besar itu. Tangan kecil gadis itu sama sekali tak kesulitan saat membawa sekop besar berisi salju yang coba ia pindahkan di sisi lain agar tak mengganggu jalan yang biasa di lalui. Itachi mengernyit menatap kearah sang adik.

"Bukannya seharusnya dia tak berada di sekitar pandanganmu." Netra hitam Itachi beralih menatap ke arah gadis merah muda didepan sana.

"Tak masalah untuk hari ini, aku membutuhkannya." Sasuke tampak menyungkingkan senyum separuhnya tanpa memandang sang kakak yang masih menatapnya.

"Apa itu seperti sesuatu yang menyenangkan?"
Itachi terlampau penasaran ia tak bisa untuk tidak bertanya dan menutupi rasa penasarannya.

Sasuke tampak mengernyit, kini pandangannya terfokus pada itachi.
"Ada apa hn?"

"Aku membutuhkan seseorang untuk membawa barang barangku, bisakah aku membawanya?" Mata hitan itu menunjuk langsung ke arah Sakura. Yang langsung di ikuti oleh Sasuke. Uchiha bungsu itu menaikan satu alisnya sambil tersenyum mengejek, Sasuke menggeleng kemudian.
"Hari ini gadis sialan itu bersamaku." Sasuke berlalu dari hadapan Itachi setelah menyelesaikan kalimat terakhirnya.

Itachi masih diam tak bergeming, fokus pandangannya masih mengikuti gerak langkah sang adik memasuki pintu utama rumah besarnya, dan berakhir saat punggung tegap sang adik hilang di balik pintu yang tertutup. Onyxnya beralih menatap gadis dengan surai merah muda yang kini tak tertutup oleh topi rajutnya. Gadis itu masih sibuk dengan tumpukan salju dan sekopnya.

udara dingin seolah tak mengganggu laki laki itu untuk berada di luar rumah seperti ini. Itachi melangkahkan kakinya turun dari undakan teras itu menuju halaman rumahnya yang memutih karena salju. Langkah lebarnya mendekat kearah gadis yang masih tak menyadari seseorang mendekat kearahnya. Itachi membungkuk mengambil topi rajut berwarna hitam yang berada di bawah kakinya dan hampir tertimbun oleh salju. Ia lebih mendekat kearah gadis yang masih membelakanginya tersebut.

Puk

Topi rajut itu sudah kembali berada di atas puncak kepala merah muda itu.

"Pakai topimu, bodoh, jangan sampai menyusahkan orang lain saat kau sakit." Itachi melesakkan topi itu sampai menutupi mata Sakura dan kemudian berbalik pergi meninggalkan gadis itu tanpa menunggu reaksi Sakura.

Sakura masih berdiri mematung saat merasakan sedikit hangat di puncak kepalanya. Ia bahkan tak menyadari topi rajutnya tak berada di kepalanya sampai beberapa detik lalu seseorang memakaikannya kembali di kepalanya. Sakura tak berani berbalik hanya sekedar melihat siapa seseorang itu.

Sakura baru berani untuk membalikkan tubuhnya saat dirasa seseorang itu sudah menjauh. Ia menyibak topi rajut yang menutupi matanya, mengerjap sebentar sebelum benar benar menatap dengan jelas sosok punggung yang berjalan menjauh. Rambut raven panjang yang terurai di atas bahunya. Sakura tak bereaksi apapun selain diam mematung, dan kemudian menunduk sambil bergumam.

"Tuan muda Itachi-sama."

*
*
*

Tbc.

Jarang buka WP sekarang... tapi aku usahain untuk merampungkan semua ceritaku. Terimakasih untuk yang sudah mampir... kalian yang terbaik 😍😍😘😘😘😘😘

👇

After Winter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang