13

876 124 8
                                    

                         *****

Shikamaru mengerjap cepat. Tatapannya masih fokus dengan apa yang ada di depannya. Gadis ini..... rambut merah muda itu..... memang benar hanya dia yang memilikinya. Shikamaru sempat ragu dengan apa yang di lihatnya saat ini. Nafasnya tercekat namun dengan sekejap ia dapat menormalkan kembali raut wajahnya.

Sakura menunduk saat matanya dengan kurang ajarnya menatap sahabat Tuannya. Ia bahkan takut untuk kembali mendongak. Sakura ingat dengan laki laki itu. Ia yang beberapa waktu lalu sering ia temui saat dirinya harus bermalam di jalan. Dan yang Sakura ingat, ia juga mendapatkan sebaris nomer dengan nama laki laki itu di saku mantel usangnya. Sakura akui jika ia sangat malu saat ini. Ia sudah cukup senang saat mengingat masih ada yang mau berbicara dengannya dan sekedar membantunya saat ia kesulitan. Namun ia meragukan itu sekarang. Laki laki dengan wajah tampan seperti Tuan mudanya itu pastilah bukan orang sembarangan, jika tidak, mana mungkin ia bisa bersahabat dengan Tuan mudanya. Sakura semakin menunduk, ia tak berharap akan di lihat oleh laki laki di depannya ini. Tangannya bergerak cepat untuk membersihkan meja kaca itu, setelah dirasa sudah bersih ia segera beranjak pergi. Membungkuk pelan sambil bergumam 'maaf' dan kemudian benar benar pergi dari sana.


"Hei."

Itu suara Ino, gadis pirang itu berdecak kesal saat panggilannya tak mendapat respon dari laki laki di depannya saat ini. Ia melirik ke arah sahabat merahnya yang tampak terkekeh kecil, namun langsung terdiam saat mendapatkan tatapan mematikan dari Ino.

"Aku pernah melihatnya." Ino masih bergumam sendiri dengan masih mempertahankan wajah kesalnya.

"Siapa?" Kini Karin menimpali, ia hanya penasaran dengan siapa yang di maksud Ino barusan.

"Pelayan Sasuke."

Otomatis laki laki beriris hitam itu langsung mengarahkan pandangannya pada gadis pirang di sampingnya.

"Hn?"

"Dia menunggu di depan toko bungaku untuk mencari bibit tanaman, entahlah aku tak perduli."

Sasuke hanya mengangguk pelan yang tak luput dari pandangan Shikamaru. Laki laki Nara itu terdiam sebentar sebelum beranjak dari sofa yang ia duduki.

"Aku pulang."

"Eh?"

"Kita berangkat bersama, mana mungkin kau meninggalkan kami sekarang." Karin mulai mendramatisir keadaan. Shikamaru berdecih keras sambil menatap ke arah dua orang gadis berbeda warna rambut itu dengat wajah datarnya.

"Kau bisa mengemudi, dan itu mobilmu, Ino."

Shikamaru berbalik dan pergi begitu saja setelah mengatakan kalimat terakhirnya.

*
*
*

"Astaga....  apa yang terjadi Sakura?" Ayame berseru keras hingga membuat Chiyo basaan dan Aiko keluar dari dapur.

Tiga pelayan itu tak habis fikir dengan gadis merah muda itu. Sakura masih bisa tersenyum lebar dengan memperlihatkan barisan gigi rapinya dalam keadaannya yang- Ayame bahkan bingung mengatakannya. - berantakan mungkin.

"Hanya kecelakaan kecil." Sakura berkata dengan senyum yang masih bertahan di wajahnya.

"Sudahlah, bersihkan dirimu Sakura." Chiyo tampak tak ingin memandang Sakura lebih lama lagi dengan keadaan seperti itu.

Sakura menuruti kata wanita paruh baya itu. Langkah kakinya buru buru masuk ke arah kamar mandi yang berada di sudut dapur khusus untuk para pelayan.

Chiyo tak bisa untuk tidak menumpahkan air matanya. Ia tak bersuara maupun terisak. Namun air dari matanya begitu saja mengalir tak kuasa ia tahan. Ayame yang melihat itu hanya bisa terdiam sambil sesekali mendongak berharap matanya juga tak ikut berair. Begitu juga dengan Aiko.

After Winter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang