11

882 109 3
                                    




**

Itachi memejamkan matanya sejenak. Saat ini ia tengah berada di kamarnya, tepatnya di balkon. Dimana dari lantai tiga rumahnya itu, ia bisa melihat dengan leluasa keadaan di bawahnya. Terutama gadis merah muda yang tengah bergelut dengan tumpukan salju di bawah sana. Bukan tak sengaja, tapi keberadaannya saat ini benar benar membuatnya lupa kalau saat ini ia seharusnya pergi ke Uchiha Resto. Itu merupakan salah satu usaha yang tengah di kelola oleh Uchiha sulung tersebut. Dan dia benar benar melupakan itu. Itachi mendecih pelan. Ia harus bergegas karena Itachi sudah membuat janji dengan seseorang yang berpengaruh untuk usahanya. Dan ia harus berada disana untuk mengomando para pegawainya.

___________________________________________

Sakura masih berada di halaman depan rumah itu.  Ia bisa melihat dari tempatnya berdiri saat ini. Tuan mudanya telah menghidupkan mobil hitam mewahnya. Sakura bisa tau jelas itu tuan muda Itachi. Sakura hafal benar mobil mana yang biasanya di bawa oleh kedua tuan mudanya. Namun jika tuan muda Itachi lebih sering menggunakan mobil untuk ke kampus dan pergi bekerja, berbeda halnya dengan tuan muda bungsu. Ia lebih sering Sakura liat menggunakan motor besarnya.

Sakura sedikit menyingkir dari halaman yang akan di lalui mobil hitam itu menuju ke luar pagar. Dan benar saja suara klakson yang begitu keras sempat mengejutkan gadis merah muda itu. Sakura membungkuk cukup lama saat mobil itu melewatinya.

Itachi memelankam mobilnya saat melewati Sakura, bisa Itachi lihat gadis itu membungkuk dalam kearahnya. Sakura bahkan tak menengadahkan wajahnya sekedar melihat kearah Itachi.
Laki laki itu berdehem pelan tepat di depan Sakura. Dan sontak saja membuat gadis itu mendongak. Itachi membuka kaca mobilnya, yang langsung di sambut dengan netra hijau daun dari gadis yang tengah berdiri kaku di samping mobilnya.

Sakura masih diam mematung saat emeraldnya bertabrakan langsung dengan Onyx Uchiha sulung tersebut. Sontak gadis itu langsung mengerjabkan matanya dan kembali menunduk semakin dalam. Sakura meringis kecil. Genggaman pada sekop di tangannya semakin mengerat. Ia merutuki dirinya sendiri. Bagaimana mungkin ia bisa seberani itu menatap langsung tuan mudanya. Sakura bahkan tak menyadari mobil hitam itu tengah berlalu dari hadapannya.

____________________________________________

Sakura tengah berada di taman bunga yang kini tertutup salju. Gadis itu menggesekkan kedua telapak tangannya meredam hawa dingin yang menggelitik kulitnya, ia berdehem sebentar, tenggorokannya tiba tiba terasa sakit saat ia menelan ludahnya. Sakura merasa ia akan terkena flu, ia berjalan berbalik arah. Sebelumnya ia akan menuju gudang perkakas untuk menaruh sekop yang baru di pakainya untuk membersihkan salju, ia meletakkan begitu saja sekop itu menancap pada tumpukan salju yang ia kumpulkan. Ia berjalan menuju dapur dimana disana ia bisa melihat Chiyo baasan dan juga Ayame sedang membuat kue jahe.

"Sakuraaa,"
Ayame berseru padanya dengan senyum manis yang menghiasi wajahnya. "Kau mau ini?"  Ayame mengulurkan tangannya menunjukkan kue jahe berwarna coklat yang baru keluar dari oven.

Gadis merah muda itu tersenyum tak kalah ramahnya sembari menggeleng pelan. Sakura berjalan menuju kursi kayu dekat meja makan dimana Chiyo basaan sedang menata kue jahe yang sudah dingin di dalam toples kaca untuk disimpan.

Baru saja Sakura akan mendudukkan tubuhnya, namun sebuah suara lebih dulu menghentikannya.

"Aku tak menyuruhmu untuk bersantai disini."  Sebuah suara bernada keras berasal dari pintu dapur yang menghubungkannya dengan ruang tengah rumah besar itu. Di ambang pintu tersebut sudah berdiri sang nyonya rumah yang tampak melipat kedua tangannya di atas dada, riasan elegan dengan make up mahal itu nyatanya tak dapat menyembunyikan wajah mengeras dari Uchiha Mikoto.

Sakura berangsur mundur dari kursi kayu yang belum sempat ia duduki. Kedua tangannya sudah saling bertaut dengan kepala menunduk.

Ayame tampak ikut terdiam, namun matanya bergulir ke arah Chiyo yang juga ikut menatapnya, namun hanya sebentar setelahnya wanita paruh baya itu berjalan menjauh ke arah pantry.

"Bersihkan ini!!" Mikoto melempar begitu saja sebuah dress berwarna putih dengan noda hitam di bagian perutnya.

Sakura menunduk, mengambil pakaian itu yang tergeletak di lantai, kemudian membawanya ke pelukannya.

"Aku tak ingin melihat noda itu masih disana, setitikpun."

Mikoto melenggang pergi meninggalkan kedua pelayannya yang masih terdiam.

"Kau tak apa?" Ayame mendekat, kemudian menepuk bahu Sakura pelan.

Sakura hanya menggeleng sambil tersenyum tenang.

"Kau tampak pucat Saku?"

Lagi lagi Sakura menggeleng, ia berbohong, nyatanya yang ia rasakan kini kepalanya berdenyut sakit. Sakura tak ingin membuat Ayame maupun Chiyo basaan khawatir.

Sakura berjalan meninggalkan pelayan cantik bersurai coklat itu. Tujuannya kini adalah kamar mandi, ia tak mungkin mencuci pakaian itu dengan mesin. Ia harus menggunakan tangan.

___________________________________________
"Apa yang kau lakukan disini?"

Sakura mendongak melihat tuan mudanya yang sudah berdiri di ambang pintu kamarnya. Sakura menelan ludah dengan susah payah, ia baru saja akan merebahkan tubuhnya setelah selesai mencuci dan mengeringkan pakaian nyonya Mikoto tadi. Bukan apa apa, Sakura hanya merasa kepalanya sangat pusing,  sepertinya ia demam.

"Berdiri!!" Sasuke berseru dengan keras. Wajah tampannya tampak mengeras saat berhadapan dengan Sakura. Selalu seperti itu.

Sakura memejamkan matanya sembari membawa tubuhnya berdiri. Gadis itu menunduk saat matanya tak senggaja bersinggungan dengan Sasuke. Gadis itu gemetar. Wajahnya tampak pucat.

"Temanku akan datang, layani mereka."  Sasuke berucap sambil berlalu pergi meninggalkan Sakura. Gadis itu meringis pelan. Tangannya terulur untuk mengusap keningnya. Terasa panas. Sakura tersenyum sebentar sebelum pergi dari kamarnya menuju area dapur. Segelas air mungkin sedikit membantunya menetralkan hawa panas yang merayab di tubuhnya. Gadis itu menoleh saat mendengar langkah kaki mendekat ke arahnya, itu Chiyo basaan, wanita paruh baya itu tampak tersenyum tipis, kemudian membelai rambut panjang Sakura yang ia ikat asal. Chiyo menyerahkan sebuah botol kecil berisi kapsul berwarna putih kepada Sakura.

"Minum ini Sayang, itu akan membuat demammu membaik." Chiyo tersenyum saat melihat gadis di depannya tersentak menatap wanita itu dengan bingung.

"Kau boleh bekerja, tapi aku tak pernah mengijinkanmu sakit, Sakura."  Sakura memeluk wanita paruh baya itu erat, ia cukup bahagia karena masih bisa merasakan kasih sayang dari wanita itu.  Gadis itu menegakkan badannya, menatap Chiyo sebentar sambil tersenyum menunjukkan botol obat di tangannya.

Chiyo mengangguk sembari tersenyum. "Cepat minumlah."

__________________________________________

Mobil berwarna silver terlihat akan memasuki pagar rumah besar itu. Tampak penjaga mendekat, berbincang sebentar dengan si pengemudi mobil tersebut sebelum penjaga itu membukakan pintu pagar.

"Benar benar seperti istana, kau tau?" Gadis bersurai pirang itu tampak takjub dengan hunian milik sahabatnya itu.

"Itulah Uchiha."

"Dan kau menyukai Sasuke karena ini, hm?" Gadis pirang itu tertawa sinis yang di balas pelototan dari gadis bersurai merah yang duduk di bangku belakang.

"Oo tenanglah Karin, aku sama sekali tak perduli."

Sedangkan pemuda yang berada di bangku kemudi hanya mendengus kasar.

*
*
*
*

Tbc.

👇

After Winter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang