Oke. Dunia memang sangat tidak adil menurut Ricky Pradana Hisyam. Cowok berkulit tanned itu menatap guru Bahasa Indonesia mudanya dengan tatapan tersakiti sekaligus tidak percaya dengan apa yang baru saja guru tersebut ucapkan. Bu Mira memintanya ke luar kelas dan menulis di satu buku tulis secara penuh: 'Saya berjanji tidak akan lupa mengerjakan PR'. Seperti siswa Sekolah Dasar, bukan?
Baru Ricky yang ketahuan baru hendak menyalin PR milik temannya yang lain. Cowok itu beralih menatap sahabatnya yang terlihat santai dan tersenyum mengejek. Ricky kesal jadi, mau tak mau dia menjadi kompor yang memanasi Bu Mira untuk ikut menghukum sahabatnya itu.
"Elang juga belum ngerjain, Bu."
Senyuman mengejek Elang lenyap begitu Bu Mira beralih menatapnya. Kelas berubah menjadi mencekam dan Bu Mira menggerakkan tangan meminta Elang maju untuk mendekatinya. Elang menurut, melangkah ke meja Bu Mira sambil memberi tatapan menyeramkan kepada Ricky yang tersenyum lebar.
"Kamu belum ngerjain juga, Elang?" tanya Bu Mira.
Elang akhirnya pasrah. "Iya, Bu. Maaf. Saya lupa ada PR karena akhir-akhir ini sedang masa transisi pengurus OSIS yang lama dengan yang baru."
"Oke, baik. Kamu saya maafkan. Kembali ke kursi kamu dan ikuti pelajaran dengan baik."
Elang langsung melaksanakan perintah Bu Mira dan melangkah kembali ke kursinya, diikuti dengan Ricky yang mengikuti dari belakang dengan senang sampai Bu Mira memanggil namanya dan membuat Ricky menghentikan langkah, Elang sudah duduk di kursinya kembali.
"Ricky, yang saya beri dispensasi itu Elang. Kamu tetap ke luar kelas dan mengerjakan hukuman kamu tadi."
Ricky menghela napas pasrah sementara, Elang dan seisi kelas lainnya mencoba setengah mati menahan tawa karena Ricky. Cowok itu melangkah menuju ke mejanya untuk mengambil perlengkapan dan langsung disambut oleh Elang yang menjulurkan lidah.
Tangan Ricky membuka tasnya dan mengeluarkan satu buku tulis baru dari dalam sana, ponsel dan juga pulpen. Jangan tanyakan kenapa Ricky membawa buku tulis baru. Hampir semua buku tulisnya masih baru, sampai detik ini dia belum mencatat banyak pelajaran. Mencatat itu buang-buang waktu dan tenaga, menurut Ricky jadi, nanti saat ujian, dia lebih baik men-fotokopi catatan teman sekelasnya yang rajin.
Setelah itu, Ricky melangkah ke luar kelas dan berusaha untuk berpikiran positif. Hanya dia yang ke luar kelas dan lorong sekolah sangat sepi karena semua belajar di dalam kelas. Tapi cowok itu akhirnya tersenyum senang. Bersyukur karena dia tidak harus mengikuti pelajaran Bu Mira yang luar biasa membosankan.
Kemuraman di wajah cowok itu berubah menjadi ceria saat menyadari hal itu. Ricky duduk di lantai dan mulai melaksanakan hukuman yang diberikan Bu Mira sambil bernyanyi pelan lagu-lagu band kesukaannya, Armada.
"Coba kau lihat dirimu dahulu sebelum kau nilai kurangnya diriku..."
Ricky menghentikan nyanyinya saat ponselnya bergetar. Ricky mengambil ponsel dan mendapati BBM masuk dari Elang yang isinya hanya satu kata, tapi penuh hina.
Sukurin.
Ricky mendengus. Terkadang memang seperti itu. Yang namanya sahabat, sudah pasti menjerumuskan, bukan menyelamatkan.
🕛🕛🕛
Yeslin menatap bingung sahabat karibnya yang hari ini terlihat jauh lebih buruk dari sebelumnya. Yeslin tahu, Alyssa memang mempunyai insomnia akut, tapi biasanya tidak seburuk sekarang. Tepat saat jam istirahat, Alyssa yang beberapa hari belakangan tidak ke kelas Yeslin, tiba-tiba muncul dengan wajah pucat dan lingkaran hitam di sekeliling mata yang seakan menandakan jika cewek itu belum tidur. Sama sekali belum tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDO
General FictionElang menyukai Alyssa dan rela melakukan apapun untuk cewek itu meskipun, hati Alyssa sulit berubah haluan. Hatinya masih dikuasai seorang cowok yang bahkan melihatnya saja tidak atau lebih dikenal dengan nama Irsyad.