19 : Skorsing

555 115 28
                                    

Malam seusai pentas seni, tak ada yang tahu seberapa bahagianya seorang Alyssa Pradipta Cempaka tatkala seseorang yang selama ini dia stalk ternyata mengikuti balik akun Twitter Alyssa. Tak sampai di sana, seseorang itu juga berbalas pesan di direct message dengan Alyssa. Semua terasa seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Alyssa bahkan sampai tak bisa tertidur karena takut akan terbangun dari mimpi indah ini.

Kapan-kapan gue traktir, deh. Kalau lo ke sini. Gue belajar dulu, ya. Semangat!

Ini sudah memasuki jam istirahat dan Alyssa belum mengeluarkan bekal dari dalam tasnya. Cewek itu sibuk menatap layar ponselnya, membaca ulang direct message yang dikirimkan oleh akun dengan username @irsyadikhairul tadi pagi, pukul 06.03. Dia baru membalas pesan dari Alyssa semalam, sebelumnya Irsyad bercerita tentang tempat makan enak di Bogor dan Alyssa penasaran untuk mencoba makanan di sana.

Setelah beberapa kali membaca ulang dengan senyuman di bibir, Alyssa memutuskan untuk meletakkan ponselnya di atas meja dan menarik ke luar kotak bekal dari dalam tas. Alyssa menahan napas membuka bekalnya yang kali ini adalah sandwich. Cewek itu mengambil satu potong, memakannya sebelum melihat ke arah pintu kelas yang tak kunjung terbuka.

Selesai menghabiskan satu potong, Alyssa menutup bekalnya lagi dan bertopang dagu masih sambil menatap pintu kelas. Lima menit lagi bel masuk berbunyi dan Elang belum juga muncul. Biasanya, cowok itu akan muncul dengan cengiran khasnya, mengatakan apapun itu hanya untuk mengajak Alyssa berbicara.

Saat bel masuk berbunyi, Alyssa hanya dapat menghela napas dan melipat tangan di atas meja ketika teman-temannya yang lain mulai berhamburan masuk ke dalam kelas. Nafsu makan Alyssa hilang seketika. Cewek itu meraih ponsel yang dia letakkan di dalam tas dan menghela napas lagi.

Elang tak menghubunginya, sejak pentas seni kemarin. Atau lebih tepatnya, setelah Elang dan Alyssa mengambil foto bersama dengan para personil Sheila On 7.

🕛🕛🕛

Keesokan harinya, Alyssa menunggu seperti kemarin dan Elang juga tak kunjung muncul. Alyssa tak melihat cowok itu di manapun, padahal hari ini adalah hari di mana kelas Elang mendapat jadwal olahraga. Biasanya, Elang pasti ada di lapangan dan berlama-lama di sana. Bermain dengan bola futsal ataupun bola basket. Cowok itu sangat lihai dalam memainkan bola.

Bahkan Alyssa harus berbohong untuk pergi ke toilet hanya untuk memeriksa keberadaan Elang sampai Alyssa yang melambatkan langkah kakinya saat hendak menuju ke toilet, kepergok oleh Ricky yang tengah duduk santai di tepi lapangan sambil berbicara dengan teman ceweknya.

Alyssa buru-buru beralih dan mempercepat langkah kakinya ke toilet, tapi secara mengejutkan Ricky berdiri menghalanginya dengan cengiran di bibir.

"Nyari Elang, ya, lo?"

"Enggak, lah. Gue mau ke toilet. Permisi." Alyssa berkata sarkastik seraya mendorong Ricky agar menjauh, tapi Ricky tak menjauh.

"Bener gak nyariin Elang? Dia gak masuk sampai besok Senin, loh. Emang dia gak ngabarin lo?" tanya Ricky.

Alyssa menatap sahabat Elang itu dengan kesal. "Ngapain dia ngabarin gue? Emang gue Bundanya? Emang gue harus peduli kalau dia kenapa-napa? Terserah dia mau ngapain!"

Senyuman Ricky lenyap dan tergantikan dengan tatapan dingin nan tajam menusuk jiwa. "Kalau aja Elang nanya dulu ke gue dan minta persetujuan ke gue yang adalah sahabat baiknya dari lama, kalau-kalau dia mau nembak lo, demi apapun, gue gak bakal ngerestuin."

Ricky tersenyum mengejek, "Mending lo akhirin hubungan lo sama Elang daripada gue lihat teman gue tersiksa jalin hubungan sama orang gak berperasaan sama lo. Gue gak suka ngelihat seberapa bego-nya Elang buat ngejar-ngejar lo. Dia berhak dapetin seseorang yang lebih baik daripada lo dan lebih bisa ngehargain perasaannya, gak kayak lo."

UNDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang