Sebuah motor tampak berhenti di depan sebuah rumah mewah. Natalia turun dari motor Alief dan tersenyum padanya. Entah sejak kapan suasana berubah menjadi canggung saat di perjalanan tadi.
"Um... Kamu mau mampir dulu?" Natalia mencoba mencairkan suasana.
"Lain kali aja deh. Aku masih punya banyak tugas." Jawab Alief dengan senyuman di wajahnya.
Natalia hanya menganggukkan kepalanya seraya membuka pintu pagar rumahnya.
"Yaudah, kalok gitu aku pulang dulu ya, kak." Lanjut Alief berpamitan.
Setelah motor Alief menghilang dari pandangannya, Natalia menghela napasnya kemudian melangkah masuk ke dalam rumahnya.
"Nah ini dia anak Om udah pulang."
Natalia terkejut dengan nada suara berat tersebut. Pasalnya dia baru saja sampai di rumahnya saat Ayahnya mengenalkannya pada seseorang.
"Natalia, ini Evian. Dia anak temen Papa."
Natalia berusaha menunjukkan senyumnya meskipun dia tidak menyukai perjodohan ini.
"Natalia masuk ke kamar dulu ya, Pa."
Belum sempat Natalia beranjak, tangannya sudah ditahan oleh Ayahnya.
"Duduk!"
Suara yang lembut namun penuh penekanan tersebut keluar dari Ayahnya yang membuat Natalia tidak berani membantah.
"Nah Evian, inilah Natalia. Dia.... Cantik kan?"
"Iya Om. Dia cantik." Jawab Evian tersenyum.
Natalia hanya menundukkan kepalanya dan duduk dengan perasaan gelisah.
***
Kediaman Alief.
"Aku pulang!" Seru Alief.
Naomi yang mendengar suara Alief langsung berlari dan menubruk tubuh Alief dengan sebuah pelukan erat.
"Kamu kenapa? Bukannya tadi di kampus udah peluk?" Goda Alief.
"Aku belum puas memelukmu." Jawab Naomi.
Alief tersenyum dan membalas pelukan Naomi tak kalah eratnya.
"Kamu kemana dua hari ini?" Tanya Alief setelah melepaskan pelukannya.
Naomi tersenyum. Manis sekali. Matanya berbinar menatap Alief.
"Kamu mau tahu?"
Alief mengangguk menanti jawaban selanjutnya dari Naomi.
"Ikut aku!" Ucap Naomi menarik tangan Alief ke dalam kamarnya.
"Eh, pelan-pelan, Naomi!"
***
Naomi POV
Aku sudah tidak sabar menunjukkan hasil karyaku pada Alief yang kubuat selama 2 hari ini.
"Tutup matamu."
"Kamu ini bikin penasaran aja." Ucap Alief menutup matanya.
Aku mengambil gelang yang kubuat dan kulingkarkan di tangannya.
"Nah, sekarang kamu boleh buka mata kamu."
Perlahan, Alief membuka matanya dan pandangannya menuju ke tangannya yang kuberi gelang tadi.
"Ini... Kamu yang buat?" Tanya Alief.
"Mm. Jadi, alasan aku menghilang selama dua hari ini untuk membuatkan gelang ini untukmu." Jawabku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ghost Girlfriend(Completed)
FanfictionJangan coba-coba menggangguku atau nyawamu akan hilang.