S03: Chapter 07

119 11 0
                                    

Kinal menghentikan langkahnya pada taman belakang kampus. Dia membalikkan tubuhnya dan menatap Alief yang sedari tadi ditariknya dengan tatapan tajam. Alief yang menyadari tatapan dari Kinal hanya bisa berdiri secara diam dan takut. Ya! Sangat takut karena tatapan Kinal yang tidak bersahabat dari biasanya.

"Sekarang katakan, sama siapa lo tadi berbicara?!" Tanya Kinal curiga.

Alief bungkam dan mulutnya sama sekali tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun. Helaan napas berat terdengar dari mulutnya. Dia sungguh tidak ingin menjawab pertanyaan dari Kinal. Dan dia juga tidak ingin Kinal menganggapnya gila hanya karena dia bicara pada Naomi yang tidak bisa dilihat oleh Kinal.

"Lif, jujur sama gue. Lo gak usah takut sama gue. Gue gak akan nganggap lo gila atau apapun." Suara Kinal yang bersahabat langsung membuat Alief melihat padanya. "Kak Kinal janji?"

Kinal mengangguk sembari menunjukkan senyum tipis pada Alief. Alief menghela napasnya sebelum akhirnya memulai ceritanya pada Kinal.

"Jadi begitu ceritanya, kak Kinal. Cuma aku yang bisa lihat dan bicara padanya." Kinal mengangguk mengerti dengan cerita Alief.

Kinal pun membuka langkahnya pada Alief. Namun belum sempat dia menghampiri Alief, Kinal menghentikan langkahnya dan wajahnya terlihat memucat. Alief mengerutkan keningnya melihat keanehan Kinal yang tiba-tiba tersebut.

Alief membalikkan tubuhnya dan betapa terkejutnya dia melihat Naomi telah berdiri dengan tubuh aslinya. Pandangannya memancarkan aura membunuh yang sangat kuat. Alief tahu arti tatapan itu. Tatapan Naomi ketika dia telah menandai korbannnya dan siap untuk dibunuh.

"Naomi, kumohon. Kak Kinal tidak bersalah disini." Ucap Alief lembut.

Tatapan membunuh dari Naomi langsung memandang Alief yang sedang berdiri di hadapannya tanpa rasa takut sedikitpun.

"Naomi..." Ada jeda dalam ucapan Alief. "Kalau kamu sayang sama aku, ku mohon dengarkan aku. Kak Kinal tidak bersalah disini."

Mendengar ucapan Alief yang begitu memohon, Naomi pun tidak jadi membunuh Kinal dan kembali ke sosok gadis cantik.

Alief tersenyum pada Naomi seraya mengucapkan terima kasih padanya. Naomi hanya bisa mendengus sebal pada Alief. Lagi-lagi dia dihalangi oleh Alief yang lebih membela Kinal daripada dia.

"Berikan aku 1 menit." Naomi menatap tajam pada Alief. "30 detik!"

Alief menghela napasnya kemudian mengangguk kemudian berjalan mendekati Kinal yang masih berdiri dengan wajah pucatnya.

"Kak Kinal." Panggilan lembut dari Alief mampu menyadarkan Kinal. "Maafin kelakuan Naomi ya. Dia memang gadis yang pencemburu."

Kinal tersenyum dan menggelengkan kepalanya kemudian berkata,"Gapapa kok, Lif."

Alief menghembuskan napas leganya saat masalah telah selesai. Dia pun pamit pada Kinal dan membawa Naomi beserta dirinya pulang ke rumah.

"Hih! Ngeri banget!" Kinal bergidik ngeri ketika mengingat kejadian tadi.

***

Sementara itu...

Farish terus berusaha membujuk Melody untuk tidak menceraikannya. Namun Melody tetap kekeuh pada keinginannya menceraikan Farish.

"Gak Rish! Keputusanku sudah bulat! Pokoknya, aku mau kita cerai!" Ucap Melody.

"Ayolah Melody, maafin aku ya. Aku janji deh mulai sekarang gak akan terlalu sibuk dan memberikan waktuku pada kamu dan juga Shahir." Bujuk Farish.

"Aku pulang!" Melody dan Farish langsung mengalihkan perhatian mereka pada Shahir yang baru saja pulang.

"Shahir, beresin baju kamu. Malam ini, kita nginap di rumah tante kamu." Perintah Melody.

My Ghost Girlfriend(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang