Natalia POV
Aku berlari panik di koridor rumah sakit menelusuri setiap kamar yang terdapat Alief di dalamnya.
"Nat, tungguin kita!" Ujar Kinal.
Aku tidak menghiraukan panggilan Kinal. Aku terus berlari sampai akhirnya langkahku terhenti di sebuah kamar.
Aku berjalan gontai menghampiri jendela kamar tersebut dan mengintip ke dalamnya. Kulihat tubuh Alief yang dibaluti oleh segala peralatan elektronik.
"Nat, lo gapapa?" Lidya menghampiri dan menopang tubuhku yang hampir terjatuh.
"Alief, Lid! Alief!" Isakku mulai terdengar.
Lidya melihat ke dalam kamar yang kutunjuk.
"Orang itu pantes mendapatkannya!"
Ucapan Lidya membuat emosiku seketika memuncak. Dengan tatapan tajam, aku menatapnya.
"Apa maksud lo bilang begitu?!"
"Ya ampun, Lid! Bukan Alief yang gue maksud. Tapi orang yang disebelahnya noh!"
Aku kembali melihat ke dalam kamar tersebut dan betapa terkejutnya aku mengetahui bahwa sosok Shahir juga berada disana.
"Itu ganjaran yang di dapat oleh orang seperti Shahir. Siapa suruh dia berbuat jahat." Seru Kinal.
"Ya! Dia memang pantas mendapatkannya. Tapi, kok gue merasa ada yang janggal ya?"
***
Author POV
Natalia, Lidya dan Kinal tampak sedang duduk di kursi santai menanti sesuatu yang bahkan mereka sendiri tidak tahu apa yang mereka tunggu.
"Aku masih tidak mengerti sebenarnya apa yang ada di pikiran Shahir sampai dia berani berbuat nekat begini." Lidya membuka pembicaraan.
"Kurasa, dia sudah gila. Kehilangan seseorang yang dicintainya membuat dia nekat bertindak lebih jauh." Kinal menimpali.
Natalia mengusap wajahnya kasar. Air mata mengalir di pipinya. Membasahi wajah manisnya.
"Kenapa harus Alief? Kenapa harus dia?" Ucap Natalia lirih.
"Lo yang sabar ya, Nat. Gue yakin Alief pasti sembuh kok." Kinal mencoba menghibur Natalia.
"Sampai kapan?! Dia sudah terbaring disana selama dua minggu dan kalian sama sekali tidak memberi tahu gue soal ini!" Natalia meninggikan nads bicaranya.
Kinal terdiam dan menundukkan kepalanya. Perasaan menyesal menghampirinya. Dia tidak pernah lihat Natalia semarah ini sebelumnya.
"Lo gak boleh nyalahin kita begitu saja, Nat!" Lidya membela diri.
"Trus, gue harus nyalahin siapa?! Kalian kan emang salah! Kenapa kalian tidak memberi tahu gue tentang ini dari awal?!"
Lidya mencoba menenangkan dirinya. Dia berdiri dan memegang pundak Natalia untuk menenangkannya.
"Dua minggu yang lalu itu, kita udah coba mau memberi tahu lo tentang masalah ini. Tapi, lo terus menghindar dari kita dengan alasan sibuk." Ucap Lidya.
Natalia masih terisak saat Lidya menjelaskan padanya alasan kenapa dia tidak mengetahui kejadian ini.
"Jadi, begitu ceritanya." Lidya mengakhiri ceritanya.
"Ma... Maafin gue, Lid. Gue beneran gak bermaksud untuk membentak lo sama Kinal."
"Kamu hanya lagi emosi. Dan kita memakluminya."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ghost Girlfriend(Completed)
FanficJangan coba-coba menggangguku atau nyawamu akan hilang.