S03: Chapter 09

136 12 0
                                    

Kinal menghempaskan tubuhnya di balik setir mobil. Senyum terpatri di wajahnya mengingat Evian, sahabat baiknya akhirnya menikah juga dengan Natalia yang sangat dibencinya.

"Akhirnya lo bisa nerima Nat juga ya di hati lo, Evian. Gue ikut bangga sama lo." Batin Kinal.

Drrrttt.... Drrrttt.... Drrrttt!

Kinal tersentak dengan ponselnya yang tiba-tiba bergetar. Dia mengambil ponsel dari saku celananya dan melihat siapa yang menelponnya.

"Halo, Bu?"

"...."

"Siapa yang mau ketemu sama aku, Bu?"

"...."

"Kenapa lagi sih dia?! Kan aku udah bilang kalau aku gak mau ketemu sama dia!"

"...."

"Yauda deh, Bu. Aku pulang sekarang."

Kinal mendengus setelah mengakhiri pecakapannya via telpon dengan Ibu kosnya. Dia pun menghidupkan mobilnya dan memacunya dengan kecepatan sedang.

***

Kinal POV

Aku melangkah masuk ke dalam kos setelah memastikan mobilku terparkir dengan baik. Begitu di dalam, aku langsung memutar malas bola mataku dan memandang tajam pada orang yang sedang duduk di sofa.

"Kinal." Panggil orang tersebut lirih.

"Kenapa? Kan aku udah bilang kalau aku gak mau ikut anda pulang."

"Mama mohon, Nal. Mama menyesal dan udah minta maaf sama kamu. Kembali sama Mama ya."

Aku mendengus dan menghela napas kasarku. Kedua tanganku terkepal erat, emosiku juga memuncak.

"Setelah pergi ninggalin aku sekian lama dan memalsukan kematian anda, anda datang dan meminta maaf dengan mudahnya." Aku menjeda kalimatku. "Anda tidak tahu betapa sedih aku saat itu, hah!"

Ibu kos dan wanita itu terkejut mendengar suara tinggiku. Selama ini Ibu kosku tidak pernah mendengar suara tinggiku.

"Kinal, jangan berbicara begitu pada Mamamu." Aku menatap Ibu kosku dengan sendu.

"Mama? Mama apa yang tega ninggalin anaknya dalam waktu lama dan memalsukan kematiannya?!"

"Mama udah minta maaf, Kinal. Tidakkah itu sudah cukup untuk kamu?"

"Nggak! Dan aku juga gak sudi mengakui anda sebagai orang tua aku sekarang!"

Kulihat wanita itu berdiri dan menghampiriku. Tangannya tampak terangkat dan terayun untuk menampar pipiku.

"Darimana kamu belajar ucapan seperti itu?!"

Aku tersenyum kecut seraya memegang pipiku dan memandang wanita itu dengan tatapan tajamku.

"Jadi ini?! Begini cara anda memintaku pulang bersamamu?!"

"Ma-maafin Mama, Kinal. Mama tidak bermaksud untuk..."

Aku menepis kasar tangan wanita itu dan berjalan ke arah pintu dan membukanya.

"Anda boleh keluar dan jangan datang kemari lagi!"

Wanita itu menghela nafasnya dan berjalan gontai ke arah pintu yang dibuka olehku.

Dia memandangku dengan tatapan sayunya sebelum akhirnya berjalan keluar. Aku menatap punggung wanita itu dengan sendu. Sejujurnya, aku juga merindukan wanita yang sebenarnya adalah Mamaku. Sudah lama sejak terakhir kali aku bertemu dengan Mamaku saat aku kecil.

My Ghost Girlfriend(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang