BAB 5 : Menghindar

34 14 0
                                    

     Pagi ini gue sengaja datang pagian, bukan karena ingin bertemu Dio tapi ingin menghindarinya. Kenyataan pahit yang gue dengar kemarin cukup membuat gue sadar bahwa gue tidak ada harapan lagi bersama Dio. Kelas masih sepi, namun seseorang datang, orang yang ingin gue hindari, Dio.

"eh hai Nat, tumben lo datang pagi" Dio menyapa gue ramah.

"hai, ga ada kebetulan bangun pagi. lo kenapa datang pagi?" tanya gue balik agar tidak terkesan aneh.

"hehe biasa mau ketemu Kinan, kalau datang siang suka keburu bel!" kata Dio semangat. "yaudah deh gue cabut ya, bye" gue hanya diam menatapi kepergian Dio.

-----

     Gue pergi ke kantin sendiri, Karena lagi pingin sendiri aja dan Bella mengerti hal itu karena apa. Saat gue sedang makan, Dio datang dan duduk persis di depan gue.

"hai lagi Nat, kayaknya hari ini kita sering ketemu deh, btw gue kesini mau gabung duduk sama lo, soalnya meja lo masih luas, bolehkan?" tanya Dio kepada gue.

"eh jangan ntar pacar lo kira ngapain lagi, gue balik aja lagian udah selesai gue" ujar gue setelah hampir berdiri dari kursi.

"enggak tenang aja, gue ke kantin sama Kinan, tu dia lagi mesen makanan" tunjuk Dio ke salah satu pedagang kantin, dan memang iya ada Kinan disana.

"ohh yaudah deh duduk aja" balas gue ramah menutupi rasa sakit ini.

     Kinan pun datang membawa 2 mangkok mie ayam serta es jeruk di atas nampannya. Cewek itu mengedarkan pandangannya mencari Dio, setelah melihat Dio melambaikan tangannya Kinan pun berjalan menuju arah kita.

"sayang kita duduk disini ya meja kantin penuh banget" tukas Dio pada Kinan.

"oh iyaiya" balas Kinan sambil menatapku. Mungkin Dio menyadari hal itu dia langsung memperkenalkan Kinan padaku dan sebaliknya.

"Nan ini Natasha panggil aja Nata, temen sekelas aku dan Nat ini Kinan pacar gue" ujar Dio sambil melirik Kinan. Gue pun salaman dengan Kinan, dia tersenyum ramah ke gue, gue pun sebaliknya.

     Setelah cukup lama disini gue mulai tidak betah 'oh Tuhan kapan mereka selesai atau gue saja yang pergi?' batin gue, setelah lama berfikir gue pun memutuskan untuk pergi dari tempat itu.

"eh gue cabut yaa" pamit gue ramah.

"yah diem sini dulu aja nat" kata Kinan.

"iya nat" timpal Dio.

"gue di cari Bella mau liat pr katanya, gue cabut ya byee" gue langsung berlari keluar Kantin tidak ke kelas tapi ke taman belakang sekolah.

     Menenangkan pikiran di taman belakang sangatlah enak, Karena tempatnya sepi dan bersih, sering dibersihkan penjaga sekolah. Gue masih memikirkan kejadian tadi, membayangkan betapa beruntungnya menjadi Kinan. Gue pun tidak dapat menahan bendungan air mata ini, air mata yang gue tahan sejak tadi.

"cengeng amat jadi cewek" kata seseorang yang suaranya sangat asing. Saat gue sedang menangis sesenggukan.

     Gue pun menoleh melihat siapa yang berbicara pada gue. Cowok. Tapi gue tidak tau siapa.

"diem deh lo, pergi sana" tukas gue sambil mengelap air mata gue.

"yee sekolah ini punya nenek lo apa!?"

"taudeh bacot" gue pun langsung meninggalkan cowok itu sendiri. Tanpa memedulikannya yang berteriak memanggil gue dengan sebutan cewek cengeng.

~ada rasa sakit disini dimana lo datang ke gue namun bersama dia~

--------------------Author note-------------------
Yeee siapa ya diaa?? Mau tau?? tetep baca cerita ini yaa, happy reading!!:))

Jangan lupa vote, comment, and follow wattpad aku.

Enjoy with my story🙌👌

Hello YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang