5♡Gudang

154 41 32
                                    

Aku berjalan keluar dari kantin sambil menghentakkan kakiku sebal, memang sialan perempuan bernama Jinsol tadi, jika saja ini bukan sekolah sudahku jambak rambutnya lalu  kujadikan sundae ususnya karena sudah berani menggangguku makan.

Jam makan siang masih belum berakhir jadi kuputuskan untuk berkeliling sekolahku ini, hmmm jka beruntung aku pasti menemukan pasangan mesum disekitar toilet whahaha. Hei apa yang kukatakan benar adanya, disini banyak sekali pasangan yang mencari tempat sepi untuk bercumbu. Aiish lupakan.

Biasanya di sekolahan mahal seperti ini terdapat rooftop, tapi dimana?

Apakah pintu ini menuju rooftop?
Aku akan mati penasaran jika aku tidak melihat apa yang ada dibalik pintu ini. Jadi kuputuskan untuk membukanya.

Ceklek.

Ada yang menggenggam tanganku, apakah dia orang mesum?.

"Ya! Pabo, aku bukan orang mesum seperti yang kau pikirkan," ucap seseorang yang suaranya sangat kukenal.

"Ya! Kau mengagetkan ku saja Taeyong-a, bagaimana kau tahu apa yang sedang ku pikirkan?" Ucapku heran dengannya yang tiba-tiba datang lalu mengagetkanku.

"Hei berhati hatilah jika bersamaku, aku bisa membaca pikiran orang dan..." ucapnya yang menggantung. Sial teruskanlah bodoh.

"Ya! Jika bicara jangan setengah setengah! Aku jadi penasaran bodoh," ucapku lalu menjitak kepalanya.

"Aku juga tahu kau sekarang sedang kelaparan whahaha," ucapnya lalu menempelkan sebungkus roti kewajahku.

"Ya! Sialan kau! Hei mengapa kau tidak membelikanku minum juga hah?" Ucapku ketus.

"Hei disekolah mahal seperti ini tidak ada yang berjualan minuman seperti yang kau maksud," ucapnya menyebalkan pasti dia membaca pikiranku juga, memang sih minuman yang kumaksud itu hanya ada di tempat tinggalku dulu.

"Aiish haruskah aku minum air kolam ikan itu?" Ucapku sembari menunjuk kolam ikan tapi sangat besar seperti pemancingan.

"Silahkan jika kau ingin tersedak kotoran ikan whahah," ucapnya lalu jalan mendahuluiku.

"Ya! Penjual es krim bodoh, kau ingin mati ditanganku hah?" Teriakku sambil menggenggam tangan kiriku.

"Kau ingin membunuh siapa eoh?" Ucap Irene dari arah kantin.

"Hah ani, aku tadi sedang menerima telepon temanku," ucapku bohong. Kau berhutang budi padaku Taeyong-ssi.

"Kau tadi duduk dimana? mengapa tidak makan bersama kami tadi?" Tanya Lisa sepertinya dia mengkhawatirkanku.

"Ooh, tadi aku makan bersama Eunwoo dan teman-temannya, karena dia membawa nampanku bersamanya, mau tak mau aku harus mengikutinya kan?" Ucapku sambil membuka bungkus roti sialan ini, sepertinya pabrik yang membungkusnya menggunakan lem tikus sehingga sangat sulit untuk membukanya.

"Sini-sini, biar kubukakan untukmu," ucap Irene sambil menolongku membukakan bungkus roti tadi.

"Ya bukannya kau tadi sudah makan mengapa kau makan roti lagi?" Tanya Wendy.

"Nampanku tadi terjatuh dan aku belum menghabiskan makananku yang masih sisa setengah," ucapku lalu Irene menyuapkan rotinya kemulutku.

"Ayo kita pergi ke kelas, aku takut jika berada di sini terlalu lama," ucap Seulgi yang langsung menggosok kedua lengannya.

Memangnya ada apa dengan lorong ini? aku tahu lorong ini berada di pojok sekolah seakan tersembunyi. Tetapi lorong disini sama saja seperti kebanyakan lorong di sekolah ini.

Different But Equal ♡ Joy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang