11♡Traktir

132 31 29
                                    

"Hei! Kemarin kau janji meneraktirku kue red velvetkan?" Ucap Taeyong yang duduk dihapanku sambil menaik-turunkan alisnya menyebalkan.

"Yak! Kau ini tidak tahu diri! Sekarangkan kita sedang makan siang di coffe shop ini dan aku yang akan membayarnya. Lalu kau ingin aku meneraktirmu kue red velvet lagi? C'mon kau ini....aish tak jadi," ucapku sambil menghela nafas kasar.

Dasar tidak tahu diuntung, sudah ku traktir makan malah minta kue red velvet lagi. Sialan.

Aku langsung kembali menyantap makananku setelah aku tak mendapat jawaban dari mulut tipis Taeyong.

Tak lama kemudian dia langsung berdiri lalu pergi entah kemana tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Iya sekarang aku sedang makan siang bersama penjual es krim yang menyebalkan itu. Karena hari ini adalah hari sabtu yang indah, dengan berat hati *ralat senang hati (nanti Taeyong tak memberiku contekan lagi saat sedang ulangan mendadak jika dia tahu aku meneraktirnya tidak ikhlas.) aku meneraktir Taeyong makan siang yang sialnya aku lupa jika aku ada hutang janji akan meneraktirnya kue red velvet padahal selama dua hari belakangan ini selalu dia singgung-singgung. Contohnya:

"Hei apakah kau tahu kue red velvet itu ternyata bukan terbuat dari coklat!"

Itu artinya ' kau harus ingat! Kau itu punya janji meneraktirku kue red velvet'. Dia memang serandom itu hanya untuk mengingatkanku tentang hutangku.

Oke cukup monolognya karena aku melihat Taeyong sudah berjalan kembali menuju meja kami.

"Hei kau darimana saja? Kau tahu makananku sudah habis dan aku ingin sekali rasanya menyikat habis makananmu itu," ucapku sambil mengulum sendok dan menatap lapar kearah makanan Taeyong, yang jika dideskripsikan wajahku sekarang ini seperti seorang vampir yang haus darah.

"Gila! Mana ada vampir yang gemuk sepertimu!" Ucap Taeyong yang membuatku naik pitam.

"Sialan! Bukannya memberi jawaban, kau malah mengatakan fitnah. Jelas-jelas badanku ini bak model pakaian dalam victoria's secret," ucapku sambil mengetukkan sendokku yang tadi kukulum kearah jidat mulusnya.

"Itu fakta babi Jeju! Kau harus sadar jika badanmu itu diuji di laboratorium maka 80% tubuhmu itu isinya lemak jahat. Muehehhee," ucap Jungkook yang tiba-tiba saja ikut nibrung membahas tubuh sexyku.

"Yak! Kau ingin merasakan sumpit ini menancap di gigi kelinci bodohmu itu? Lagipula aku tahu kau memiliki tompel besar dipaha dalam kananmu," ucapku sambil menodongkan sumpit kearah wajahnya lalu kearah pahanya.

"Ya! Perempuan mesumm! Bagaimana kau tahu jika aku mempunyai tompel dipahaku?!" Ucap Jungkook sambil menutupi daerah selatannya menggunakan nampan saji.

"Jangan ragukan kekuatanku! Aku ini sakti tahu," ucapku sambil menenengadah sombong.

"Sialan! Lebih baik aku bekerja lagi daripada harus beradu mulut dengan babi Jeju yang sakti ini," ucap Jungkook lalu pergi sambil terkekeh yang membuatku tak sadar jika sekarang Taeyong sudah selesai makan. Aissh ini gara-gara aku berbicara random dengan barista gila itu.

"Sudah?" Tanya Taeyong ambigu.

"Apanya?" Balasku.

"Bicara omong kosongnya," ucapnya sarkas.

"Oohh~ eh apa kau bilang? Sialan," ucapku sambil mendorong kepalanya tapi tidak sampai karena perutku terhalang meja.

"Kau itu memang gemuk jadi jangan menyalahkan meja tak bersalah ini," ucapnya sambil mengelus meja Yang ada dihadapannya lalu mengecupnya. Sudah kubilang dia sangat random berbeda saat di sekolah, dia terlihat seperti mata-mata yang nanti menghilang lalu tiba-tiba sudah duduk di kursinya.

Different But Equal ♡ Joy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang