4♡Perban

181 46 21
                                    

"Aku mempunyai penyakit yang bisa membuatku tidur secara tiba-tiba," ucapku yang menghembuskan nafas berat sambil bersandar ke kursi taman.

"Ya! Jangan mengada-ngada mana ada penyakit seperti itu," ucapnya yang terkejut lalu menoleh kearahku.

"Aku suka responmu Taeyong-ssi, yah jika kau tidak percaya, kau bisa mencari tentang penyakit narkolepsi di google," ucapku sambil menutup mataku.

"Ya! Aku percaya-percaya, jangan tidur lagi, aku tidak ingin menjagamu sepanjang malam ditaman ini," ucapnya sambil mengguncang bahuku.

"Aku sedang letih dengan hidupku, ingin rasanya beristirahat sebentar," ucapku sambil merebahkan kepalaku disandaran bangku taman.

"Jangan tidur seperti itu, nanti lehermu sakit, kemarilah," ucapnya sambil merebahkan kepalaku dipundaknya.

"Taeyong-ssi apakah kau memiliki ibu yang sayang kepadamu?" Tanyaku yang masih menutup mata.

"Hmm tentu saja, kau pasti memilikinya juga sama sepertiku," ucapnya.

"Hhhh yaaah aku memiliki ibu yang seperti itu tetapi ibuku berada jauh dariku," ucapku sambil menghembuskan nafas kasar.

"Ah maafkan aku Sooyoung-ssi aku tidak bermaksud," ucapnya yang mengira bahwa ibuku sudah meninggal.

"Bukan Taeyong-ssi, ibuku masih hidup tetapi dia berada jauh dariku," ucapku sambil menahan tangis.

"Kau tahu alamatnya? Mau mencarinya bersama?" Tanya Taeyong sambil mengusap lembut punggungku.

"Aku baru saja mendapatkan alamat rumahnya dari pamanku, tapi aku belum hafal daerah di Seoul ini," ucapku sambil mengeluarkan handphoneku dari tas.

Setelah aku memperlihatkan alamat ibuku, Taeyong terkejut.

"Hah, aku tahu alamat ini. Ayo kita kesana sekarang sebelum terlalu larut malam," ucapnya yang menggandeng tanganku sambil berdiri.

 Ayo kita kesana sekarang sebelum terlalu larut malam," ucapnya yang menggandeng tanganku sambil berdiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku dan Taeyong sudah sampai di alamat yang paman kirimkan, aku harap ini benar rumahnya.

Tok.tok.tok

"Permisi," ucapku sopan tapi aku juga merasa gugup.

Bagaimana jika ini bukan rumah ibu? bagaimana jika ibu tidak ada dirumah? atau yang lebih parahnya bagaimana jika ibu tidak mengakuiku sebagai anaknya? Pikiran-pikiran negatif itu selalu terngiang dikepalaku seperti suara sayap nyamuk yang bergesekan.

Ceklek.

"Ah cari siapa ya?" Seseorang yang mungkin seumuran dengan nenekku dengan postur tubuh gempal, rambut pendek yang dominan berwarna putih membukakan pintu.

"Ah permisi, apakah ini benar rumah Kang Younghee?" Ucapku gugup.

"Aah benar, tetapi sudah sejak lama dia pindah ketempat lain, dan membuka toko roti," ucap wanita itu.

Different But Equal ♡ Joy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang