23♡Bertemu Eomma

95 27 11
                                    

Malam ini toko milik Daniel terlihat ramai dibandingkan dengan malam-malam sebelumnya. Kebanyakan orang disini ingin membeli christmast cake untuk merayakan natal.

Lalu aku juga banyak melihat toko-toko memasang discount besar-besaran menjelang natal.

"Ini tehnya nyonya," Daniel mengejutkanku dengan suara beratnya yang menggema ditelingaku.

Aku memukul kepala Daniel seakan kami sudah akrab sejak lama.
"Ish kau ini membuatku jantungan saja," ucapku lalu dia hanya menyengir bagai kuda.

"Sooyoung-a coba panggil aku oppa," pintanya setelah dia duduk dihadapanku.

"*Sireunde, naega wae? Eolmajulgeonde?" balasku dengan nada mengejek.

(*aku tidak mau, mengapa aku harus setuju? Berapa banyak yang akan kau bayar?)

"Kau ingin bayaran hanya untuk sepatah kata saja? Dasar wanita selalu matrealistis," ucapnya sambil menopang dagu.

"Memangnya jika aku matrealistis, maka kau akan jatuh sakit? Tidak kan. Dasar rubah," ucapku mengejek. Entah kenapa aku langsung menyebutnya rubah.

"Ayolah satu kali saja, tapi yang lantang," ucapnya sambil memohon.

"Baiklah satu kali saja," ketusku lalu dia mengangguk.

"Dengarkan dengan jelas, amati, jangan sampai kau memintaku mengulangnya," tukasku.

"Cepatlah kitten, kau ini lama."

Aku melotot kearahnya, sedangkan dia hanya tersenyum puas.

Aku menarik nafas dalam-dalam.
"Daniel oppa," ucapku datar. Lalu aku menghela nafas kasar.

Jangan harap aku akan mengucapkannya dengan genit bak seorang jalang yang sedang menggoda seorang pria.

Aku langsung mengubah wajahku menjadi masam, mengernyitkan dahiku lalu kulengkukan bibirku kebawah.
"Ew menjijikan sekali menyebutmu seperti itu," ucapku lalu aku menenggak habis teh yang dihidangkan Daniel tadi.

Lalu aku tidak sadar jika Daniel tengah mengarahkan kamera handphonennya kewajahku.

Aku langsung berdiri dan mencoba mengambil handphone Daniel dari tangannya.
"Ya! Kau sedang apa bodoh?" Teriakku sambil mencoba meraih handphonennya.

Lalu Daniel berlari kearah kasir, kulihat ada seorang wanita yang kurasa seumuran dengan eomma Jeon.

Daniel memeluk wanita itu dengan manja seperti anak kecil.
"Eomma lihat anak kucing nakal itu, dia berusaha mengambil handphoneku," ucapnya manja dengan sedikit aegyo. Menjijikan.

Untung saja ini sudah larut malam jadi tidak ada orang di toko ini lagi dan kulihat kue-kue natalnya sudah habis. Tch pantas saja dia berani menunjukkan aegyo menjijikannya itu.

Wanita itu hanya tertawa saja melihat kelakuan bayi besarnya itu lalu dia mengusap kepala Daniel lembut.

"Kemarilah nak Sooyoung," wanita itu melambaikan tangannya memanggilku.

Aku langsung mendatanginya karena aku tidak enak sudah membuat keributan tadi.

"Iya ada apa... Em," ucapku tidak lengkap karena aku tidak tau ingin memanggilnya dengan sebutan apa.

"Eomma, panggil saja eomma. Anggap aku adalah eommamu," ucap ibu Daniel dengan lembut.

"Ah ne eomma," ucapku canggung sambil menggosok tengkuk leherku.

Different But Equal ♡ Joy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang