26♡Hadiah

110 24 12
                                    

Kriingg.

Bunyi alarm bodoh yang Daniel berikan padaku kemarin ini membangunkanku dari tidurku yang nyenyak.

Aku duduk bersandar pada dinding, mengusap mataku yang lengket. Aku melirik kearah alarm berwarna putih itu, ternyata masih pukul 07.30 a.m. Sialan pasti Daniel yang setting alarm itu sepagi ini, di hari natal yang dingin ini.

Aku turun dari kasur empukku, memakai sendal hangat dan fluffy berbentuk flamingo dan melilitkan selimut hangat ditubuhku.

Aku mengambil handphone baruku dari nakas yang kemarin kubeli bersama Taeyong.

Aku menekan kontak pria itu lalu menekan tombol hijau, berharap dia sudah terbangun dari mimpinya dan mengangkat panggilanku.

"Sudah kubilang aku tidak memesan jajangmyeon," terdengar suara serak khas bangun tidur milik Taeyong dari seberang telepon sana.

"Ck buka matamu bodoh!"

"Eoh sejak kapan penjual jajangmyeon suaranya seperti suara Joy, hehe."

"Ya! Apakah kau sedang mabuk? Cepat bangun siapkan dapurmu untuk berperang."

"Apakah tentara Korea Utara ingin menyerang dapurku?" Racaunya dengan suara pelan dan serak.

"Pabo. Cepat cuci mukamu, lalu siapkan dapurmu, sebentar lagi aku ke rumahmu."

"Ayay kapten," ucapnya malas, kurasa dia akan menguap setelahnya.

Pip--

Aku melihat angka yang tertera di layar handphoneku, ternyata aku masih punya waktu satu jam untuk bersiap-siap.

Aku membuka lemari bajuku, melihat-lihat baju apa yang cocok kupakai untuk hari natal ini. Hmm mengapa semua warna baju yang Taeyong pilihkan kemarin dominan berwarna cerah? Ternyata aku sudah dikelabui makhluk kurus yang satu itu dengan ucapan manisnya: "aku punya selera fashion yang bagus." Omong kosong.

Aku menggeser-geser hanger yang tergantung rapi dilemariku. Mencari baju yang warnanya pas dengan perayaan natal.

Aku mengangkat hanger yang digantungi oleh jumpsuit berwarna kuning dengan aksen merah. Ah tidak-tidak, aku akan terlihat seperti badut Mcd jika memakai jumpsuit itu. Atau dress berwarna merah dengan manik-manik mengkilap dilehernya? Ah apalagi, aku akan terlihat seperti bola mengkilap yang eomma pasang di pohon natal. Bagaimana dengan long dress berwarna hijau daun ini? Oh Joy adakah pakaianmu yang lebih buruk dari ini? Kau pasti tampak seperti badut dari merk handphone oppo.

Lalu setelah semua pakaianku berhamburan diatas kasurku, aku segera menuruni tangga untuk meminta eomma membantuku memilih pakaian. Eoh tapikan aku tidak ingin pergi kencan dengan makhluk kurang gizi itu? Oh ayolah Joy, kau tidak usah berlebihan, hanya pergi dengan Taeyongkan? Aku memakai baju rumah sakitpun, dia pasti tidak akan protes.

Tapi aku sudah terlanjur turun dan pergi ke kerajaan eomma yaitu dapur.

Aku berjalan ke arah eomma yang sedang merebus sesuatu, aku memeluknya dari belakang.
"Eomma selamat natal," ucapku sambil mengusapkan wajahku dipunggungnya.

Eoh sejak kapan punggung eomma berotot? Lalu kapan eomma memotong rambutnya itu?

"Hei lemak jahat, berhenti memelukku. Aku sudah memiliki kekasih yang lebih cantik darimu," suara bariton itu menginterupsi gerakan manjaku padanya.

Aku melepas pelukanku padanya.
"Kya! Mejijikan, uh nampaknya aku harus mandi lagi," ucapku sambil menepuk-nepuk pakaianku.

"Kau yang memelukku tapi kau juga yang berteriak. Harusnya aku yang berteriak memanggil polisi karena aku telah dilecehkan," ucap Daniel sambil berbalik kearahku.

Different But Equal ♡ Joy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang