kawan baru atau lawan baru

239 5 0
                                    

"Dian udah selesai belum, sekarang sudah jam 8 lewat, kamu bilang acaranya dimulai jam 9. Kamu bisa telat. Makanya bunda bilang kalo pagi cepat kerjanya jangan tinggal melamun. Masa setiap hari bunda harus ngomel baru kamu bisa bergerak. Acaranya jam 9, jam segini kamu belum selesai belum perjalanan kesana, belum ini itunya" omel bunda panjang lebar.

Ketika bunda mau ngomel lagi dian udah keluar dari kamar dengan pakaian rapi. Dia memakai kemeja warna pink dengan rok panjang span 3/4. Dengan rambut di kuncir kuda. Sambil memakai snicker putihnya dia berkata
" bun, habis seminar nanti aku langsung ke pos bimbel sendiri jadi ayah nggak perlu bolak balik jemput".

"Iya. Hari ini ada anggota baru mau datang di pos. Meraka 4 orang bersaudara. Mereka baru pindah dari Jakarta karna ayahnya ditugaskan disini."

"Bunda aku pergi" pamit dian sambil berlari keluar rumah karna takut adik-adiknya minta ikut.

Di dapur ibundanya cuman bisa berujar"ini anak kebiasaan,klo pergi selalu slonong boy nggak ada aturannya".

Dian bernarasi
" namaku dian, umurku 16 tahun aku anak sulung dari 4 bersaudara. Sejak kecil kami semua belajar dirumah, istilah kerennya sih homeschooling tapi kami menyebutnya sekolah berbasis rumah(sbr). Bundaku salah seorang fasilitator sbr. Dia sahabat sekaligus guruku. Banyak yang menentang dia termasuk sebagian besar keluarga. Mereka selalu bilang mau jadi apa anak-anakmu kalau tidak sekolah. Tapi bunda selalu bilang anak-anakku butuh belajar bukan butuh sekolah dan belajar bisa dimana saja dan dengan siapa saja.
Hari ini aku ikut seminar sehari tentang buku sebagai jendela dunia. Tapi bagiku buku itu hiburan kalo aku lagi bosan dengan jendela duniaku yaitu facebook dan paman google.

Jam 14:30 acara seminarnya selesai dan aku langsung menuju pos bimbel dengan menenteng 2 tas bingkisan ditangan. Tiba di pos bimbel aku lihat bundaku sedang mengajar 8 sampai 13 tahun tentang sains di ruangan lain bunda Ana lagi mengajar anak paud. Di ruang tengah aku lihat ayahku dan ayah hisyam lagi ngobrol dengan dua orang cowok dan seorang anak kecil. Aku berjalan melewati mereka entah mengapa aku refleks  melirik mereka. Mataku sempat beradu pandang sama salah satu cowok itu membuatku kurang hati hati dan menendang undakan tangga hingga membuatku terjatuh. Ayah hisyam menegurkur" hati hati kalo jalan jangan terburu buru"

Aku cuman bisa meringis kesakitan sambil berkata maaf. Aku masih sempat melihat cowok itu tersenyum mengejek sebelum akhirnya lanjut ngobrol denga Ayah hisyam. Dengan hati gondok aku masuk ke ruangan bunda yang telah selesai mengajar. Begitu melihatku mereka langsung menyerbu ke arahku sambil bertanya mengenai bawaanku. Aku pun menyuruh mereka semua duduk dan akupun melantai bersama mereka. Sambil membagikan isi salah satu bingkisan yang isinya ternyata 2 pak buku tulis dua dos pensil, 2 dos pulpen dan alat tulis lainya. Berhubung mereka cuman 4 orang makanya semuanya kebagian hadiah.
Ketika anak paud datang mereka pun kebagian hal yang sama.

"Wah pulang belanja lagi anaknya bunda."kata bunda Ana di depan pintu.

"Nggak bun,ini hasil seminar. Tadi sebelum seminar dilaksanakan, panitia adakan kuis."

Flash back.
Aku masuk ruang acara dan langsung ditegur sama panitia.
"Adek duduk di depan yang kursi khusus mahasiswa"katanya sambil menunjuk kursi di deretan paling depan.

Karna takut kelihatan aneh diantara anak berseragam akupun bergabung dengan para mahasiswa yang lain.
Di panggung seorang panitia berkata bahwa pembicara akan segera masuk. Dan diminta untuk setiap sekolah dan kampus untuk memilih salah seorang wakilnya untuk berpartisipasi dalam acara kuis nantinya. Tapi hanya untuk SMA sederajat dan sekolah tinggi. Tak lama kemudian pembicara pun masuk dia seorang profesor sejarah dari jakarta. Dia di dampingi sama kepala dinas, kepala perpustakaan umum dan sekot. Setelah mereka semua duduk, panitia memanggil peserta kuis untuk naik ke panggung. Total peserta  21 orang.

Happy EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang