Cinta atau Obsesi

34 2 0
                                    

Pangeran dan Riri sudah mulai bosan menunggu Dian di depan Kampus tapi Dian belum juga muncul." Bosan nunggu disini kita susul ke fakultasnya saja siapa tau acaranya belum selesai?" usul Riri

"Ayo! Daripada bengong disini , nggak jelas."

Mereka berdua akhirnya berjalan menuju fakultas Kedokteran.

Dian berjalan tanpa memperhatikan sekitarnya hingga ia menabrak cowok yang datang dari depannya. Ia pun langsung minta maaf "Maaf mas saya nggak sengaja"

"Saya nggak pa pa kok! Apa kabar, Tembem? I miss you!"

Dian berkata dalam hati " di dunia ini hanya satu orang yang manggil aku tembem dan nggak mungkin dia ada disini sekarang" Dian mengangkat kepalanya refleks sangking terkejutnya.

"Aku kangen banget sama kamu dian!"

" Kamu!! nggak mungkin!!! kamu nggak mungkin ada disini. Maaf mas kayaknya saya lagi halu, permisi mas, saya buru buru!" Kata Dian coba menghindar

Ketika Dian hendak jalan tangannya dicekal." Kamu nggak lagi halu! Ini memang aku!

"Ada apa, yan?" Kata pangeran yang baru datang

" Pangeran, Riri nggak ada apa apa! Ayo kita pergi! Kata Dian sambil berlalu pergi untuk menghindari pertanyaan lebih lanjut.

"Aku sudah disini kita akan bertemu lagi, tembem" ucapnya sambil melihat dian dan kedua sahabatnya berjalan menjauh. Ketika mereka tak terlihat lagi. Dia pun melanjutkan langkahnya menuju fakultas kedokteran.

Sesampainya di kos Dian langsung mengambil Hpnya dan menghubungi bundanya." Hallo,bun! Bunda tau kan kalo dia ada di Makassar! Bunda tega selalu saja bersekongkol dengan dia buat ngerjain aku!" Kata Dian dengan kesalnya

"Ini anak nggak ada hujan nggak angin main ngomel nggak jelas, bunda nggak ngerti maksud Dian! siapa yang ada di Makassar?" Kata bunda dari seberang sana.

"Siapa lagi bun, cowok resek sekaligus pangeran kecilnya bunda!"

"Bunda nggak tau sayang kalo dia ada di Makassar, karena setahu bunda dia udah mulai masuk kuliah lagi minggu ini"

" Tapi dia ada disini bun, aku ketemu dia di kampus."

"Mungkin dia ada kegiatan disini! Karna dia juga nggak pernah bilang sama bunda kalo dia mau ke sini."

"Bunda nggak bohongkan?"

"Sejak kapan bunda bohong sama kamu?"

"Tapi bun, aku harus bagaimana hadapin dia?"

" Setiap masalah harus dihadapin, sayang. Bukannya dihindari"

"Ya sudah kalo begitu!" Kata Dian lemas

"Nanti kalo ada waktu bunda coba tanyakan ke dia!"

"Nggak usah, bun! Nanti dia kegeeran lagi. Biar aku selesaiin sendiri. Udah dulu, Bun! Assalamualaikum! Dian mengakhiri telponnya.

Riri yang dari tadi hanya melihat tingkah sahabatnya yang uring uringan akhirnya buka suara" Kamu kenapa yan?"

"Cowok paling menyebalkan sedunia ada disini" kata dian sambil menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur.

"Jadi cowok yang aku lihat di kampus tadi itu dia? Terus apa hubungannya sama bunda Lita? kok kamu malah ngomel sama Bunda."

"Dia itu pangeran kecilnya bunda, aku tidak tau bagaimana awalnya yang pasti dia sudah bisa mengambil perhatian bunda. Yang aku tahu dia sering curhat dan minta nasehat sama bunda."

"Wah! Kayaknya bunda udah punya calon menantu nih!"

"Kamu ini, kayak nggak tau bunda saja, dia itu gampang akrab sama orang. Apalagi anak anak seumuran kita pasti deh udah jadi anak buat beliau."

Happy EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang