Satu setengah tahun berlalu begitu cepat. Hari ini Dian mulai ikut masa orientasi sebagai mahasiswa baru di UNHAS fakultas kedokteran. Dengan baju hitam putih, rambut diikat tiga plus wajah didandani super menor membuat Dian lebih mirip badut dibanding mahasiswa baru. Senasib dengan Dian, Riri juga mengalami hal yang sama hanya saja ikatan rambut Riri lebih banyak. Hari ini mereka sama dan ke kampus karena untuk beberapa waktu Dian menumpang di kosnya Riri. Sampai di kampus mereka berpisah Dian menuju fakultas kedokteran sedang Riri ke fakultas Ekonomi. Hari ini baru acara pembukaan masa orientasi namun tetap saja sudah banyak para senior yang ngebuli yuniornya. Jam 7 malam mereka baru tiba di kos dengan wajah kelelahan. Setelah membersihkan diri dan makan mereka berdua beristirahat sambil baringan di kasur. "Gimana hari ini?" tanya dian.
"Lumayan. Sudah ada kenalan baru anak dari Bone, dia cantik, lugu dan seharian ini jadi objek percontohan terus dari senior. Aku kasihan sama dia tapi dia anak yang kuat buktinya seharian di buli dia nggak pernah ngeluh. Dibanding anak yang lain baru dikerjain sedikit sama senior udah segudang keluhannya. Kamu sendiri?"
"Aku belum dapat teman nggak tahu harus bicara apa ke mereka, sebagian besar mereka dari kalangan atas aku nggak tau mau masuknya gimana nanti malah salah kata kan jadi aneh."
"Kamu bisa mati akal juga! Seingat aku setiap kali ada family gathering dengan anggota sbr makassar kamu yang paling cepat akrab dari ibu ibu sampai anak baby nggak ada yang nolak kamu kok sekarang malah mati gaya."
"Bukannya mati gaya cuman bingung bagaimana mau nimbrung. Yang mereka bicarakan seputar fashion terbaru, perawatan kecantikan, gosip artis terbaru, senior yang paling ganteng, senior yang paling jutek. Aku angkat tangan deh!!!
"Kamu tadi dapat bagian nggak?"
"Nggak, kamu?"
"Dapat! dihukum disuruh nari?"
"Aku yakin senior kamu pasti kagum sama kemampuan nari kamu."
" Kagum apanya mereka pada ngakak habis!!!"
"Kok bisa?"
"Aku disuruh nari pakarena tapi iringan lagunya Havana mana bisa nyambung."
"Biasanya juga kamu nari pake sembarang lagu kok sekarang nggak bisa.?"
"Dian ku sayang lagu dan tarian itu ada iramanya sendiri makanya harus diselaraskan dulu kalo caranya dadakan gini bagaimana caranya."
Tiba tiba suara ketukan di pintu menghentikan obrolan mereka.
"Assalamualaikum""Wa alaikum Salam, tunggu sebentar"
Riri pun bergegas membuka pintu kamarnya, dan dia sangat terkejut karena yang berdiri di depan kamarnya saat ini adalah kakak tingkatannya, yang tadi siang tertawa cukup keras melihat tarian riri. "Kak Leo kok ada disini."
"Karena aku tinggal dirumah yang tepat berada di belakang kos ini."
" Jadi kakak anaknya ibu kos?"
"Siapa ri?" Tanya dian dari dalam kamar
"Yang punya kos!" Jawab riri singkat sambil mempersilahkan Leo duduk.
"Ada apa kak?"
"Aku mau anterin rekening air sama listrik! Disuruh sama ibu tadi! Ini dia." Kata leo sambil menyerahkan dua lembar rekening ke Riri.
"Untuk rekening airnya kamu bayar berdua dengan kamar sebelah terserah kalian bagaimana aturnya."
"Iya kak!"
"Tadi siapa?. Kamu tau aturannyakan? Tidak boleh menerima tamu di dalam kamar"
"Oh, Dian" panggil riri
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Ending
FanfictionDian berkenalan dengan seorang seorang selebgram bernama danis danial. Mereka berteman lewat facebook. Hampir setiap hari dian punya cerita baru tentang danis yang selalu dia ceritakan ke ibundanya. Tak ada angin tak ada hujan tiba - tiba dian galau...