SOS!!!

31 2 0
                                    

Sepanjang malam Danis tak bisa menutup matanya. Pikirannya masih berisi tentang dian dengan segala kemungkinannya. Setiap kali pikiran jelek itu muncul segera ditepisnya. Sepanjang malam ini dia hanya memandangi wajah Dian yang tersimpan di galeri opponya. Matahari telah menujukkan wajahnya di ufuk timur. Danis bangkit dari tempat tidurnya kemudian keluar tenda menghirup udara pagi, matanya yang sembab dan wajah yang lusuh tak dia peduli kan lagi. Hatinya tak sabar menunggu kabar dari desa sebelah tentang keberadaan Dian.

Jam sembilan pagi pembersihan area longsor dan pencarian korban mulai dilakukan secara manual dari kedua sisi. Walaupun dalam keadaan kalut ayah Fadli dan Bunda Sinta tetap menjalankan tugasnya dengan baik. Berbeda dengan Danis yang sampai sekarang, sebagian besar jiwa hilang entah kemana. Jam sebelas siang mereka sudah dapat kabar bahwa bisa dipastikan Dian tidak berada dan tidak pernah sampai di desa sebelah. Ayah Fadli dan Bunda Sinta hanya bisa pasrah menerima kenyataan yang ada. Dengan segera iya mengirim kabar ke Masamba. Tentang jumlah korban yang hilang saat ini, dan Dian termasuk dalam nama korban. Mendengar nama Dian dimasukkan dalam daftar korban yang hilang membuat Danis kembali histeris. Rafi dan Anak Muser yang lain mencoba menghibur nya.

Keesokan harinya orangtua Dian dan David sudah tiba di daerah Rampi. Tak ada airmata diwajah ketiganya walaupun gurat kesedihan nampak jelas diwajah mereka. Melihat kedatangan Bunda Lita,Danis langsung menghambur kepelukannya dan menangis sejadi jadinya seakan menumpahkan semua kesedihannya.

"Sudah, little prince nya Bunda nggak boleh nangis terus. Nanti gantengannya hilang." Kata Bunda Lita sambil menepuk nepuk punggung Danis menenangkan
"Kamu harus kuat sekarang. Karna kesedihan yang berlarut larut tidak menghasilkan apapun selain keterpurukan. Yang akhirnya akan menyakiti dirimu sendiri. Tak ada yang bathil di dunia ini semua sudah kehendak Tuhan Semesta Alam. Saatnya kamu belajar ikhlas."

Setelah puas menangis Danispun melepaskan pelukannya. Iya seakan mendapat sedikit tambahan kekuatan dalam menghadapi kenyataan bahwa orang yang dia sayangi sudah nggak akan ada di sisinya.

"Pangeran sama Riri udah tau masalah ini, bun?" Tanya Danis yang sudah bisa mengendalikan dirinya

"Mereka sudah tahu, rencana juga mereka mau kesini tapi bunda larang. Karena walaupun kita semua berkumpul disini nggak akan merubah keadaan apapun. Lebih baik kalian menyibukkan diri dengan hal yang lebih berguna dengan begitu sedikit akan mengobati kesedihan kalian." Kata Bunda Lita menghibur.

"Sudah ada korban yang ditemukan, nis?" Tanya David

"Belum ada kak! Sepertinya mereka terbawa longsor karena kebetulan rumah yang tersapu longsor berada di lereng." Kata Danis.
"Berapa lama kakak di sini?" Tanyanya lagi.

"Sampai dian ditemukan atau sampai pencarian dihentikan."
Ucap David
.
.
.
.
.
Selama seminggu penggalian satu persatu korban ditemukan, hanya saja sebagian besar mayat telah rusak. Dari semua daftar korban hanya mayat Dian yang belum ditemukan.

Hari ini direncanakan pencarian dipusatkan sepanjang aliran sungai. Karena ada kemungkinan mayat Dian terseret hingga aliran sungai yang ada dibawah tebing. Ada sekitar 10 orang yang ikut dalam pencarian ini. Mereka menuju aliran sungai melalui jalur atas yang berlawanan arah dengan daerah longsoran. Merasa aneh Danispun" Pak! kok pencariannya lewat sini seharusnya kan lewat arah sana?"Kata Danis sambil menunjuk kearah yang berlawanan.

"Kalo lewat sana, dek! Terlalu jauh untuk bisa sampai ke pinggiran sungai. Karena dari daerah longsor ada sekitar satu kilometer itu pinggiran sungainya tebing batu semua jadi sulit untuk bisa turun ke sungai tapi kalo lewat sini kita bisa langsung turun ke sungai. Tak Sampai 15 menit rombongan tersebut sudah sampai di tepi sungai.

"Wah! Jembatan gantungnya putus lagi padahal baru dua tahun dibuat" kata seorang warga yang ikut dalam rombongan sambil melihat tali sling dengan beberapa lembar papan yang tergantung di tebing seberang sungai.

Happy EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang