"Sudah lama Rid?" Tanya Cindy yang baru tiba di cafe.
"Nggak aku juga baru sampai kok" Jawab Ridwan.
"Kamu mau minum apa?" Tanya Ridwan
"Sama kayak kamu aja!"
Ridwan kemudian memanggil pelayan dan memberikan pesanannya.
"Kamu mau cerita apa?" tanya cindy
"Kita makan aja dulu nanti aja ceritanya"
Setelah menikmati makanan mereka. Ridwan mengajak cindy ke taman kota yang ada di depan kafe.
Setelah mengatur perasaannya yang kacau balau, Ridwan mencoba berbicara dengan lemah lembut berharap cindy tidak akan terkejut dan mau menerima keputusan yang ia buat.
"Cin, Aku harap kamu tidak marah dan merasa kecewa ke aku. Sepertinya kita nggak bisa lanjutin lagi hubungan kita. Aku rasa semakin hari kita hanya bisa saling menyakiti satu sama lain. Jadi aku harap kamu mau mengerti."
Cindy sangat terkejut mendengar kata yang diucapkan Ridwan. Selama ini setiap kali mereka bertengkar selalu saja Cindy yang mengatakan putus dan selalu ditolak oleh Ridwan tapi hari ini ketika semuanya baik baik saja Ridwan meminta putus darinya.
"Kamu kenapa sih, Rid nggak ada hujan nggak ada angin bilang putus! Atau selama ini dugaan aku benar kalo kamu selingkuh sama gadis kampung itu!" Kata Cindy dengan emosi tertahan
"Ini nggak ada hubungannya dengan Dian! Semuanya murni keinginan pribadi aku dan satu hal yang pasti aku nggak selingkuh sama dia. Dan aku yakin Kamu juga tau kalo dia itu pacarnya Danis!"
"Kamu nggak usah ngeles tadi sore aku lihat kok kamu jalan pegangan tangan ma Dia di parkiran. Aku heran katanya mahasiswa Kedokteran tapi masih bisa ditipu sama cewek yang nggak punya sekolah macam dia."
"Cindy jaga omongan kamu! Siapa bilang dia nggak punya sekolah?"
"Alah semua orang juga tau dia masuk kesini kan hanya pake ijazah paket itupun melalui jalur wawancara. Aku yakin dia bisa lulus dengan menjual badannya! Sama kayak sekarang..."
"Cindy!"bentakan Ridwan memotong kalimat Cindy.
"Aku berharap setelah kita putus kita masih bisa berteman baik mengingat kamu adiknya hans. Tapi dari tingkah kamu sekrang aku jadi malas berteman dengan kamu! Apa yang ingin aku katakan sudah aku katakan. Hubungan kita berakhir, selamat tinggal!". Kata Ridwan sambil berlalu pergi
Cindy hanya bisa memandang kepergian Ridwan dengan tatapan benci dan emosi yang sudah sampai ke ubun ubun.
Sesampainya dirumah, Cindy melampiaskan emosinya dengan melempar barang barang yang ada di kamarnya. Membuat semua pekerja yang ada di rumahnya ketakutan. Mereka hanya berdiri mematung didepan pintu kamar Cindy tak ada yang berani menegurnya.
Hans yang baru pulang mendengar suara gaduh di kamar adiknya, langsung berlarian menuju kamar adiknya. Melihat kedatangan Hans para pelayan memberi hormat seraya melaporkan kejadian yang sedang terjadi.
"Non Cindy mengamuk lagi tuan, kata seorang pelayan tua.
"Kok, bisa? Tanya hans
"Kami juga tidak tau tuan, Tadi non Cindy keluar tapi nggak sampai satu jam udah pulang lagi tapi sambil ngamuk ngamuk!"
"Ya sudah kalian ke bawah saja nanti saya yang bicara ma Cindy"
Para pelayanpun pergi sedang Hans langsung masuk ke kamar Adiknya.
"Kamu kenapa lagi, Cindy? Ngamuk ngamuk kayak orang kesurupan."
Cindy yang dari Tadi hanya teriak teriak sambil membanting barang langsung menghambur kepelukan kakaknya sambil menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Ending
FanfictionDian berkenalan dengan seorang seorang selebgram bernama danis danial. Mereka berteman lewat facebook. Hampir setiap hari dian punya cerita baru tentang danis yang selalu dia ceritakan ke ibundanya. Tak ada angin tak ada hujan tiba - tiba dian galau...