Sahabat atau cinta?

52 2 0
                                    

Tak terasa liburan kenaikan telah tiba, Dian berharap liburan ini, dia bisa balik ke Palopo tapi Riri dan Pangeran tak ada yang pulang mereka lebih memilih kerja part time, Membuat dian berfikir dua kali untuk balik. Lagi asyik berfikir tiba tiba Dian mendengar suara Fauzan memanggilnya.

"Kak Dian..!!"

Dian melihat ke samping kanan disana iya melihat Fauzan berlari ke arahnya ditemani Ridwan.

"Loh! Fauzan kok ada disini? Ngapain?Tanya Dian ketika Fauzan sudah duduk disampingnya

"Habis Kakak udah 2 minggu nggak datang. Banyak pelajaran yang nggak aku ngerti!" Jawab Fauzan

" Hari terakhir kakak mengajar kan Kakak udah bilang kalo kakak mau pulang kampung dulu."

"Tapi kata kak Ridwan kakak nggak jadi pulang kampung!"
"Iya kan kak!" Kata Fauzan meminta pembenaran dari Ridwan

"Iya Danis bilang kamu nggak jadi pulang kampung". Kata Ridwan membenarkan

"Aku memang belum pasti pulang karna Riri sama pangeran juga nggak balik". Kata Dian

"Loh apa hubungannya sama mereka kamu balik atau tidak, mereka kan bukan anak kecil yang harus kamu urus. Lagian pangeran sudah setahun lebih duluan dari kamu. Berarti dia sudah punya lebih banyak pengalaman tinggal disini daripada kamu."

"Memang seperti itu tapi sebelum kami berangkat kemari, Ayah dan Bunda berpesan agar kami saling menjaga" kata Dian

"Kakak nggak usah pulang, ajarin aku lagi" kata Fauzan dengan manja

"Fauzan udah kelas satu SMA udah saatnya mandiri jangan bergantung terus sama kakak!"

"Kakak bosan yach? Nagajarin aku yang bodoh ini!"Kata Fauzan merajuk.

Dian kemudian mengubah posisi duduknya dia kini duduk bersimpuh dihadapan Fauzan kemudian memegang tangan Fauzan sambil berkata" Siapa yang bilang Fauzan bodoh? Kakak selalu bilang jangan percaya kalo ada yang bilang Fauzan bodoh karna Fauzan salah satu anak hebat yang kakak kenal. Walau agak sedikit gendut sih! Kata Dian mencoba melucu.
"Kalo kamu mau belajar ayo kita belajar! Kamu bawa bukunya kan? Kita kesana saja di bawah pohon beringin biar adem."
Dian kemudian berdiri hendak jalan Tapi tangannya ditahan oleh Fauzan" Tapi kita makan dulu, aku lapar!

Ridwan yang tadinya hanya diam melihat interaksi Dian dan Fauzan akhirnya buka suara"Kamu tadi udah makan kan sebelum kemari masa langsung lapar lagi?"

"Iya tapi tenaganya udah dipake lari tadi, jadi sekarang aku lapar lagi"kata Fauzan membela diri

"Itu perut atau karet" kata
ridwan kesal

"Sudah berantemnya! Kak aku minta tolong kamu beli Apel satu kilo sama jus buat Fauzan minum. Kami tunggu kakak disana?

" Kok cuman buah kak? Mana bisa kenyang? Kata Fauzan

"Udah jangan banyak protes, mau belajar dengan kakak ikuti aturan kakak. Kamu udah tau kan aturannya?"

Fauzan mengangguk pasrah kemudian mengikuti Dian menuju ke bawah pohon beringin sedang Ridwan berjalan sebaliknya menuju ke parkiran.Tak sampai 15 menit Ridwan sudah kembali dengan 3 gelas jus dan sekantong plastik apel. Dia langsung bergabung dengan Dian dan Fauzan Di bawah pohon beringin.

Setelah Ridwan meletakkan bawaannya. Dian langsung protes"Perasaan aku pesan cuman segelas jus dan sekilo Apel kok jadi berubah banyak begini?"

"Yang butuh minum dan makan bukan cuman si gendut ini tapi aku dan kamu juga butuh. Kamu pikir mengajar dan menunggu tidak butuh tenaga. Aku nggak mau diomelin papa kalau terjadi sesuatu sama kamu." Kata Ridwan

Happy EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang