Setelah jam kuliah berakhir Dian ke perpustakaan mencari buku referensi psikologi remaja. Mulai senin depan dia sudah harus mengajar adiknya Ridwan. Ketika sedang asik membaca seseorang datang dan langsung duduk disamping Dian. " Siang tembem! Gimana kuliahnya susah nggak?"
Dian sontak berbalik dan sempat terpaku menatap cowok yang saat ini ada di hadapannya." Kak Danis, kok ada disini lagi?. Kakak nggak kuliah? rajin sekali datang ke makasssar?Apa udah bosan belajar? Atau ada target baru?"
Danis menutup mulut dian dengan jarinya karena ternyata semua mata sedang tertuju ke arah mereka. Akibat suara Dian yang cukup keras. Danispun menarik Dian keluar dari perpustakaan menuju taman kampus. Beberapa mahasiswi melihat kejadian ini sambil berbisik dan hal ini disadari oleh Dian. Setelah sampai di Taman dian langsung menarik tangannya dari cengkeraman Danis.
"Dari dulu kamu nggak bisa diajak bicara santai selalu saja nyolot kalo diajak bicara. Tapi kenapa setiap kali kamu marah wajah kamu makin cantik?" Kata Danis
"Udah nggak usah modus jawab aja pertanyaan ku!"
"Kamu duduk dulu nggak capek berdiri terus nanti kamu jadi lanjaran pohon kacang baru rasa!"
Dengan sedikit dongkol dianpun akhirnya duduk.
"Pertanyaan kamu banyak banget tapi aku jawab satu satu. Aku ada disini lagi karna kamu, Aku masih kuliah kok dan nggak pernah bosan belajar karena aku harus lulus jadi Dokter biar sepadan dengan kamu. Soal target nggak pernah berubah sejak dua tahun lalu."
"Terus kalo kamu kuliah ngapain kamu ada disini lagi malahan udah sebulan lebih" tanya Dian.
"Siapa bilang aku disini satu bulan lebih, yang ada aku disini sudah hampir 2 tahun. Sekarang aku sudah semester tiga di kedokteran umum UNHAS."
"Jadi kamu kuliah disini juga? Ya Tuhan kamu gila yach? Ngapain kamu kuliah jauh jauh kesini kalo universitas yang lebih baik ada di dekat kamu?"
"Masalahnya di Airlangga nggak ada kamu. Aku kan udah bilang aku kesini karena kamu. Lagian ada yang bilang sama Aku kalo mau belajar bisa dimana aja dengan siapa saja."
"Ya Tuhan aku bisa gila kalo begini!!rutuk Dian
"Kak Danis yang baik bisa tidak selama Kakak kuliah disini anggap saja aku tidak ada dan nggak pernah ada. Aku harus menyelesaikan kuliahku dengan tenang jadi kuharap tolong jangan pernah negur aku. Kalo perlu kakak jangan dekat dengan aku dalam radius 100 meter.pleaseeeee!aku mohon.""Yan, segitu benci kamu sama aku sampai aku harus menjauh seperti itu" kata Danis sendu
"Aku nggak benci sama kakak. Hanya saja aku nggak mau sakit lagi atau nyakitin siapapun lagi. Ketika kejadiannya hanya didunia maya aku cukup matikan handphone semuanya beres. Tapi kalo kejadiannya di dunia nyata aku harus gimana kak?. Aku bukan orang kaya seperti kakak yang mampu kuliah dimana saja. Kakak tidak perhatikan pandangan cewek cewek tadi ke aku.Ketika terjadi masalah di kampus ini aku harus kemana untuk menghidar"
"Yan aku udah janji sama Bunda kalo Tuhan beri aku kesempatan dekat dengan kamu aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk lindungi kamu. Seperti Kak David dan Pangeran lindungi kamu."
"Susah ngomong sama orang yang mau menang sendiri! Terserah kakak sajalah. Aku mau pulang!" Kata Dian sambil berjalan pergi dengan kesal.
Danis hanya menatap kepergian Dian dengan tersenyum kecil. Sambil bergumam "sampai kapan kamu bisa menghindar tembem, Aku mau lihat sesulit apa hatimu untuk aku taklukan. Jangan panggil aku Danis Danial kalo nggak bisa ngedapatin hati kamu. Aku udah bersabar selama 2 tahun, Aku nggak akan mundur dengan mudah."
Sampai di Kos hati Dian masih saja gondok. Pangeran yang hanya ingin mengajaknya ke Dojo jadi tumpahan kekesalannya. Sampai di Dojopun dian masih belum bisa menghilangkan rasa kesalnya. Yang akhirnya beberapa murid karate nya yang jadi alat pelampiasannya. Melihat hal yang aneh pada diri Dian, pangeran melarangnya untuk sparing dan menyuruhnya istirahat sebentar. Setelah semua anak didiknya pulang. Pangeran mengajak Dian sparing untuk meluapkan kekesalannya. Tapi bukannya tenang Dian malah makin kesal karena setiap gerakanya dapat dengan mudah dibaca oleh Pangeran. Setelah kelelahan Dian berhenti dengan sendirinya. Pangeran memberikan air minum untuk sahabatnya itu sambil berkata" Nih!minum biar hati kamu dingin! Kayaknya aku lagi sial. Di kampus aku dicuekin sama Riri. Di sini kamu kayaknya niat banget buat aku babak belur! Kamu kenapa? Seingat aku walaupun kamu lagi datang bulan kamu nggak akan sekalap ini sparing."
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Ending
FanfictionDian berkenalan dengan seorang seorang selebgram bernama danis danial. Mereka berteman lewat facebook. Hampir setiap hari dian punya cerita baru tentang danis yang selalu dia ceritakan ke ibundanya. Tak ada angin tak ada hujan tiba - tiba dian galau...