esok hari, wendy melangkahkan kaki ringan menuju sekolah.
kembali ke rutinitasnya tiap satu bulan sekali, melakukan pemeriksaan atribut.
alhasil, ia datang kelewat pagi.
namun, tak ada sticky notes kali ini. ia hanya ditemani angin pagi yang mengalun lembut namun menusuk tulang.
wendy melirik arlojinya.
waktu yang tepat itu melaksanakan tugasnya.
ia segera beranjak dan berlari kecil menuju gerbang sekolah.
-
5 menit lagi, pintu gerbang akan ditutup. pun menandakan berakhirnya tugas hari ini.
namun, wendy tidak melihat minhyun sedari tadi.
apa mungkin dia absen? batinnya bertanya-tanya.
namun, dengan cepat ia menggeleng.
untuk apa memikirkan laki-laki itu? wasting time.
tepat pukul 7.00 bel masuk berbunyi. pak satpam mendorong pintu gerbang guna mencegah murid yang telat masuk pekarangan sekolah.
wendy mengucap, "duluan ya, jong." pada jonghyun di seberangnya tanpa suara.
jonghyun balas mengangguk.
kemudian, ia berbalik menuju ruang kelasnya.
belum genap 10 langkah menjauh dari gerbang, ia mendengar suara debuman motor diikuti suara pak satpam berkata, "udah gak bisa masuk, dek.".
dirundung rasa penasaran, wendy berbalik.
lensa matanya menangkap bayangan minhyun di luar gerbang bersama murid lainnya.
ia baru saja turun dari motornya dan berbicara pada pak satpam juga kim jonghyun yang jelas-jelas berada di sana.
seragamnya berantakan.
tatapannya kosong saat ia terdiam, lengkap dengan garis halus kehitaman di bawah matanya.
singkatnya, dia kacau.
berbeda dengan sosok minhyun yang ia lihat tadi malam, walau wendy tak dapat melihat jelas karena gelap.
wendy tanpa sadar diam melihat minhyun di luar pagar, menatap nanar.
saat minhyun balas menatapnya, ia memalingkan pandangan.
berbalik dan pergi menuju kelasnya. berpura-pura tak peduli dengan apa yang dilihatnya barusan.
••
diam-diam, ia melihat.
dalam diam.
diam-diam, ia peduli.
dalam diam.
diam-diam, ia bertanya, mengapa begitu?
batinnya tertahan.
••
KAMU SEDANG MEMBACA
dear you | minhyun wendy ✔
Short Storyto my dearest, from bottom of my soul. everything i have. © jaeween, 2018