2.2 [f i n a l]

1K 145 6
                                    

di hari minggu, minhyun menepati janjinya.

menjemput wendy pukul 3 sore.

wendy pun telah bersiap. jadi waktu minhyun nyampe, mereka tinggal berangkat.

.

di perjalanan menuju tempat yang wendy sendiri aja gak tau mau kemana, mereka larut dalam diam.

bungkamnya mereka ditemani alunan radio yang sedang memutar payung teduh - berdua saja.

inituh lagu favorit wendy, jadi doi gak tahan buat gak ikutan nyanyi.

mana pas banget kan liriknya,,,,,

"lo kayak nyanyiin kita deh?" kata minhyun diikuti kekehan kecil.

"iya ya? haha," cewek itu refleks menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

lalu mereka terjebak dalam hening lagi setelahnya.

namun wendy tiba-tiba bilang,

"kita mau kemana sih, hyun? lama amat,"

"sabar, wendi. dikit lagi sampe."

.

5 menit kemudian, mereka benar-benar sampai pada tujuan.

disekeliling wendy hanya ada pepohonan dengan banyak bunga.

satu kata, cantik.

tempat ini pun seperti terawat dengan baik.

belum sempat wendy bertanya, minhyun udah buka pintu mobil dan keluar.

wendy otomatis keluar juga dan ngikutin minhyun.

posisinya minhyun jalan di depan sebagai penunjuk jalan, wendy ngikutin di belakang kayak ekor.

minhyun pun berhenti di sebuah makam.

belum sempat wendy bertanya, minhyun sudah berucap. "ini makam nyokap gue."

wendy mengangguk-angguk.

tak jadi bertanya banyak karena sepertinya masih ada sedikit kesedihan minhyun tentang ibunya.

.

selesai mereka doa, minhyun mulai bercerita seraya menyentuh pelan nisan ibunya.

"oh iya, mah, ini wendy. temen aku." kata pemuda itu sambil melirik wendy.

"halo, tante. aku wendy, temennya minhyun. tante gak keberatan kan kalau aku di sini? oh iya, minhyun banyak cerita juga tentang tante hehe,"

.

setelahnya, mengalirlah cerita dari mulut mereka berdua.

sampai minhyun pun kaget.

ini wendy supel....

sokap....

atau emang bisa all of sudden klop sama nyokapnya????




-





"ini lahan punya keluarga gue, wen. gak usah pasang muka bingung gitu ckck," jelas minhyun.

"mana bingung sih???"

"itu di komuk lo,"

"heh nyebelin!!" wendy memukul keras lengan pemuda itu.

tak peduli dengan rintihan kesakitan pemuda itu.

"makanya jangan ngetawain gue,"

"iya iya ibu bos. gak lagi deh,"

"bagus. yaudah buruan jalan, hyun"

"siap meluncur"

.

setelah melewati beribu detik di perjalanan, fortuner hitam itu berhenti di depan rumah wendy.

"big thanks, seungwan, for today. makasih banyak." kata minhyun tersenyum.

"nope fine. btw tumben tiba-tiba panggil gue seungwan??"

"gapapa. baru inget aja hehe" lelaki itu tertawa kecil.

"gue keluar ya? makasih hyun buat hari ini."

"eh bentar wen,"

"kenapa?"

"coba lo buka dasbor deh,"

cewek itu membuka dasbor dan menemukan sepucuk surat berlapis kertas berwarna baby blue.

"bukanya pas lo di kamar ya. nanti gue vc lo, okay?"

cewek itu mengangguk. "gue turun ya. hati-hati, minhyun."

"iya, lo juga, wendy." minhyun membalas seraya melambaikan tangan kala cewek itu berdiri di depan pagar.

setelah minhyun pergi, wendy buru-buru lari ke kamar.

lalu wendy membuka amplop baby blue itu.


••

dear you,
the beautiful soul,
my everything.

if roses were red and violets could be blue,
i'd take us away to a place just for two.
you'd see my true colors and all that I felt.
i'd see that you could love me and nobody else.
we'd build ourselves a fortress where we'd run and play.
you'd be mine and i'd be yours 'til our dying day.

as cheesy as it sounds,
as clichè as it sounds,
as lovey as it sounds,

son wendy,
seungwannie,
would you be mine?

••

dear you | minhyun wendy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang