1.1

756 180 12
                                    

sejak kejadian di rumah sakit itu, wendy tidak pernah bertegur sapa dengan minhyun.

toh, kalau berpapasan pun, mereka tak saling menyapa. bersikap acuh layaknya orang yang tak pernah mengenal.

jonghyun pun sudah kembali sekolah. malah saat ini lelaki itu sedang berbicara tanpa henti di hadapan wendy.

"duh, wen, lo tau ga sih? waktu kita tuh udah mepet banget sama deadline. lo bikin surat undangan lomba aja belum? kalo lo lagi ga bisa bla bla bla ...."

sebaik apapun jonghyun, ia bisa jengkel juga rupanya, walaupun dengan intonasi terjaga layaknya ketua osis panutan adik-adik gemay.

wendy sangat malas jika jonghyun sudah seperti ini, ceramah. nggak berhenti walau di-stop.

di tengah hiruk pikuk di ruangan itu -- yang sebagian besar disumbangkan dari suara kim jonghyun -- minhyun memasuki ruangan membuat wendy merapatkan bibir.

"jong, gue duluan. kalau mau lanjut ngomel, line gue aja." ucap wendy kemudian beranjak dan meninggalkan ruangan.

ruang osis pun tiba-tiba lengang. jonghyun sedari tadi menghentikkan bicaranya dan menatap minhyun dengan penuh tanda tanya.

"lo ... kenapa sama wendy, hyun?" tanya jonghyun.

minhyun hanya mengedikkan bahu, kemudian keluar membawa setumpuk berkas yang dicarinya.

sementara kim jonghyun menatap punggung minhyun yang semakin lama menjauh.

apa ini gara-gara gue ya?

-


bel pulang telah berbunyi sejak 30 menit lalu, namun wendy tak berniat melangkahkan kakinya sedikitpun dari ruang osis.

matanya fokus menatap layar komputer dengan jemari yang menari di atas keyboard.

saking fokusnya, ia bahkan tak menyadari bahwa matahari telah terbenam sedari tadi.

wendy melirik arlojinya. saat ini, tepat pukul 6.30.

ia memutuskan untuk mematikan komputer dan bergegas pulang.

terpaksa, ia menaiki angkutan umum dikarenakan ponselnya low battery dan tidak bisa memesan ojol.

angkutan umum itu berhenti di depan sebuah gang kecil, jalan tikus menuju rumah wendy.

wendy menyusuri tiap jengkal gang itu dengan minimnya penerangan.

di ujung gang, sebuah suara membuatnya menoleh, a catcalling.

"neng, sendiri aja udah malem. sini abang temenin."

the hell. wendy bergidik. berusaha mengabaikannya dan meneruskan perjalanan.

namun, oknum itu seakan tak menyerah. ia meraih tangan wendy, namun wendy menghempaskannya.

"don't touch!" pekiknya. matanya menyalang geram.

"eh galak si eneng. sini neng, main-main sama abang." oknum itu tambah menjadi.

ia mendekat ke arah wendy.

wendy membatu, terlalu takut untuk bergerak. ia memejamkan matanya meringis, seraya melantunkan doa supaya ia tidak mati di tangan bejat ini.

tiba-tiba, suara pukulan terdengar. wendy reflek membuka mata kemudian membelalak dengan apa yang dilihatnya.

••

dia ... datang darimana? mengapa selalu ada di saat-saat sulit wendy?

apakah ... dia benar-benar peduli?

••

dear you | minhyun wendy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang