Jalan Berdua

1.5K 172 25
                                    

"Prilly belum bangun, Li. Bisa tolong bangunkan dia? Mutter sudah kehabisan cara."

Ali tersenyum geli. Prilly memang tak banyak berubah. Selalu lupa jika ada janjian.

"Ali izin ke kamarnya ya, Mutter." Ucap Ali sopan.

"Ah, kamu ini, jangan terlalu sopan seperti itu. Kan kamu sudah biasa keluar masuk kamar Prilly. Mutter yakin, kamu tidak akan melakukan hal yang buruk."

Ali tersenyum. Syukurlah, Mutter masih percaya padanya. Ia pun menaiki tangga bergaya Eropa dan mencari kamar yang paling menonjol dari kamar lainnya. Pintu kamar yang tergantung sebuah peringatan, 'Don't Disturb!' Dengan boneka Doraemon kecil tertempel disamping tulisan itu. Sudah pasti kamarnya Prilly.

Cklek!

Seperti dugaannya, Prilly masih molor diatas kasur berwarna biru. Bantal berada di lantai, guling di dekat lampu tidur, dan laptop yang masih menyala sudah menjadi pemandangan biasa dikamar ini.

"Prill?" Ali menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah polos Prilly ketika tidur.

"5 minutes, Mutter."

Ali terkekeh pelan. Ia menggoyang-goyangkan tubuh Prilly. Sepertinya Prilly agak terganggu.

"Give me 5 minutes, Mutter.." Ucapannya terhenti ketika sadar bahwa yang sedari tadi membangunkannya bukanlah Mutter.

"Kurang baik apa Mutter, ia telah memberikanmu waktu 2 jam untuk menyatakan cintamu pada ranjang ini."

Prilly tersipu malu. Ia tak pernah semalu ini sebelumnya. Wajar, dulu masih kecil. Sekarang?

"Kamu memang tidak berubah, ya." Ucap Ali sambil melihat bantal, guling, dan perlengkapan tidur lainnya yang berserakan di lantai.

"Lupa ya, kita ada janji hari ini?"

Prilly bengong, "Memang kita janjian hari ini?"

Ali terkekeh sambil mengacak pelan rambut Prilly yang sudah 'berantakan'.

"Jalan-jalan." Jelas Ali. Prilly menepuk dahinya cukup keras.

"Awww!"

"Sakit kan? Makanya kening jangan dipukul begitu. Mandi sana. Aku tunggu diluar."

Ali pun turun dari ranjang dan keluar dari kamar Prilly. Tak mungkin kan ia menunggu Prilly bersiap-siap didalam..

"Bagaimana?" Tanya Mutter. Ali mengacungkan jempolnya sambil tersenyum.

"Dia sedang mandi."

2 jam kemudian...

"Sabar ya, Li. Prilly memang senang sekali berduaan dengan bathup." Ucap Mutter. Ali hanya bisa terkekeh.

Prilly pun akhirnya berjalan menuruni tangga.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ich Liebe DichTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang