Pengakuan

1.8K 233 5
                                    

02.35 p.m
Britania Cafe

"Kamu mau pesan apa?"

Prilly mengetuk-ngetukkan jarinya di meja. Daftar menu pun ia lirik berulang-ulang.

"Pancake masih ada kan?" Tanya Prilly pada salah satu pelayan. Pelayan yang ditanya pun mengangguk sebagai jawaban.

"Yaudah saya itu saja. Kamu, Li?"

"Aku yang biasa." Jawab Ali.

"Pancake 2 porsi, ayam goreng mentega 1 tidak pakai bawang goreng, nasi dipisah."

Prilly begitu paham makanan kesukaan Ali. Itu karena jika sudah suka 1 makanan, Ali akan makan makanan itu terus menerus.

Pelayan itu pun mengetik pesanan Prilly di tab. Sistem pemesanan di restoran ini memang sangat canggih. Hanya orang-orang terpandang saja yang bisa makan disini.

"Prilly, setelah ini ke taman yuk!" Ajak Ali.

"Aku sih mau, tapi kepalaku agak pusing."

Ali meletakkan ponselnya di atas meja. Ia memijat kening Prilly agar pusingnya berkurang.

"Bagaimana? Masih pusing?"

"Sedikit. Makasih untuk perhatiannya." Ucap Prilly dengan senyum manisnya.

"Tidak perlu berterima kasih, mana ada lelaki yang membiarkan wanita tercintanya sakit?"

Prilly memicingkan matanya. Ali yang tersadar akan ucapannya langsung menghentikan sejenak kegiatannya memijat kening Prilly.

"Aku harap aku salah dengar." Gumam Prilly namun masih didengar jelas oleh Ali.

"Kenapa berbicara seperti itu? Kalau ucapanku benar?"

"Kamu...."

"I love u Prillyana Iracebeth Azhscarf!" Ucap Ali setengah berteriak. Prilly termenung.

"Aku tau, perasaan ini tak seharusnya muncul. Aku tau, perasaan ini tak seharusnya ada. Tapi aku laki-laki normal, apalagi kamu selalu ada di pikiran aku. Kalau memang kamu kecewa, silahkan. Ini memang salahku." Ucap Ali yang mengungkapkan perasaannya.

"Sejak kapan perasaan itu muncul?" Tanya Prilly. Ali menunduk.

"3 tahun yang lalu, sewaktu kamu video call Mama. Entah kenapa sejak hari itu, kamu terasa berbeda. Dari segi fisik, dan sifat. Tapi sumpah, aku mencintaimu bukan dari fisik saja, hati kamu juga baik. Kamu tipe wanita idamanku."

"Dan tadi sewaktu aku mengatakan bahwa akan membawa rombongan keluarga ke rumahmu, itu serius. Benar-benar setelah skripsiku selesai." Lanjut Ali.

Prilly terdiam. Lidahnya terasa kaku untuk berucap. Yang hanya bisa ia lakukan saat ini adalah mendengar semua pengakuan dari Ali.

"Prill?"

Mata hazel Prilly bertabrakan dengan mata elang Ali. Kisah mereka sudah seperti lagu.

"Aku tunggu setelah skripsi."

Mata Ali berbinar. Perasaannya menggebu-gebu.

"Serius?"

"Meskipun kita terpisah belasan tahun, kamu tetap sama seperti dulu. Lagipula kita sudah saling mengenal sejak lama, orangtua pun bersahabat. Jadi, apa lagi yang aku ragukan?"

Ali sangat senang. Prilly menerimanya walaupun secara tak langsung.

"Kamu menerimaku?" Tanya Ali memastikan.

"Menurutmu?"

"Ayolah, jangan membuatku bingung."

"Iya, i love u too Alibaba." Jawab Prilly dengan senyum tipisnya.

"Hug?" Tanya Ali malu-malu. Prilly terkekeh lalu mengangguk.




Mereka pun berpelukan~
Vote, dan comment
Makasih💓

Ich Liebe DichTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang