*the end

653 54 6
                                    

Tolong hargai FF ini dengan memberikan vote :) terimakasih


Perasaan Jennie bercampur aduk, dia senang akan bisa bersama Jungkook, dia juga sedih karena Jungkook pergi, dia kecewa harus melakukan ini demi bertemu Jungkook.

Dia mengendarai mobil dengan cepat. Hampir saja dia menabrak mobil berwarna abu abu yang sedang berbelok kekanan, tetapi Jennie menyalip dari kanan.

Setelah sampai dirumah sakit, Jennie langsung menaiki lift sampai lantai atas. Menaiki tangga agar sampai dipuncak.

"Gue harus mengakhiri hidup ini..."

Jennie membuka jaketnya, dan sepatunya. Tas selempangnya dilempar begitu saja.

"Yakk!! Jennie-ah!!!" Jimin datang disana. Jimin adalah profesor kalau kalian tidak tahu, dia sangat hebat.

"Apa yang lo lakuin ini salah besar.." Jennie tidak menghiraukan perkataan Jimin. Dia berjalan pelan sampai pada titik dia akan terjatuh. Dia mengepal tangannya lalu berbalik badan.

"Jauhi gue... jangan deketin gue Jim" Jimin makin mendekat berjalan. "Lo ga boleh ngelakuin kayak gini, Jungkook psti ga seneng"

Jennie tersenyum, "gue bakal lakuin apapun agar gue bisa sama dia... mianhae Jimin" jennie mulai memundurkan langkahnya.

"Denger gue dulu! Please... gue bakal menjauh" Jimin menjauh agar Jennie tak melakukan itu.

"Mau ngomong apa? Pasien gue? Ambil aja... gue ga peduli klo pasien gue mati ditangan lo, mati ditangan siapa kek... bodo amat,"
Jennie mengeluarkan air matanya.

"Gue ga sesedih yang lo kira.. gue orang yang kuat! Tapi kali ini biar gue sesedih ini, biarin gue ga kuat, biarin gue pergi dari hidup ini" Jennie mengelap air matanya.

Jennie berbalik badan, dia melihat kebawah. Banyak orang yang bahagia disana. Ada yang berkencan, ada yang bersenang senang dengan keluarganya, dan juga ada anak anak berlarian.

"Lihatlah mereka, gue ga seseneng mereka.." Jennie berbalik badan dan menunjuk kebawah.

"LIHAT!!!! Hiks..." Jennie menundukkan kepala. Perlahan Jimin mendekat. Setelah sangat dekat, Jimin ingin memeluknya.

"Jangan peluk gue.." Jennie mengangkat kepalanya dan melihat Jimin.

"Lo ga boleh kayak gini, Jennie-ah.." Jimin memegang tangan Jennie. Jenniepun langsung melepasnya dan menghadap kekanan.

"Lo bukan Jungkook.." Jennie menyatukan bibirnya.

"Gue memang bukan Jungkook, gue juga ga mirip sama dia. Tapi denger, gue juga bisa bahagiain lo, walau lo cuman butuh Jungkook.. bukannya gue suka sama lo, tapi gue tahu lo butuh temen deket.. lo butuh temen curhat, Jennie-ah" Jennie menghadap keJimin.

"Mianhae... gue ga butuh semua itu, gue cuman butuh dia... Jeon Jungkook" Jennei perlahan mundur. Dia tersenyum pada Jimin.

"Jenn, lo ga boleh... ga boleh bunuh diri" Jimin berusaha memegang tangan Jennie, tapi Jennie menolak.

"Jimin.. lo bisa kan ngelakuin sesuatu buat gue?" Jimin mengangguk, karena Jimin tak mau Jennie sedih.

"Simpan buku diary Jungkook yang ada ditas gue.. trus klo gue dimakamin, tolong makamin disebelah Jungkook dan makamin juga buku itu.." Jimin terbelangak.

"Lo ga boleh mati Jennie.." Jennie mundur dan terus mundur.

Dan pada akhirnya Jennie terjatuh. Terkapar dibawah sana. Orang orang yang tadi tidak bisa menolongnya. Mereka takut, badan Jennie sudah hancur. Banyak suster langsung menolongnya, dokter dokter juga langsung menyiapkan peralatan.

Apa yang Jimin lakukan? Dia terdiam. Dia tidak percaya bahwa Jennie melakukan seperti ini. Dia meneteskan kedua air matanya.

Perlahan dia menekukkan badan, "Mianhae Jungkook... gue ga bisa jaga Jennie.. Mianhae"

Infusion - JJK ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang