IARANYA PIYO

225 4 0
                                    

IARANYA PIYO...

Tuuutituttut... tuuutituttut...
Suara hp piyo berbunyi beberapa kali, piyo sibuk mencari dimana dia meletakkan hp nya tadi.
" Nih bang " seraya menyodorkan hp piyo.
"Angkat lah yang... " balas piyo
" Gak mau ah..." sambut iara sambil menggelengkan kepalanya.

" Assalamualaikum... " terdengar di seberang sana suara wanita mengucap salam.
" Waalaikumsallam mak ... " balas piyo
" Piye kabar mu ? " balas wanita di telepon itu
" Alhamdulillah sehat mak, mamak pie kabare ? Sehat toh mak ? " Sambut piyo lagi
" Alhamdulillah sehat, bojo mu pie kabare ? Wes sui loh gak nelpon mamak " ( mamak ini ibunya piyo, mertua nya iara )

Dan berlanjut obrolan panjang mereka, iara hanya menatap piyo yang asik mengobrol dengan ibu nya sambil sedikit-sedikit menguping. 35 menit 14 detik terlihat di layar hp piyo setelah ibu piyo mengucapkan salam menutup perbincangan.

" Yang... kenapa gak mau ngobrol sama mamak ? " tanya piyo ke iara.
" Gak ah bang... ibu mu kalo di telpon nanyain masalah kamu terus " jawab iara.
" Misal hari ini kamu pulang telat, ibu mu nanya ada piyo ia "
" aku jawab belum pulang bu, terus ibu mu tanya lagi kemana ? Lembur ? "
" aku jawab gak tau bu, bang piyo belum kasih kabar "
" Terus ibu mu malah ngomel panjang lebar, dibilang aku itu kan istri mu harusnya tau kemana saja suami ku "
" padahal kan gak 24 jam aku nempel di ketek kamu bang " iara bercerita panjang lebar.

Iara dan orang tua piyo memang tidak terlalu akrab, seperti ada jurang pemisah di antara mereka. Wajar sih, karena sebelumnya iara pernah mendengar orang tua piyo membandingkan-bandingkan iara dengan mantan pacar piyo si sora.

" udah ah, gak perlu di bahas lagi " sambung piyo
" yuk kita nonton film ini, bagus loh kata rudit temen kantor ku "
" Kamu tau kan yang, pernah ketemu waktu kita makan bakso gundul " ujar piyo sambil tersenyum

Dan mereka fokus nonton film itu sampe habis,

" Bang... " bisik iara pelan
" Tadi di warung ada ibu-ibu yang kasih saran ke aku, kata nya aku di ruwat aja "
" Emang ada apa sih, kok aku harus di ruwat-ruwat " sambung iara lagi.

Piyo menatap dalam ke arah iara, piyo merasa iba.
" Buat apa lah itu sayang, gak usah di dengerin " jawab piyo

Memang setelah obrolan rudit dan piyo di kantor waktu itu tentang iara, piyo selalu memikirkan iara. Piyo mencari alasan yang tepat untuk membawa iara konsul ke psikolog/psikiater.

" Atau ini saat yang tepat " pikir piyo

Belum sempat piyo mengutarakan maksud nya, iara sudah lebih dulu membuka pembicaraan.

" Bang,,, aku sedih denger ibu-ibu tadi bilang gitu, aku gak gila kan bang " sambil memandang wajah piyo, berharap piyo menjawab tidak.

Piyo hanya terdiam, piyo bingung bagaimana mengatakan ke iara. Apa iara akan terima ajakan piyo, atau malah akan menimbulkan masalah baru. Piyo takut iara marah, piyo takut iara sedih, dan yang paling piyo takutkan jika iara merasa kalo diri nya benar-benar gila.

Sebenar nya hari-hari piyo dan iara berjalan normal seperti pasangan suami istri lain nya, candaan, lelucon menghiasi hari-hari mereka.

Iara itu cewek yang lucu, semasa sekolah dan kuliyah teman-teman iara selalu menyukai iara. Iara itu humoris, supel, baik hati, enak di ajak curhat, berempati, pokoknya iara disukai semua teman-teman nya baik cewek atau pun cowok. Iara mudah sekali berbaur, orang tua teman-teman nya pun sudah menganggap iara anak mereka sendiri. Iara itu orang yang menyenangkan.

Itu menjadi salah satu kenapa piyo menyukai iara dari awal ketemu pada pandangan pertama, saat itu iara kuliyah di salah satu universitas swasta di kota nya. Piyo juga sama, tapi piyo berasal dari kota tetangga.

Piyo baru masuk kuliyah semester pertama, satu kelas dengan teman satu kos iara bernama icha. Iara pertama kali bertemu piyo saat piyo berkunjung ke kosan icha, saat mengunjungi icha karena tangan icha tersiram minyak panas dan melepuh.

Tok..tok..tok... bunyi pintu kosan kamar icha diketuk.
Icha yang saat itu sedang tertidur, meminta iara membukakan pintu kamar nya.

" ia... tolong bukain dong, aku gak sanggup berdiri " icha meminta tolong ke iara.

Iara berjalan kearah pintu dan membukan nya,
Itu pertama kali nya iara bertemu secara langsung dengan piyo. Saling berhadapan.

Sebelumnya iara pernah tau dan lihat foto piyo, icha yang kasih tau.

" ia... dikelasku ada cowok imut banget, kalo ngomong manja gitu "
" ini nih orang nya, sambil menyodorkan foto teman sekelas nya "
" yang ini ia, icha menunjuk muka piyo " karena itu foto rame-rame jadi icha memberi tau yang mana cowok imut yang dia maksud.

" Imut kan ia ? "
" cara ngomongnya lembut banget, mudah akrab sama temen-temen di kelas "
" Enak banget ngajak dia jalan-jalan " lanjut icha menceritakan rentetan kehebatan, kebaikan si piyo.

" Udah kayak prince charming di cerita barbie aja itu cowok " kata iara dalam hati.

Sekitar 5 detik iara dan piyo saling bertatapan mata.

" eh silahkan masuk " ajak iara seraya melangkah menuju kamar icha.

Dari pertemuan itu lah cinta piyo ke iara mulai tumbuh, piyo jadi sering sekali berkunjung ke kostan icha. Dengan berbagai alasan, meminjam buku lah, mengerjakan tugas, mengajak icha curhat, mengobrol dengan teman-teman kostan lain, membawakan gorengan, mengajak bermain kartu, atau sekedar menumpang mandi setelah piyo selesai bermain bola di pantai.

Iara ... ? Bagai mana dengan iara ?
Iara menganggap piyo sebagai teman kuliyah nya icha, adik tingkat nya. Karena iara memang cewek yang supel, jadi mereka gak memerlukan waktu lama buat akrab.

Piyo memang jadi suka gangguin iara, seperti
" mbak...mbak iara..."
" mau kemana mbak ? " saat melihat iara berjalan berangkat ke kampus nya.
( Iara lebih tua 1 tahun dari piyo )

Atau seperti
" mbak cantik banget sih mbak..." tegur piyo saat melihat iara duduk di depan pintu kamar icha.

Atau seperti
" mbak iara..." panggil piyo
" apa ... " sahut iara
Dan itu akan berulang berkali-kali sampe piyo dan iara capek sendiri.

Yah semacam obrolan yang gak penting dan terlihat dungu, hihihi...

Pertemanan mereka berlangsung selama 1 tahun, sebelum piyo memberanikan diri mengutarakan rasa suka nya ke iara.

Rasa suka yang di pendam piyo selama 1 tahun belakangan, lirikan sembunyi-sembunyi piyo seraya mengerjakan tugas kuliyahnya, perhatian diam-diam piyo ke iara.

Iya... piyo mencintai iara pada pandangan pertama.

My husband, My Guardian AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang