Cast:
Kim Doyoung, Lee Taeyong
...
...
...
Keduanya di pertemukan pertama kali ketika keluarga Taeyong berkunjung kerumah Doyoung. Saat itu, keduanya baru menginjak usia sepuluh. Belum mengerti mengapa saat saling berjabat tangan untuk perkenalan, ada perasaan menggelitik di perut Taeyong ketika tangannya bersentuhan dengan kulit lembut Doyoung. Taeyong belum pernah merasakannya, tangan anak laki-laki yang selembut ini selain milik Doyoung, maka ia merasa takjub.
Kedua orang tua mereka bersahabat sejak sekolah menengah pertama, maka Taeyong dan Doyoung memutuskan hal serupa―menjadi sahabat. Bersekolah di sekolah menengah pertama yang sama, bermain bersama―hanya berdua, bahkan bertengkar ringan hanya karena Doyoung ingin Taeyong mengalah, semuanya hanya menjadi kisah mereka berdua.
Taeyong memberikan seluruh perhatian dan kasih sayangnya untuk si manis dengan mata serupa kelinci itu, seperti Doyoung adalah seseorang yang paling berharga baginya. Semuanya sempurna, hubungan persahabatan antar dua orang laki-laki yang diimpikan oleh siapapun yang melihatnya.
Setidaknya Taeyong ingin menjaganya terus seperti itu, sebelum ia menyadari perasaan menggelitik di perutnya yang ia rasakan tujuh tahun lalu, adalah cinta. Taeyong menyadari bahwa senyuman Doyoung adalah sesuatu yang paling ingin ia lihat dipagi hari, daripada matahari. Suara Doyoung adalah yang ingin ia dengar dimalam hari sebelum tidur, daripada dongeng pengantar tidur manapun.
Perasaan cinta kepada Doyoung ini menyenangkan, tapi juga menyiksa karena Taeyong tidak mampu mengatakannya. Ia tidak tahu mengapa ia harus mundur berkali-kali setiap kali ia memikirkan Doyoung mungkin tidak memiliki perasaan yang sama padanya, atau perasaan cinta itu hanya akan menghancurkan tali persahabatan mereka. Taeyong terlalu takut menerima kenyataannya. Jadi ia memutuskan untuk menunggu sedikit lagi, untuk mencari tahu apakah Doyoung juga memiliki perasaan yang sama dengannya. Jika itu dapat dipastikan, Taeyong berjanji pada diri sendiri, bahwa ia akan mengungkapkan perasaan cintanya pada Doyoung. Jadi Taeyong akan menunggu hari itu.
...
...
...
Setidaknya kebersamaan Taeyong dan Doyoung masih berharga untuk satu sama lain, sebelum seseorang datang diantara mereka-Jung Jaehyun. Yang membuat Taeyong semakin kehilangan kepercayaan dirinya untuk meyakinkan perasaan Doyoung padanya.
"Kuperhatikan, akhir-akhir ini kau terlihat akrab sekali dengan si Jung itu." Taeyong mengungkapkan kekhawatirannya saat ia dan Doyoung sedang berbaring sambil membaca komik diatas ranjang pemuda kelinci itu.
Doyoung hanya menoleh padanya sekilas, lalu mengedikkan bahu. "Guru Oh memberiku tugas untuk membantunya belajar."
Taeyong berdecak. "Mengapa harus kau sih? Jelas-jelas Jungwoo atau Kun lebih pintar darimu."
Satu pukulan melayang ke kepala Taeyong, tentu saja Doyoung pelakunya. "Jangan meremehkanku ya." sungut Doyoung. "Lagipula kenapa kau protes? Guru Oh yang membuat kebijakan, bukan aku yang mengajukan diri untuk menjadi pengajar Jaehyun."
Taeyong pura-pura meringis karena pukulan Doyoung di kepalanya. "Tetap saja waktumu untukku jadi berkurang karena kau membaginya dengan si Jung itu."
Doyoung memutar kedua bola matanya malas, jengah pada sifat menyebalkan Taeyong yang ini.
"Pokoknya kau harus berhenti mengajar si Jung itu." Taeyong egois.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doyoung's Journey
Fanfiction[WARNING! 18+] [Oneshoot Collection] Dedicated to all Doyoung stan. Uke!Doyoungx(found on story) ^^ ... ... BoyxBoy!