Cast:
Kim Doyoung, Kim Rowoon
Kang Daniel and others;
...
...
...
Doyoung datang ke sekolah dengan perasaan tak menentu. Di tatapnya bangun bertingkat lima itu dengan pandangan sendu. Jauh-jauh ia pindah dari Guri, untuk masuk ke sekolah elit ini. Mengharapkan kehidupan sekolah yang indah dan menyenangkan, serta punya banyak teman. Namun, yang di dapatinya selama seminggu ini adalah pembullyan dari teman-teman kelasnya. Pemuda itu, Kim Rowoon, yang mengetuainya.
Di sekolah ini, anak baru sama dengan mainan baru. Qian Kun yang pindah dari tiga bulan lalu adalah target risak sebelum Doyoung. Tapi, sejak Doyoung hadir, dialah yang menjadi target berikutnya. Qian Kun perlahan mulai dilupakan karena dianggap tidak menyenangkan lagi.
Doyoung menghela napas berat. Hari ini, apa yang akan terjadi padanya? Ia merasa bergidik saat membayangkan Rowoon dan kelompoknya akan meminta dirinya untuk makan di dalam toilet belakang sekolah yang sudah tak terurus.
"Makan bersama para tikus, sangat cocok untukmu." begitu kata Daniel, yang menjadi salah satu bagian dari kelompok Rowoon.
Doyoung sebenarnya tidak merasa setersiksa itu. Ia melewatinya dengan tenang dan sabar. Ia juga hanya menghela napas pelan saat tidak menemukan meja dan kursinya di dalam kelas. Semua orang hanya menertawakannya. Karena saat Rowoon bilang tertawa, maka semua orang harus menurutinya.
"Dimana aku bisa mengambilnya?" Doyoung bertanya pada Rowoon. Pemuda itu berhenti tertawa, kemudian mengerutkan kening. "Meja dan kursiku. Dimana aku bisa menemukannya?" tanya Doyoung lagi.
Rowoon tertawa keras lagi, diikuti oleh siswa yang lain. "Tidak seru kalau kuberitahu," katanya setelah mengatasi tawa.
"Baiklah." Doyoung berbalik, lalu berjalan keluar kelas untuk menemukan meja dan kursinya. Dan dia menemukan kedua benda itu di atas pohon besar di halaman belakang sekolah.
"Perlu bantuan?" Doyoung terkejut mendengar Daniel yang entah datang dari mana, mengatakan hal itu.
Doyoung hanya menatapnya sekilas. "Kalau kau bertanya begitu, mengapa harus repot-repot menggantungnya di atas sana?" tanya Doyoung.
"Kalau aku tidak melakukannya, Rowoon akan menggantikanmu denganku," jawabnya.
Ya, Doyoung tahu. Semua orang takut dengan Rowoon, entah karena apa.
"Tidak perlu," sahut Doyoung. "Aku tidak perlu bantuanmu. Kalau aku menerimanya, aku akan menjadi sama sepertimu dan yang lain. Menjadi pengecut."
"Aku bukan pengecut," Daniel tanpa sadar berteriak. Hatinya merasa terluka saat mendengar Doyoung berkata begitu. "Kau tidak tahu apa-apa," katanya.
"Aku menyaksikan semuanya. Bagaimana mungkin kau bilang kalau aku tidak tahu?" Doyoung tidak gentar. Di tatapnya Daniel tepat di mata. "Kalian menuruti semua yang dikatakannya. Terlalu takut untuk berkata tidak."
"Kami semua punya alasan," sahut Daniel.
Doyoung tersenyum sinis. "Alasan seperti apa yang membuat kalian mau melakukan hal sejauh ini?"
"Untuk melindungi semua hal yang mereka miliki." itu bukan suara Daniel. Doyoung menoleh pada pemuda itu, dan Daniel sudah menunduk dalam. Suara Rowoonlah yang menggantikannya.
"Oh? Kau datang untuk menonton pertunjukan yang kau buat?" tanya Doyoung.
Rowoon tertawa remeh. "Si brengsek ini benar-benar banyak bicara," katanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Doyoung's Journey
Fanfiction[WARNING! 18+] [Oneshoot Collection] Dedicated to all Doyoung stan. Uke!Doyoungx(found on story) ^^ ... ... BoyxBoy!