[11] Best Friend

5.3K 405 52
                                    


Cast:

Kim Doyoung, Ten Chittapon

and others;

...

...

...

Tigaratus juta bukan uang yang sedikit. Dan Ten tidak tahu bagaimana ia bisa mendapatkan uang sebanyak itu hanya dalam waktu dua hari, atau darimana ia bisa mendapatkannya karena ia masih seorang mahasiswa dan hanya memiliki pekerjaan paruh waktu sebagai pelayan cafe.

Tapi yang lebih mengejutkan dari itu semua adalah, ia—tidak! Orang tuanya yang sudah meninggal sejak tiga bulan lalu itu—memiliki hutang sebanyak itu pada rentenir sialan yang satu jam lalu datang menemuinya di flat. Ten memijit pelipisnya, merasakan pening yang menyiksa.

Doyoung, teman sekamar sekaligus sahabatnya itu, duduk disampingnya dan memberikan usapan lembut di punggung. Pemuda manis itu buru-buru pulang saat menerima telpon dari Ten.

"Sialan itu mau uangnya, lusa." Ten mengulang kalimat itu lagi.

Doyoung mengangguk, ia tahu. "Kita akan coba pikirkan cara untuk mendapatkan uangnya."

"Dalam waktu dua hari?" Ten menatap Doyoung sangsi. "Dan lagi, ini hutangku, bukan hutangmu, jadi jangan bilang kita."

Doyoung menghela nafas berat. "Mengapa kau selalu lupa bahwa kita ini adalah satu?"

Ya, sejak pertemuan ke sebelas mereka di kelas filsafat dua tahun lalu, dua orang itu mulai bersahabat. Doyoung juga kehilangan orang tuanya dalam kebakaran di rumah megahnya saat itu, dan dengan sisa uang yang dimilikinya di tabungan, ia memilih untuk pindah ke Seoul dan memulai kembali hidupnya. Lalu bertemu dengan Ten, anak seorang pengusaha restoran thailand kecil di pinggiran Seoul. Yang tiga bulan lalu juga kehilangan kedua orang tuanya yang bunuh diri karena restoran mereka bangkrut.

Doyoung dan Ten hanya memiliki satu sama lain saat ini, dan hal itu cukup bagi Doyoung sebagai alasan untuk kalimat yang ia lontarkan sebelumnya. "Masalahmu adalah masalahku juga."

Ten terdiam, menunduk. Ia ingin menangis, tapi tidak bisa.

Doyoung bangkit dari duduknya. "Aku akan mencari pinjaman."

Ten mendongak menatap sahabatnya itu. "Kau gila? Bukankah itu sama saja?"

Doyoung terduduk lagi setelah menyadari kebodohannya. "Dimana kita bisa mendapatkan tigaratus juta dalam waktu dua hari?"

Ten mendesah. "Itu juga yang sedang kupikirkan saat ini."

...

...

...

Doyoung tidak sanggup melihat Ten yang semakin terpuruk di atas ranjangnya. Sahabatnya itu bahkan tidak menyentuh makanan yang sudah susah-susah Doyoung buat untuknya. Disaat seperti ini, Doyoung tahu bahwa dirinya tidak boleh ikut-ikutan terpuruk. Maka demi mencari solusi dengan tidak berdiam diri menunggu rentenir sialan itu memenggal leher Ten, Doyoung datang ke bar milik Johnny dan mencoba peruntungannya disana.

"Aku butuh uang." kata Doyoung pada pemuda tinggi, seniornya yang lulus satu tahun lalu.

"Berapa?" tanya Johnny sambil menghisap rokoknya.

"Tigaratus juta."

Johnny langsung terbatuk setelah mendengar nominal yang Doyoung sebutkan.

"Kau gila?" pekik Johnny.

"Ten akan mati dan aku memang akan menjadi gila kalau kami tidak mendapatkan uang itu lusa." balas Doyoung.

Johnny terdiam, karena mulai mengerti situasinya saat ini. "Aku tidak punya uang sebanyak itu."

Doyoung's JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang