sayang

16.6K 835 230
                                    

" sayang.. cintaku.. wifey.."
aku denger ralo memanggilku dari kamar mandi, sekarang ini ralo sering memanggilku dengan sebutan sayang atau wifey selain cintaku sebelumnya.

" iya, kenapa?."
aku mendekatkan diriku ke arah pintu kamar mandi dan ralo tiba - tiba membuka pintu kamar mandi dan melangkah kedepan.

"aauuwww.. "aku memejamkan mataku menunggu badanku jatuh kelantai, tapi aku mencium aroma yg belakangan ini aku suka, seperti aroma manis yg menyegarkan.

aku membuka mataku perlahan. " kamu ga apa?." ralo memelukku, menahan tubuhku agar tidak jatuh kelantai. aku hanya bisa menggeleng pelan, menatap kedua bola matanya yg menghanyutkan, tanpa sadar tanganku bekerja dengan sendirinya, mengusap tetesan air dari rambutnya yg basah didahinya dengan telapak tanganku, ralo tersenyum kepadaku, senyuman manis yg meninggalkan lekukan bolong disebelah pipinya. Aku selalu suka senyuman dan tatapan itu yg seakan memuja diriku, aku menatap bibirnya yg merah walaupun aku tau ralo suka menghabiskan banyak batang rokok dalam sehari.
Aku memejamkan mataku, menghirup aroma yg kini menjadi favoriteku, aku merasakan ralo membelai pipiku, aku menggenggam tangannya yg membelai pipiku. " kenapa tadi manggil aku?"

" aku tadi nyariin kemeja yg waktu itu kamu beliin tapi ga ketemu." ralo tersenyum salah tingkah menatapku.

" kenapa ga bilang biar aku siapin buat kamu."

" pas aku nyari tadi kamunya masih bobo, aku ga mau ganggu tidur nyenyak kamu."

" aku ini siapa? " ralo mnegerutkan alisnya bingung mantapku.

" Aldrina Diva Archimbald." Ralo tersenyum manis menempatapku.

" eehhmmm trus aku ini siapa kamu? " ralo makin menampakan senyumnya paham akan maksudku.

" istrinya Aralo Marion Archimbald." aku mencubit gemas kedua pipi ralo.

" perihh... sayang, kamu suka banget sih cubitin pipi aku." ralo memanyunkan bibirnya yg terlihat tampak sangat lucu dipengelihatanku.

aku mengelus pipinya yg tadi aku cubit, sambil menatap bibirnya yg masih manyun itu. " chuupp.." aku mencium bibir ralo. Aku menatapnya, kembali lagi aku terhanyut akan tatapan dan senyuman manisnya itu. aku kembali mencium bibir ralo perlahan, mengecap bibir yg selalu menampilkan senyum manis ini, aku memberanikan diriku menyesap bibir atas dan bibir bawah ralo bergantian. Aku merasakan ralo menarikku lebih dekat dengannya, dengan kurang ajar tangan ini kembali bergerak dengan sendirinya mengalungkan tanganku di leher ralo, makin mengeratkan posisi ku sekarang ini.
Entah apa yg terjadi dengan diriku, rasanya aku sangat ingin meraskaan bibir ini sepuasku, aku rasa badan ini bukan miliku sepenuhnya. Aku memiringkan kepalaku, aku merasakan ralo membuka sedikit mulutnya, lidah ini dengan beraninya memberikan jilatan di sela sela kecupanku, aku merasakan ralo mengangkatku dan mengendongku, aku yg terkaget makin mengertakan kaitanku tanganku dileher ralo. Ralo kini membalas kecupanku menjadi ciuman yg menggairkahkan, kenapa kurasa menggairkahkan, karna rasanya aku tidak ingin berhenti, ralo menggendongku dan merebahkanku dikasur. Kini ralo sudah berada diatasku, aku ingin gila rasanya, badan ini diluar kendaliku, sampaiku merasakan aku sulit bernafas.
"ssaaa..yyyaanng.."
ralo menatapku, kurasa nafasku seperti orang yg sudah melakukan lari marathon berpuluh kilometer jauhnya, menarik nafas sekuat - kuatnya setelah rasanya paru - paruku ini ingin meledak.

"kamu tadi panggil aku apa? "

" sayang. " aku membelai pipi ralo dan mengusap bibir yg makin terlihat merah menggoda.

" say it again." Ralo menatap sendu kepadaku.

" sayang." rasanya aku ingin menghilangkan tatapan sendu itu kembali menjadi senyuman favoriteku. aku kembali mencium ralo, entah bagaimana kini posisiku sudah diatas ralo, mengangkangi tubuh ralo dan menduduki pahanya. ralo mengecup leherku, memberikan sesapan disana dan rasanya sangat menggelitik menaikan bulu romaku. " aahhhh ssayyy...anggg.." aku merasakan tangan ralo dipunggungku, menambahkan sensasi yg baru kali ini kurasakan dan tidak bisa ku ungkapkan. Entah bagaimana tanpa kusadari kemeja ralo yg biasa ku gunakan pengganti kimono sudah berada entah dimana, menyisakan lingerie yg sudah terangkat sampai kepinggangku karna posisi dudukku.

DivRal (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang