terhanyut

14.2K 768 89
                                    

ralo yg baru sampai tampak lelah menyandarkan kepalanya dipangkuan bianca. bianca yg melihat ralo lelah membelai dan mengusap kepala ralo dengan sayang.

" kamu gimana sih sama diva? "

" baik " ralo menjawab dengan mata terpejam lelah.

" kamu udah 3 bulan, progresnya aku liat gitu gitu aja, slow move banget sih kamu ini."

" ga usah buru - buru sih bi, diva jugakan istri aku, ga akan kemana - mana, waktu itu aku bilang stay in my heart aja dia jawab dia ga ada niat mau kemana - mana, mau dirumah aja. " ralo mengingat jawaban diva hanya bisa terkekeh pelan.

" hahahaha diva jawab gitu, lucu banget sih dia.. antara lemot atau ga peka. " bianca tertawa terbahak - bahak.

" bahagia banget sih bi ketawanya."

" aku bahagia kalau liat kamu bahagia, aku takut diva ga bisa bahagiain kamu, malah nyakitin kamu." bianca membelai pipi ralo dengan sayang.

ralo menggenggam tangan bianca yg memebelai pipinya.
" ga kok bi.. btw makasih bi kamu selalu ada buat aku, aku gatau hidup aku tanpa kamu, kamu itu punya tempat sendiri dihati aku walaupun bukan jadi istri aku."

" kamu bisa bayangin ga, aku di posisi diva sekarang jadi istri kamu, seperti yg suka mommy sita tanyain buat jadi istri kamu aja." bianca tersenyum menatap ralo.

" gatau bakal gimana, dulu pas pacaran aja kita jadi berantem mulu, serba salah.. kamu jadi posesif, aku ga bisa di posesifin, tapi aku ga bisa jauh - jauh dari kamu, tapi giliran deket ada aja di yg didebatin, lucu yah kita dulu." ralo mengecup tangan bianca yg dia genggam mengingat hal itu.

" iya akhirnya aku ngerasain apa yg mantan - mantan kamu rasain, gamau ngelepasin kamu buat siapapun, takut kamunya kebagi, karna yg model kaya kamu cuma 1 aku temuin, ga ada duplikatnya atau ga ada duanya."

" kunci aja ada duplikatnya bi."

" kamu kayak kunci yg bisa buka banyak hati." bianca mencubit hidung ralo gemas.

" apalah.. emang aku apaan." ralo menghadapkan kepalanya ke perut bianca dan memeluk dengan erat. "kangen meluk kamu kaya gini."

ralo makin terbawa suasana karna mencium aroma bianca, ralo sangat suka aroma parfum yg dipakai bianca, ralo menyelipkan tangannya dibalik pakaian bianca dan membelai punggung bianca perlahan. ralo menegakan badannya membawa bianca kedalam pangkuannya menghadap ralo.

" kiss me, bi.. " bianca menatap mata ralo, mata yg selalu menghanyutkannya dulu, mata yg membuatnya tidak ingin berpaling, mata yg membuatnya jatuh dalam pesona ralo. ralo membelai pipi bianca perlahan, membelainya dengan lembut dari pipi sampai ke rahang bianca berulang ulang terus tidak melepaskan tatap tatapan penuh makna itu.
Ralo tersenyum manis sambil menatap bianca, dan hancur sudah pertahanan bianca melihat senyuman yg membuatnya jatuh kedalam pesona ralo. Bianca mencium ralo perlahan, memejamkan matanya, menyesap rasa bibir yg sudah lama tidak di icipnya.
"kamu abis minum?" bianca bertanya disela sela aksi ciuman mereka.

" wine, cuma beberapa gelas pas tadi ketemu client." ralo merapatkan pelukannya.

" i like the tasted in your mouth." Bianca kembali mencium ralo, penuh hasrat entah karna sudah lama mereka tidak melakukannya, atau rasa wine yg tertinggal dari mulut ralo.

" if you like it, kita masih ada moscato di kulkas. kita bisa share mouth to mouth kaya dulu." ralo tersenyum jahil sambil menaik turunkan alisnya.

" ga perlu, kamu aja udah cukup." bianca memiringkan posisi kepalanya, memperdalam ciumannya, berganti - ganti mengecap seakan tidak ingin berakhir, bermain - main didalam mulut ralo, mengabsen deretan gigi ralo hingga bibirnya.

" still a good kisser, my turn." ralo mencium bianca dengan perlahan, mencium leher bianca dengan perlahan, memberikan kecupan kecupan ringan disetiap gerakannya menuju kerahang bianca, bianca hanya bisa menengadahkan kepalanya memeberikan akses seutuhnya ke ralo. Kecupan kecupan hangat yg tak berhenti sampai ketelinga bianca, " aroma kamu ga berubah". ralo memberikan sedikit jilatan dan gigitan kecil didaun telinga bianca, bianca hanya bisa mendesah dan menarik rambut ralo pelan, bianca lemah dengan buaian ditelinga dan lehernya dan ralo tau itu.
ralo melakukannya sangat perlahan, ralo tau pasti apa yg bianca suka, apa yg membuat bianca menyebut namanya berkali - kali.

" open your mouth." bianca langsung menuruti perintah ralo membuka sedikit mulutnya, yg sedari tadi dia gigit. Ralo menjilati dan mengecup bibir atas dan bawah bianca bergantian dengan sangat menggoda, bianca sudah tidak tenang duduk dipangkuan ralo. Ralo menelusupkan lidahnya kedalam mulut bianca, memberikan buaiannya didalam sana, tangan ralo tidak lupa membelai bahu bianca perlahan, turun menuju perut bianca memberikan usapan dan belaian diperut halusnya. ciuman mereka semakin panas, ralo masih bermain - main diperut dan sebelah dada bianca belum menyentuhnya, membuat bianca semakin mendamba.

" bebb.. please.." bianca sudah tidak tahan.

" apa bi?" ralo tersenyum jahil.

" touch me." bianca menggerakan badannya memberikan kode.

" my pleasure... " ralo kembali mencium bianca pernuh hasrat, memeberikan ciuman dilehernya, tangan ralo menuju punggung bianca melepaskan kaitannya, ralo menarik baju bianca, kini bianca sudah bertelajang dada. Ralo menatap penuh damba apa yg sekarang didepan matanya, bianca salah tingkah akan tatapan ralo, dan badannya sudah mendamba menunggu kelanjutannya.

" bebb jangan diliatin terus sih." bianca mengusap perlahan pipi ralo.

" susu gantung." ralo tersenyum jahil ke bianca.

" bodoh... " bianca menyentil dahi ralo kesal. ralo hanya mengusap perlahan dahinya.
" bikin drop tau ga, kebiasan jail ahh.. " bianca bersungut - sungut turun dari pangkuan ralo.

" hahahahha hahahahah " ralo hanya tertawa terbahak - bahak melihat reaksi bianca.

" im done..." bianca mencari pakaiannya yg entah dilempar kemana oleh ralo.
" bebb baju aku dilempar kemana sih?" bianca celingak - celinguk mencari pakaiannya. " bebb, bantu cari sih..."

" ga ah.. aku duduk aja lagi liatin pemandangan susu gantung ahahahha"

" otak kamu yah, astagah.. cepetan bantuin aku cari. "

" itu tuh.. ada dibawah kolong meja." bianca langsung memakai pakaiannya.

" sini.. sini.." ralo menepuk pahanya menyuruh bianca kembali dalam pangkuannya. bianca langsung menuruti perintah ralo.

" apa lagi hmn? " ralo tersenyum melihat muka cemberut bianca.

" maaf... aku ga maksud" ralo mengecup kening bianca.
" maaf aku kebawa suasana, aroma kamu itu menggoda penciumanku berasa seperti dulu." ralo memeluk bianca dengan erat. bianca menyenderkan kepalanya dibahu ralo.

" aku juga.. berasa aku khianatin diva, untung kamu bikin aku drop hahahahah" mereka berdua tertawa.

" kita pulang..... " terdengar suara diandra perlahan masuk di ikuti diva dibelakangnya.
" eiitttsss... ada yg unyu unyuan disini." diandra menatap tajam ke arah bianca dan ralo berbanding terbalik dengan suara manisnya.

" lohhh.. kamu udah pulang, aku pikir bakal telat lagi makanya aku sama diandra santai. " diva merapikan belanjaannya yg ditentengnya, melihat dengan santai aksi pelukan ralo dan bianca tadi, bianca beranjak turun dari pangkuan ralo.

" aku bawain makanan buat kalian, yukk makan." diva menuju ruang makan di ikuti oleh ralo dibelakangnya.

diandra memberikan tatapan tajamnya dan mengundang tanya kearah bianca yg masih duduk manis di sofa, bianca hanya menjawab tatapan itu dengan senyuman salah tingkah sambil menggaruk - garuk kepalanya yg tidak gatal, yg membuat diandra geleng - geleng kepala melihat tingkah sahabatnya ini yg tingkahnya sudah dia hapal diluar kepala.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

DivRal (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang