diva
aku termenung duduk sendiri masih ditemani sepi, bingung akan semua yg telah terjadi. Suara rintik hujan menemani malamku yg makin kelabu setelah ralo beranjak pergi, hanya gemericik hujan yg menemani, mugkin aku butuh sendiri menjawab semua pertanyaan ini.
*flashback
semua berkelebat dalam otaku, apa ini semua nyata? aku menyentuh pelan dadaku, detak ini aku tak pernah tau kemana dia akan menuju. aku takut akan rasa ini, sungguh aku takut, aku takut ketika ku melabuhkan hatiku, menentramkan detak jantungku kemana dia akan menuju. senyuman itu yg sekarang ini menganggu tidur nyenyaku, karna senyuman itu lalu lalang didalam isi kepalaku yg mulai menggila karna kehadiranmu, apa kau tidak lelah lalu lalang didalam otakku? aku yg lelah mengartikan maksud isi kepalaku ini. apa arti semua ini?
aku membuka ponselku ada notif chat masuk dari mario.
maaf, aku mohon dengerin semua penjelasan aku. aku ngaku aku salah, aku khila.
mau kamu apa lagi sih?
kasih aku kesempatan buat jelasin semuanya.
oke.
aku jemput di studio yah.
oke.
Mario menjelaskan perihal mabukku, iya dia mengaku sengaja ingin membuatku mabuk lalu membawanya ke apartemennya dan melakukan hal yg selama ini aku tolak ketika dia meminta, dia selalu berkata aku tidak cinta dengannya, aku tidak sayang dengannya karna tak mau melakukan itu dengannya.
cinta? sayang? bayangan itu kembali berkelebat di otakku ini, ya tuhan.. kenapa lagi lagi dia selalu berada didalam otakku, bertengger manis tidak bergeser sedikitpun dari ingatanku.
aku menatap mario dalam, mencoba menatap matanya, melihat raut mukanya yg dulu selalu menemaniku, aku mencoba membelai wajahnya, merasakan rambut rambut halus yg membingkai rahangnya, aku memejamkan mataku merasakan sentuhkanku, aku membuka mataku mario tersenyum menatapku, aku mencoba memberanikan diriku mencondongkan badanku mengecup bibir mario perlahan, mario terkesiap akan tingkahku, dan lagi aku memberanikan diri berbuat lebih memulai ciuman ciuman yg kurasa membangkitkan hasrat mario.
Mario sangat berhasrat membalas ciumanku, menggenggam rahangku, menenggakan wajahku menuntut memperdalam ciumannya, mario mencium pipiku, perlahan menuju leherku, memberikan kecupan dan hisapan disana.
Tangan mario sudah merajalela didadaku, meremas payudaraku dan berusaha membuka bajuku. Aku mencoba menghentikan aksi mario dengan mendorong tubuhnya perlahan." mario.. stop it kita didalam mobil ini."
"lanjut diapartmen aku aja yah." mario membelai pipiku.
" lain kali aja yah, aku capek mau istirahat." aku merapikan pakaianku ingin segera keluar dari mobil ini dan pergi dari sisi mario.
" tapi babe.. please, sumpah ini ketang banget.. " mario memelas menatapku.
" maaf yah.. " aku berusaha tersenyum mantap mario dan langsung keluar dari mobil sebelum aksi aksi dia membujuk ku kembali.
aku berjalan kedalam rumah sambil berpikir semuanya terasa berbeda, rasanya tidak sama, jantung ini berdetak lebih cepat ketika melakukannya berasa ralo, rasa itu ada ketika bersama ralo, tidak kurasakan bersama mario tadi.
sampai aku merasakan rasa perih dipipiku akan tamparan siska.
*flashback end
apa ini menjawab semua yg berkelebat dalam otaku? apa ini yg hatiku mau?
tapi setelah semua yg terjadi akankah ralo sudi menatapku mengingat tatapannya yg sarat akan kecewa, bahkan senyumnya pun tak seperti biasanya.
mengingat akan ucapan siska akan cintanya yg tulus merelakan cintanya asal ralo bahagia, yg nyatanya aku mengecewakannya.tanpa aku sadari air mataku sudah banyak berjatuh mengingat yg terjadi tadi, sampai aku merasakan usapan lembut dipipiku.
" pipinya masih sakit? "
aku menatap mata itu, mencoba menyelami makna semua ini. aku hanya menjawab dengan gelengan kepala.
" kenapa nangis? " ralo tersenyum manis menatapku.
aku makin tersedu melihat senyumannya, senyuman yg ku takutkan sirna akan perbuatanku.
" kok makin kejer? beneran sakit pipinya ya? maafin siska yah." ralo mengusap pipiku perlahan dan lagi aku hanya menjawab dengan gelengan kepala. kenapa dia yg meminta maaf harusnya aku, semua salahku.
" bangun yah, dari aku pergi sampe aku pulang kamu masih duduk dilantai." ralo berusaha membangunkanku, namun aku hanya kembali menggelangkan kepala.
" maunya apa hmmm? " ralo menatapku dalam.
" tolong peluk aku, please... " aku bersuara lirih. ralo tersenyum menatapku dan memelukku. aku mengeratkan pelukanku, merasakan hangat ini, memahami maksud semua ini.
" maaf... maaf..maaf..aku mohon maafin aku, jangan tinggalin aku." aku makin tersedu memeluk ralo dengan erat. Ralo berusaha melepaskan pelukanku.
" please.. kaya gini aja dulu. " aku makin mengeratkan pelukanku, ralo mengusap punggungku dan mengecup kepala perlahan, sampai rasa lelah ini membebani mataku.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.maapken lama updatenya, maapken kalau yg ini kurang atau gaje. hihihi
KAMU SEDANG MEMBACA
DivRal (tamat)
Romancedimulai dari sebuah perjodohan aneh, perjodohan berbeda dari yg biasanya. perjodohan yg berbeda dijaman siti nurbaya, mungkin ini perjodohan masa kini yg dibuat bisa bisa aja. btw ini gxg yah, garis keras plis jangan marah. aku ga minta pedes karet...