" diva pulang..." diva menyapa diandra dan bianca yg sedang santai diruang tamu sambil membaca majalah.
tidak lama disusul suara derapan sepatu dibelakang diva.
" prraakk.." anggep aja itu suara tamparan. lol" apa - apaan sih bebb, lo gila hahh?! diandra terkaget melihat tingkah siska yg datang - datang menampar diva.
"slut... bitch.. " siska sudah bersiap - siap ingin kembali menapar diva.
" siska CUKUP!! " terdengar suara ralo yg sedang turun tangga dari lantai 2.
" she's like a bitch!! you know what?!! dia make out sama pacarnya itu dimobil, dan lebih parah nya lagi depan rumah kamu!!" siska menatap tajam ke arah diva.
Ralo menatap siska tanpa ekspresi.
" aku tau, kamu ga akan percaya omongan aku tanpa bukti. so, aku rekam ini buat buktinya." siska mengunjukan hasil rekaman dari ponselnya ke ralo." ini bener? " Ralo menatap diva yg diam terpaku menundukan kepalanya sambil memegang pipinya yg tadi ditampar oleh siska.
" bebb.. sini hpnya aku mau liat." bianca meminta ralo menyerahkan ponsel siska yg di genggamnya,namun ralo memgacuhkan bianca, tatapan ralo hanya mengarah ke diva.
" bebb... " diandra menyentuh bahu ralo perlahan.
ralo menatap diandra yg menyentuh bahunya. " kenapa di? " ralo bersuara sangat pelan mencoba menahan gejolak didalam hatinya menahan perih.
diandra menyentuh tangan ralo yg memegang ponsel siska. " hpnya siska aku pinjem yah."
ralo menyerahkan ponsel siska yg digenggamnya yg langsung dirampas oleh bianca yg sudah tidak sabaran." slow nyet.. slow.. gue juga mau liat itu, jangan sampe hpnya siska jatoh trus ancur." diandra mengahampiri bianca yg sudah menatap hasil rekaman siska tadi.
" really div? you did it? " bianca menatap diva tak percaya, diva yg mendengar pertanyaan bianca hanya bisa menjawab dengan mata berkaca - kaca menatap bianca dan diandra. Diandra hanya bisa mengehela nafas sambil mengusap - ngusap perut buncitnya yg membesar.
siska menatap tajam ke arah diva " elllaahhh..ga usah sok melas deh lo, bitch.. percuma!!"
" siska, diva istri aku, tolong bahasanya."
" aku kesel bebb, sama perempuan 1 ini, aku relain kenyataan kamu yg tiba - tiba punya istri tanpa aku tau. nyatanya perempuan ini ga layak buat kamu, aku harus kalah sama perempuan yg ga bener - bener sayang sama kamu, yg ga bener - bener cinta sama kamu. Kamu tau aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu, i do love you bebb.. sampe aku sadar cinta ga harus miliki dan biarkan kamu bahagia dengan pilihan kamu sekarang, tapi nyatanya ini. rasanya sakit tau bebb, rasanya pengorbanan aku sia sia buat relaian kamu sama yg lain." siska mengusap kasar air matanya yg berjatuhan sambil mentap ralo.
" maaf" diva berujar lirih, makin menundukan kepalanya setelah mendengar ungkapan perasaan siska.
" MAKSUDNYA TADI APA YA?!!"
semua orang menoleh ke arah suara menggelegar itu berasal.
" ngapain lo disini?!" siska memaki orang yg tanpa babibu sudah berada didalm rumah.
" hp diva ketinggalan dimobil, gue mau balikin. tapi gue malah denger drama lesbian kalian ini."
" sorry, lo masuk tanpa permisi. makasih buat hpnya, tapi silahkan keluar." diandra berusaha menjawab ucapan mario dengan sopan.
" santai aja mba, ga usah marah - marah nanti brojol baru tau rasa." mario meledek diandra.
" hehh lo yg sopan yah, keluar sekarang!!."
bianca kesal dengan ucapan mario kepada diandra." santai.. santai.. gue juga mau cabut kok, btw yah diva sayang.. kamu perlu inget - inget apa yg tadi kita lakuin dimobil, aku rasa aku lebih dari suami kamu ini, ehh upsss salah istri maksudnya. Aku lebih jantan dari istri kamu ini dan lebih - lebih aku punya kejantanan dibanding dia, aku bisa kasih kamu banyak anak dengan kejantanan aku ini dibanding istri kamu yg cuma punya jari." mario menatap hina kearah ralo.
"praaakkk... " bianca menampar mario dengan kencang sampai darah mengalir dari sudut bibirnya. Mario yg kesal akan tamparam bianca ingin membalasnya.
" jangan coba - coba lo berani angkat tangan lo buat sentuh dia, saya akan pastikan jemari anda tidak akan bisa mengangkat sendok sedikitpun." Ralo sudah berdiri disamping bianca dan menatap mario dengan tajam.
"silahakn keluar, pintunya masih sama dengan tadi anda masuk!!" diandra juga sudah beridiri disamping bianca.
" okay.. okay.. gue cabut, diva sayang kamu masih inget nomor hp akukan, telpon aku kalau kamu udah selesai coba - coba buat jadi lesbian, aku masih mau terima kamu kok." mario tersenyum sinis menatap diva.
" pergi please... "diva memohon menatap mario. Mario mengedipkan matanya ke arah ralo sebelum dia beranjak keluar rumah.
" adduhh.... " diandra mengusap perutnya sambil meringis.
" kenapa bebb? " bianca dan siska berbarangan bertanya panik menatap diandra yg meringis memegang perutnya.
" mules... " diandra memjamkan matanya, mencoba bersender ketembok, ralo yg melihatnya langsung membopong diandra menuju sofa.
" HPL kamu masih dua bulan lagi bebb, jangan bikin takut ih. " bianca membantu mengusap - usap pelan perut diandra. (HPL= hari perkiraan lahir)
" kita kedokter aja yah di? " ralo bertanya pelan ke diandra. diandra hanya menjawab dengan anggukan.
Ralo beranjak meninggalkan di sofa untuk mencari konci mobil didalam kamar.
" ralo... please sebentar dengerin penjelasan aku dulu. " diva mengikuti ralo yg berjalan ke arah kamar." apa yg mau kamu jelasin bunny? masih ada lagi yg belom aku liat hmmm ada lagi yg perlu aku tau?"
" tapi ga semua yg kamu liat itu bener, kamu harus dengerin penjelasan aku dulu" diva memelas bercucur air mata menatap ralo.
" aku anter diandra ke rumah sakit, kamu dirumah aja yah, ga usah nangis, kamu tau aku ga suka liat air mata ini turun dari mata indah kamu." ralo mengusap perlahan air mata diva yg mengalir dan meninggalkan diva yg jatuh terduduk tak berdaya menatap punggung ralo.
" sayang.... please... " ralo berdiri terdiam mendengar ucapan diva, namun ralo masih merasa sakit dengan apa yg diliatnya tadi, butuh waktu untuk memahami apa yg dia lihat, butuh ketenangan diri untuk mengerti dan berbicara dari hati ke hati menyelesaikan masalah ini. ralo beranjak meninggalkan diva yg menangis dibelakangnya, walaupun rasanya ralo ingin kembali untuk mengatakan tolong jangan menangis dan menanyakan apakah pipinya masih terasa sakit.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
DivRal (tamat)
Romancedimulai dari sebuah perjodohan aneh, perjodohan berbeda dari yg biasanya. perjodohan yg berbeda dijaman siti nurbaya, mungkin ini perjodohan masa kini yg dibuat bisa bisa aja. btw ini gxg yah, garis keras plis jangan marah. aku ga minta pedes karet...