realized

13.9K 785 415
                                    

aku termenung duduk di gazebo, hanya bisa meratapi kesedihanku, saat pagi ku terjaga ralo sudah pergi, dia memberi tahuku via whatsapp kalau dia akan pergi beberapa hari, aku menyentuh dadaku rasanya sesak, inginku menangis namun makin terasa sesak penuh akan rasa ini.
" diva..." aku menoleh kearah suara yg memanggilku.

" seriusan yah div, kalau bisa gue bilang gue kecewa sama lo, gue kecewa banget, tapi ada sisi didalam hati gue yg bilang ga percaya gitu aja dengan apa yg gue liat. kadang orang melihat lihat apa yg mereka ingin lihat, orang mendengar apa yg ingin mereka dengar tanpa tau proses sebelum terjadinya apa yg dilihat oleh mata kita ini. so, gue kasih lo kesempatan buat jelasin maksud semua itu." bianca duduk disebelah diva, menatap wajah diva yg sayu.

" kalau lo bisa liat ekspresi gue sekarang ini, pasti lo tau gimana rasanya gue sekarang ini."

" kadang apa yg kita lihat itu bisa menipu, thats way gue minta penjelasan. tapi iya karna gue liat muka lo yg kusut masai ga bergairah ini akhirnya gue tanya juga, diandra juga bilang buat tanya kondisi lo."

" gimana diandra? semuanya oke kan? "

" so far, so good.. kram perut karna pikiran kayaknya. "

" maaf.. " aku menundukan kepalaku mendengar diandra jadi seperti itu.

" its okay, masalah diandra udah lewat dan hasilnya bagus ga ada masalah. ralo yg kadang suka teralu over ngejaga kita." bianca tersenyum menatapku.

"lucky you to have ralo in your life." aku tersenyum menatap bianca.

" laahh.. kamulah yg paling beruntung, dia punya kamu, dia milik kamu, kamu istrinya di kala siska ngarep mau jadi istrinya ralo." bianca tersenyum kecil.

" rasanya gimana gitu, denger omongan siska kmaren, segitu dia sayang sama ralo dan aku dateng."

" mereka juga udah lama ga sama - sama kok, tapi ralo selalu ada disaat siska butuh, sayangnya ralo beda, beda sayangnya dia ke gue, ke diandra, bahkan yg lain."

" gue? " aku bertanya pada bianca.

" Lo kenapa? bianca menaikan alisnya 1 menatapku.

"Ralo sayang ga sih bi sama gue? "

" Lo masih nanyain itu? " aku hanya mengangguk menjawab pertanyaan bianca.

" boddoohhh.. " bianca menyentil keningku pelan, aku hanya bisa memanyunkan bibirku pasrah.

" masa lo ga bisa liat sikapnya ralo selama ini ke lo gimana?"

" gue bingung bi.. " aku tertunduk lesu.

" hati lo bilang apa div? "

" hati gue aja bingung bi." aku tersenyum salah tingkah menatap bianca.

" hati lo sebenernya tau apa yg dimau, tapi lo yg ga paham artinya. kok gue heran masih ada aja seorang model cantik, banyak yg suka, tapi ga paham cinta, ga peka banget malah." bianca menggelengkan kepalanya menatapku.

" yuuhhuuu... gluduk gluduk ga ujan - ujan, duduk duduk ga jajan jajan." diandra datang menghampiri kami.

" apalah yg satu ini dateng malah jayus."
bianca meledek diandra, aku hanya tersenyum menatap diandra melihat perutnya yg semakin membuncit.

" duduk siang siang gini pinggir kolam ga ada yg dingin - dingin itu kurang rasanya. jadi gue bawain yg seger - seger buat nemenin kita rumpi, mau delivery order juga ga kita?"

" Lo aja yg makan kalau mau, gue makasih makan mulu kalau sama lo bawaannya hahahaha"

" jadi bi.. maksud lo sekarang gue gendut gitu? " diandra memelototkan matanya menatap diandra.

" yg bilang lo gendut siapa? "

" gue! "

" naahhh bukan gue dong yg bilang lo gendut? " bianca menjulurkan lidahnya ke diandra, aku hanya bisa tertawa kecil melihat interaksi mereka.

" tapi secara ga langsung lo nyindir gue yg sekarang makan mulu nyet.. "

" ehhh ibu hamil kasar bet sih, aku sedih dengernya." bianca berdrama berpura - pura sedih.

" ga usah drama, muka lo muka ibu tiri bi, ga bisa lagak tertindas teraniyaya bak bawang putih dibully bawang merah."

" ahahhaha hahahaha hahahahah" aku dan bianca tertawa mendengar ucapan diandra.

" awwukk ahhh gue mau ke dalem dulu mau tlp gerard suruh pulang cepet, biat gue punya banyak aktifitas. "

" aktifitas apa di? " aku bertanya mentap diandra.

" seriusan mau tau? " diandra menatapku dan aku menjawab dengan anggukan.

" aktifitas yg ens ens.. aktifitas ena ena.. aktifitas kasur buat bakar kalori dan senam jantung unncchhh." diandra dan bianca tertawa bersamaan.

" senam jantung? " aku menatap serius ke diandra.

" pas kamu kissing waktu itu sama ralo jantung kamu detaknya lebih cepet ga dari biasanya? "
aku menyentuh dadaku merasakan detak jantungku." kayaknya iya lebih cepet dari biasanya"

" kalau pas sama mario kmaren gimana? " aku menggeleng menjawab pertanyaan diandra.

" rasanya beda, sama ralo tuh rasanya kayak ga bisa ngelepas tatapan mata ini, maunya liat dia, tatapanya ralo gimana gitu rasanya.. ngeliat dia tidurpun rasanya juga gimana gitu, bahkan denger suara dia mendengkur pas tidur aja rasanya pengen aku pelukin."

" berati sebenernya lo udah tau div apa mau hati lo, jadi maksudnya kmaren sama mario itu apa? " diandra menatapku.

" itu yg kaya kamu tanyain, aku mau tau bedanya dan aku mau tau apa mau hati aku ini."

" so? " bianca dan diandra bersamaan bertanya padaku.

" kayaknya isi kepala aku ini sekarang isinya ralo semua, hati aku ga bisa aku boongin pas aku coba dengan mario, aku mikirin ralo. sakit liatnya pas ralo munggungin aku dan beranjak pergi ninggalin aku kemarin.

" uuhhhhh sedddiihhh sini peluk... " diandra memeluk diriku erat. " semuanya akan baik baik aja kok, kamu cuma butuh waktu banyak sama ralo buat bisa ungkapin isi hati kamu. "

" ehhh bawang bombay kenapa lo masih disini, katanya mau tlp gerard, ini masih disini aja. " bianca mencubit lengan diandra pelan.

" issshhhh bawang merah biasa aja kali, guekan mau peluk peluk manja diva dulu. " diandra menjulurkan lidahnya ke bianca.

" btw makasih yah udah mau dengerin tanpa menjudge gue, nikah sama ralo tuh complete banget yg gue dapet.. kalian tuh pelengkap kehidupan gue sekarang ini, stay disini aja yah." aku terharu menatap bianca dan diandra.

" peluk teletubbies" bianca memeluk diandra dan diva bersamaan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

DivRal (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang